Demi Biasku yang Tersakiti |...

By KHS407

578K 35.1K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4

Special Story 5 - TAMAT

10.9K 603 80
By KHS407

Sesuai dugaan, Cree dan Leon sungguh-sungguh ingin bergabung memancing.

"Sungainya akan membeku sebelum kita kembali ke ibukota, kan?"

"Tak bisakah kita tetap disini hingga kita bisa memancing di es?"

Hestia merasa kesulitan. Ia berpikir kalau sungai tak akan membeku selama mereka berada di Attica. Namun, jika ia menjawab dengan sejujurnya, meja makan ini akan dipenuhi dengan lautan air mata.

Jadi Hestia merasa harus menjawab dengan hati-hati.

"Yah, sulit untuk memperkirakan kapan tepatnya sungai akan membeku. Kondisi cuacanya harus sangat dingin selama beberapa hari berturut-turu"

Walaupun cara Hestia menyampaikan berputar-putar, putranya yang cerdas bisa dengan cepat menangkap maksudnya. Itu berarti tidak mungkin.

"Kalau begitu, kita tak bisa memancing di es?"

Bahu Creus sedikit menurun.

Kemudian Hestia melirik Caelus meminta bantuan. Akhirnya Caelus terpaksa menengahi.

"Ayah rasa begitu..."

Kini sekarang Leon turut bersedih. Suasana meja makan yang tadinya berisik, dengan cepat menjadi sunyi senyap.

Caelus buru-buru menambahkan setelah memutar otaknya.

"Tapi...bukan berarti tidak ada pilihan alternatif lain. Apa kalian ingin mendengarnya?"

"Ya!!"

Tatapan kedua putranya menjadi berkilau seolah mereka menemukan titik terang.

Setelah menghela nafas, Caelus berbicara.

"Kalian bisa tetap disini hingga pertengahan musim dingin, hanya ayah dan ibu yang akan kembali ke ibukota"

"Ya?"

"Oh..."

Ekspresi keduanya menjadi kosong karena tiba-tiba mereka harus 'berpisah' dengan orang tuanya.

Kali ini Hestia pun membantu.

"Tapi jika kita tidak melakukan pilihan ini, tidak ada cara lain untuk kalian memancing di es selama di Attica"

"Hm..."

Sekarang gantian kedua putranya yang merasa kesulitan. Bersamaan dengan saran berani dari kedua orang tuanya, Creus dan Deucalyon yang diberikan pilihan, merasa khawatir.

"Tapi aku tak mau berpisah dari ibu dan ayah"

"Benar..."

Hestia tersenyum lembut.

"Ayah dan Ibu harus kembali ke ibukota dalam waktu yang sudah diizinkan oleh Kaisar. Kita tidak boleh melawan perintah Yang Mulia, kalian tahu kan?"

"Iya..."

Kedua putranya menjawab bersamaan.

Tidak terdengar adanya pemaksaan dari cara bicara orang tuanya. Cree dan Leon kini berada di persimpangan pilihan antara kembali bersama dengan keluarganya atau berpisah sementara hanya mereka berdua.

Pada akhirnya, Creus berbicara dengan perasaan berat.

"Bisakah aku memikirkannya lebih dulu dan nanti akan kuberitahu keputusannya?"

Hestia dan Caelus sudah siap untuk menyetujui.

"Baiklah, pikirkan dengan baik baru memutuskan"

Salah satu kebijakan pasangan ini dalam mendidik yaitu mengizinkan anak-anaknya untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri, serta ditambah dengan norma keselamatan.

Mereka berusaha memberikan kemandirian sebanyak mungkin.

Sebagai tambahan selain untuk mengembangkan kemandirian, pilihan ini juga bertujuan agar anak-anaknya bisa memahami konsep peluang sesuai dengan pilihan mereka.

Caelus dan Hestia menyadari lebih awal jika mereka mencoba mengajari dengan memaksa, maka tidak akan berguna jika anak-anaknya tidak menerimanya.

Dalam perjalanan kembali menuju ibukota setelah menetap di Attica selama satu bulan.

Kereta milik Duke yang luas berisikan lima anggota keluarga didalamnya, sama seperti ketika berangkat.

Creus dan Deucalyon akhirnya memutuskan tidak menetap di Attica hingga musim memancing di es. Mereka memilih untuk bersama dengan keluarganya.

Hestia pun bertanya.

"Kalian benar-benar tidak ingin menetap hingga musim dingin?"

Creus menjawab sungguh-sungguh.

"Iya, kami baik-baik saja. Kita bisa memancing di es lain kali, dan kita bisa memancing di sungai ibukota jika nanti membeku:

Caelus pun menjawab.

"Yah, sungai di ibukota pun terkadang membeku ketika musim dingin"

Pilihan ini dibuat setelah mempertimbangkan selama beberapa hari. Jadi, Hestia dan Caelus menjawab dengan serius pada keputusan kedua putranya tanpa menertawakan atau mengeluh.

Pada akhirnya, topik obrolan pun berubah.

"Apa kalian mengucapkan selamat tinggal pada teman-teman sebelum pergi?"

"Iya, aku bilang aku akan kembali lagi nanti, dan aku juga memberikan camilan"

Leon menjawab dengan baik. Seperti yang disarankan oleh orang dewasa, anak-anaknya menuruti dan mengucapkan selamat tinggal pada teman-temannya di desa.

Hestia perlahan mengusap rambut perak putra kedua nya.

"Bagus, Leon. Kamu harus datang lagi lain kali untuk menepati janjimu"

"Iya"

Seseorang berkata kalau bepergian pasti meninggalkan penyesalan. Dengan begitu, kita bisa menanti perjalanan selanjutnya.

Lalu Cree membuka kantung yang ia bawa dengan begitu bangga.

"Ini dari Paetone dan Paenone, mereka membuatnya sendiri"

"Oh, mereka cekatan"

Benda yang ada didalam kantung yaitu pisau kecil yang dibuat dari kayu. Namun, jika dilihat sekilas, bentuknya menyerupai sebilah pedang.

Seperti yang diharapkan dari anak seorang ksatria.

Mainan yang mereka mainkan juga cukup unik.

Caelus tersenyum melihatnya. Ia senang anaknya bisa mendapat teman baik di Attica. Karena teman mereka berasal dari desa, sewajarnya mereka akan merasa sayang pada anak-anak itu juga.

Hal ini merupakan hal yang baik karena salah satu putranya akan mewarisi status sebagai pemilik Attica.

Carites sudah tertidur tanpa disadari.

Hestia berpikir sambil menatap putri bungsunya. Mungkin Tess hanya akan mengingat sedikit dari perjalanan ke Attica ini.

Tapi, perasaan hangatnya akan tetap terasa. Mungkin hanya gambaran samar. Bagi seorang anak yang masih harus tumbuh, hal itu pun sudah cukup.

Cree dan Leon mulai mengobrol berdua. Hestia sedikit mendengar kalau mereka sedang mengingat ketika mereka bermain dengan anak-anak desa.

Hestia memandang keluar jendela.

Musim dingin Attica sudah menjauh.

Setelah kembali ke rumah, Cree dan Leon pergi keluar untuk memamerkan kehidupan mereka selama di Attica pada temannya, Eufiter dan Venus yang tinggal di istana. Sedangkah Tess akan tidur siang ditemani Clarice.

Hestia pun menuju kamarnya.

Berkat hal ini, Hestia dan Caelus bisa menghabiskan waktu hanya berdua dengan nyaman setelah sekian lama.

"Uh...perasaan santai ini... sudah lama tidak merasakannya..."

Hestia tersungkur di sofa.

Selama di Attica, ia tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat, karena ia harus menyelesaikan tugas bagi tuan tanah yang harus ia periksa dan tangani sendirian dalam waktu satu bulan.

Tapi bukan berarti Caelus juga bisa bersantai. Ketika Hestia sibuk dengan pekerjaannya, ia bertugas mengurus anak-anaknya, walaupun ia juga dibantu oleh banyak pelayan.

Merupakan kerja keras untuk mengurus semua anaknya sendirian.

"Aku juga tidak tahu sudah berapa lama sejak aku bisa meminum teh dengan santai begini"

Caelus juga tertawa.

Hestia membetulkan posisinya dan kini berbaring di paha suaminya.

"Jangan tumpahkan tehnya pada wajahku, Cael"

"Tentu saja tidak akan"

Caelus menyesap cangkir teh nya.

Hestia memejamkan matanya.

"Terlalu banyak yang harus dilakukan. Aku lelah, haruskah kukembalikan saja?"

"Apa? Maksudmu Attica?

Caelus tertawa mendengarnya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya ia mendengar bangsawan yang ingin mengembalikan wilayah karena merasa kesal.

Gerutu Hestia pun berlanjut.

"Ha, jika aku tahu ini akan terjadi, aku harusnya meminta lahan yang lebih kecil dan lebih dekat. Tapi aku mendapat yang berukuran besar"

"Yah, tapi dulu kamu begitu bersemangat ketika memintanya"

Caelus mengusap lembut rambut istrinya. Ini adalah kebiasaan lamanya.

Hestia menikmati sensasi ini dengan gembira.

"Fyuh, tapi anak-anak menyukainya. Jadi aku harus berpikir ulang untuk mengembalikan Attica"

Hestia juga bersenandung mengiringi tawa Caelus. Senyum pun mengembang pada wajahnya.

Sejujurnya, Attica merupakan tempat yang spesial bagi Duke dan istrinya. Hestia dan Caelus, yang pergi menetap di Attica, bisa mengatasi krisis yang terjadi pada mereka berdua dengan sukses.

Hestia memang bercanda ingin menyerahkan Attica.

Caelus sedikit membungkuk dan berbisik di telinga Hestia.

"Anak-anak sekarang tidak ada. Haruskah kita pindah ke ranjang?"

"Hm...."

Hestia sedikit cemberut. Bukannya ia tidak ingin, tapi ia takut tidak memiliki kontrol jika ia langsung menyetujuinya.

Tapi Caelus sudah paham berkat pengalamannya. Ia juga bukannya tidak menyukai keengganan Hestia.

"Ah!"

Hestia terpaksa terbangun karena suaminya yang tiba-tiba bangkit berdiri. Tapi setelah beberapa saat, tangan yang kokoh menopang bawah lututnya.

Seketika Hestia dibopong berpindah menuju ranjang.

Berat yang mendorongnya berbaring juga terasa nyaman. Perlahan Hestia memejamkan matanya.

Sejenak ia berpikir rasional sebelum bibirnya bertautan.

Mungkin saja setelah ini akan muncul yang keempat. (t/n: paham lah ya apaan hihi)

Beberapa minggu kemudian, kalangan sosialita terguncang lagi.

Kabar luar biasa datang dari keluarga Duke Caelus yaitu kini Duchess Hestia mengandung anak ke empat.

Karena fakta ini, orang-orang bertanya pada Duchess Hestia apa yang menjadi rahasia bagi kesuburannya. Jawabannya pun selalu konsisten.

Hestia bilang sesekali harus bepergian.

Keluarga kerajaan juga merespon kabar dari kehamilan Duchess. Sebagai tambahan setelah mengucapkan selamat, dikabarkan kalau Kaisar dan Permaisuri memutuskan untuk berlibur sendirian menuju villa. (t/n: anjay gamau kalah wkwkw)

Kekaisaran yang luas ini relatif tentram. Pada pemerintahan Kaisar Helios, berkat ajudan nya, Duke Calus, ia tidak hanya memerintah kekaisaran saja, namun beberapa negara juga. (t/n: sorry yg ini agak rancu, keknya tuh negara lain merge ke negaranya mereka)

Pujian pun selalu terdengar.

Ketika aturan sudah stabil, secara natural kuil kembali ke fungsi aslinya yang menyembah Dewa. Mereka dulu memang mencoba memasuki politik, namun berhasil dicegah oleh Duke Caelus.

Benar, ini adalah negara damai yang sudah didambakan oleh semua orang.


-TAMAT-

(t/n: haaaaaai! our journey is ovaaah. akhirnya translate pertamaku selesaii huhu. semoga kalian terhibur dengan cerita ini ya! aku tetap bakalan lanjutin translate novel yang lain juga, tolong support yaa. aku seneng banget tiap dapat notif ada yang baca, ngasih vote, komen sama masukin ke library nya. soalnya kupikir berarti usaha ku kala gabut tidak sia-sia ada yang nikmatin hehe. see you in another story bestie!! xoxo)

Continue Reading

You'll Also Like

13.7K 866 156
As if it wasn't enough to be hit on the head by my co-workers and boyfriend, I died at the hands of my gambling-addict older brother. Without even re...
82.6K 7.1K 153
🔞 Status : Tamat Author : Auroraaa Genre : Romance Contemporary
19.3K 998 9
Hanya sebuah kisah manis keluarga kecil Gema Suttaya menghadapi sifat kekanakan suami kecilnya yang selalu membuatnya mengelus dada setiap semestanya...
2.3M 168K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...