Demi Biasku yang Tersakiti |...

By KHS407

577K 35.1K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

Special Story - 1

9.8K 589 42
By KHS407

Hestia membuka matanya, hari masih pagi ketika ia terbangun.

Perlahan ia menoleh kebelakangnya. Caelus, yang sudah tidur dengannya di ranjang yang sama selama 10 tahun, berbaring memunggunginya.

Bentuk tubuh yang indah disertai rambut perak panjang yang tergerai. Bahkan otot punggungnya pun terlihat indah.

"Hoho.."

Hestia tertawa pelan jika mengingat satu kenangan.

Suatu hari ia berkata dengan santai

Cael memang tampan mengenakan baju apapun, tapi dia terlihat lebih tampan ketika tidak memakainya'

Setelah tidak sengaja mendengarnya, Caelus menjadi memiliki kebiasaan tak menggunakan baju piyama ketika tidur malam.

Kemudian, rambut perak itu sedikit bergerak diiringi dengan lenguhan pendek.

"Uh.."

Hestia berdiri ketika Caelus menunjukkan tanda terbangun. Kemudian Hestia mengambil jubah tidur yang ada di sisi ranjangnya dan mengenakannya dengan cepat.

"Kamu sudah bangun Cael?"

Begitu selesai bertanya, Hestia mengambil jubah Cael yang sudah terjatuh ke lantai dan kemudian meletakkan asal di pinggir sofa.

Caelus masih duduk sambil meringis. Mungkin ia belum sepenuhnya sadar, karena ia hanya duduk sambil menundukkan kepalanya.

Hestia hanya bisa bergumam dalam hati karena ia merasa senang.

'Benar-benar deh, pria ini memang pemandangan nyata yang indah untuk dilihat. Bahkan dalam kondisi berantakan saja ia memukau'

Perlahan Caelus mengangkat kepalanya.

"Apa yang kamu lakukan, Hesse?"

"Ah..aku hanya..mengagumi karya seni?"

Caelus tertawa.

Istri tercintanya memang berbakat mengatakan hal memalukan seperti ini dengan santainya. Tapi tentu saja ia tidak melakukan ini pada orang lain, hanya pada Caelus seorang.

".........lelucon apa itu"

"Oh...akhirnya kamu menggunakan kata-kata itu!"

Hestia menatapnya dengan bangga. Seorang suami yang selalu mendengarkan apa yang ia ajarkan. Bahkan ketika mereka bertemu setiap hari selama 10 tahun, ia tidak pernah merasa bosan.

Suara yang diiringi dengan tawa kecil pun keluar.

"Sebentar lagi anak-anak akan berlari kesini. Cepatlah kenakan jubahmu"

"Ah..."

Hanya baru saat itu Caelus beranjak bangun dari ranjangnya. Ketika Hestia menyerahkan jubah yang tadi ia letakkan di sofa, Caelus memakainya dengan gerakan perlahan.

Dan pada saat itu.

"Ibuuu!"

"Ayaaah!!"

"Waaaa"

Tiga kakak beradik berlari masuk ke kamar diiringi dengan suara debam pintu. Tidak seperti Caelus yang sedikit tersentak, Hestia menyambut anak-anaknya dengan wajah santai.

"Kalian sudah bangun pagi sekali, anak-anak"

Masing-masing anaknya menjawab dengan berbeda.

"Aku sangat bersemangat!!"

"Karena matahari sudah terbit"

"Bangun tidur!"

Creus, yang seringkali mengatakan hal manis yang membayangi usia tujuh tahunnya. Deucalyon, yang begitu datar untuk anak berusia lima tahun, dan Carités yang hanya mengikuti apa yang kakaknya katakan karena ia belum bisa berbicara dengan lancar.

Ketiga anaknya masing-masing memiliki kepribadian yang berbeda, penampilan mereka juga sangat berbeda satu sama lain.

Creus memiliki rambut hitam yang menyerupai ibunya dan mata violet yang mirip dengan ayahnya.

Lalu Deucalyon, yang memiliki nama panjang itu dipanggil Leon, merupakan anak lelaki yang memiliki rambut perak seperti permata dan mata violet, ditambah dengan sifatnya yang seakan diambil dari Caelus seluruhnya.

Dan yang terakhir Carités, putri satu-satunya Duke dan Duchess, bagai pinang dibelah dua dengan ibunya.

Kaisar Helios sering bercanda mengatakan 'Tess sepertinya terlahir bagai salinan asli Duchess sendiri'

Omong-omong, ada alasan kenapa anak-anak begitu berisik, khususnya hari ini.

"Kapan kita akan berangkat ke Attica, Ibu?"

Tatapan Creus penuh dengan pengharapan yang dibalas oleh Hestia diiringi senyum.

"Kita akan langsung naik kereta setelah sarapan. Tapi kita tidak boleh terburu-buru dalam bersiap"

Sementara itu, Caelus menggendong Carités dengan lembut.

"Apakah tidurmu nyenyak Tess?"

"Ya!"

Putri bungsunya, yang selalu terlihat manis dimata Caelus, baru berusia tiga tahun. Walaupun caranya berbicara belum sejelas kakak-kakaknya, ia sangat cerewet dan bisa merebut perhatian seisi mansion karena begitu menggemaskan.

Alih-alih bertingkah manis didepan orang tuanya, hanya Deucalyon, anak yang paling tenang diantara ketiganya, duduk perlahan di sofa dan menatap kedua orang tuanya.

"Apakah ayah benar-benar pergi dengan kita? Apakah itu akan baik-baik saja?"

"Tentu saja, karena itulah ayah berlibur bersama kalian"

Caelus menurunkan Tess dan duduk disebelah Leon.

"Apakah kamu khawatir, Leon?"

"Uh..sedikit.......?"

Karena banyak orang yang berkata didepannya kalau negara ini tidak bisa berjalan tanpa Duke Caelus.

Leon kecil menjadi khawatir ketika ayahnya itu meninggalkan pekerjaannya selama satu bulan untuk bermain bersamanya.

Caelus mengecup lembut kening putranya.

"Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Yang Mulia pasti bisa bertahan jika hanya satu bulan"

"Benarkah?"

"Tentu saja, Yang Mulia masih memiliki banyak bawahan yang sama kompetennya"

Disatu sisi lain Caelus yang sedang berbicara dengan Leon, Creus duduk disebelahnya.

"Yang Mulia Eufiter sangat iri. Ia bilang ia juga ingin pergi ke Attica"

Hestia gantian menggendong Tess dan duduk di sofa yang ada didepannya.

"Putra Mahkota sudah memohon pada Permaisuri sejak lama. Tapi tidak bisa seperti itu, Kree"

"Aku dengar kampung halaman Yang Mulia Permaisuri juga ada didekat perbatasan. Lalu kenapa beliau menolaknya?"

"Bukannya Permaisuri melarang, tapi ada banyak yang harus dipersiapkan untuk perjalanan keluarga kekaisaran"

Hestia menjawab pertanyaan Creus dengan kesungguhan.

Eufiter, yang Creus sebutkan tadi, merupakan putra pertama dari Kaisar Helios dan Permaisuri Yuno. Walaupun usianya satu tahun lebih muda daripada Kree, ia tidak kesulitan berteman dengan ketiga bersaudara itu.

Beberapa waktu lalu, ia sudah diangkat sebagai Putra Mahkota dan secara resmi diberikan gelar 'Yang Mulia'.

Sebagai tambahan setelah Eufiter, Kaisar dan Permaisuri juga memiliki putri bernama Venus. Ia merupakan anak berusia empat tahun yang manis, dan ia berperan menjadi kakak didepan Carités jadi ia merasa lebih dewasa. Ia juga yang paling banyak membawa canda tawa.

"Ketika nanti kita berada di Attica, Yang Mulia Eufiter dan Putri Venus pasti merasa kesepian bukan?"

Leon pun berkata dengan cemas.

Hestia tersenyum pada putra keduanya itu.

"Daripada kesepian, ibu rasa akan lebih seru ketika kalian bertemu kembali setelah satu bulan. Bukankah saat itu kalian bisa menyadari betapa pentingnya persahabatan?"

"Yah...aku rasa begitu"

Leon pun lebih yakin dan menjawab dengan suara yang tenang.

Ketika sapaan pagi yang berisik pun selesai, Caelus menggenggam tangan anaknya dan kemudian berdiri.

"Haruskah sekarang kita ke ruang makan? Kalian harus menghabiskan sarapan dengan benar agar kita bisa berangkat lebih cepat.

"Baik!!"

"Baik!!"

"Baik!!"

Ketiganya setengah lompat dari sofa dengan buru-buru.

Mereka semua pun menuju ruang makan. Bahkan ketika masih pagi begini, para pekerja sudah begitu rajin menyiapkan meja makan.

"Makanlah dengan benar agar nanti kalian tidak merasa sakit ketika naik kereta, anak-anak"

Hestia menyuruh dengan tegas. Alih-alih menjawab, ketiga anaknya langsung mengambil sendok.

Caelus pun menerima laporan singkat dari kepala pelayan Uros.

"Para pelayan, serta Clarice juga sudah siap untuk berangkat"

"Baguslah, aku akan segera bersiap setelah sarapan selesai"

Karena kelima anggota keluarga bepergian disaat bersamaan, Uros mempersiapkan perjalanan dengan lebih hati-hati. Tak hanya makanan dan pakaian, mainan untuk menghilangkan kebosanan anak-anak ketika berada didalam kereta juga sudah dikemas.

Tiba-tiba, Creus menjadi berbinar sambil menyantap sarapannya.

"Bolehkah aku menaiki kuda ketika sudah bosan di dalam kereta?"

Caelus mengangguk namun tidak lupa menambahkan.

"Boleh, tapi kamu tidak boleh menaikinya sendirian"

"Baik!"

Untungnya, Cree cukup puas dengan hal ini. Walaupun ada syarat yang mengharuskan orang dewasa menemaninya naik kuda, ia tetap merasa senang.

Kemudian Leon yang ada disebelahnya menjadi muram.

"Aku iri pada kakak"

Usia lima tahun merupakan usia dimana ia ingin mengikuti apapun yang kakaknya lakukan. Walaupun ia sendiri tahu kalau ia tidak bisa menaiki kuda karena tubuhnya belum mampu. Leon cemberut sambil menggembungkan pipinya.

"Rasanya menaiki kuda sangat hebat! Aku merasa aku berada di puncak sebuah gunung!"

Creus sangat gembira dan ia mengatakan dengan keras-keras seakan sengaja agar Leon bisa mendengarnya.

Hestia tertawa. Itulah kata-kata dari seorang anak kecil yang aslinya tak pernah mendaki hingga puncak gunung.

Namun itu tetap ampun untuk menggoda Leon. Perlahan wajah Leon memerah, dan suaranya melawan pun terdengar.

"..............Aku akan berlari lebih cepat dari angin ketika aku menaiki kuda!"

"Hmph, jadi kapan kamu akan menaikinya?"

Kedua kakak beradik yang hanya berbeda dua tahun itu, selalu bertengkar seperti ini. Biasanya Leon sangat tenang, namun ketika Cree memprovokasinya, ia tidak bisa hanya diam saja.

Seakan ia memakan umpan dari kakaknya.

Hestia hanya bisa menggeleng kepala.

'Anak-anak memang tetap seperti anak kecil........'

Benar, sebelum meja makan berubah menjadi arena bertengkar, dengan cepat ia menengahi mereka.

"Ya..itu bagus. Ibu harus mencari kuda yang hebat agar Leon bisa berlari seperti angin. Hingga saat itu tiba, Cree akan menjadi cemas. Walaupun bisa menaiki kuda lebih dulu, Leon pasti ingin berlatih untuk menyaingi kakaknya"

Ketika ibunya sudah maju, itu adalah tanda bagi mereka untuk berhenti bertengkar. Kedua anaknya saling memelototi satu sama lain dan saling bergumam, namun kemudian menjadi tenang kembali.

Caelus hanya bisa tersenyum dengan puas.

"Yah, jika kalian sudah selesai sarapan mari bergegas. Kembali ke kamar kalian, berganti pakaian dan kita akan berangkat"

"Oh! Baik!!"

"Fyuh, baiklah"

Tangan dan mulut kedua anaknya langsung menjadi sibuk. Makanan yang tersisa di piring mereka kini sudah tandas.

Hestia menyuapi Tess hingga makanannya habis.

"Satu suap lagi Tess, satu suap dan selesai!"

"Aaaaaaaa"

Tess menghabiskan makanannya dengan bantuan ibunya.

Semuanya selesai makan hampir bersamaan. Para pelayan dengan cepat mengikuti dibelakang anak-anak yang meninggalkan ruang makan. Mereka akan membantunya mengganti pakaian.

Jadi, ketika semua persiapan untuk perjalanan sudah selesai, keluarga Duke akhirnya menaiki kereta.

"Mari berangkat"

Setelah mendapat sinyal dari Caelus, perjalanan pun dimulai.

--

t/n: haaaaaiy! early update dulu ya gengs! aku mau staycation dulu rayain enip sama husbu mwehehehe. kalau ngga capek, nanti minggu aku update lagi yaw!! see ya soon bestie! xoxo)

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 28.1K 12
"Aku tak percaya jika akhirnya aku bersuamikan seorang pria yang mirip dengan sebuah BONEKA. Bukan MIRIP melainkan MEMANG boneka. Ya...Kay Natsuki se...
823 232 20
Tidak ada seorang pun yang sadar bahwa sejarahnya telah dirubah. Takdir bergantung pada dia yang lahir di tanggal ke tujuh bulan ke tujuh, menurut ra...
3.9M 277K 79
Mahogra series-2, Dark Romance-humor [17+] THERE ARE RUDE WORDS AND SCENES OF VIOLENCEโ— Terlahir sebagai anak perempuan satu-satunya, membuat Paula s...
40K 3.9K 27
Angelina tidak menyangka bahwa profesinya sebagai dokter hewan di kebun binatang menyebabkan dirinya diculik di siang bolong oleh Genma Corporation...