Demi Biasku yang Tersakiti |...

By KHS407

577K 35.1K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

48

8.7K 590 138
By KHS407

*Sudut pandang Helios dan Diana*

Setelah Marquis Caelus kembali ke ranah politik, terus terang Helios akhirnya merasa bisa bernafas lebih lega.

Ketika Kaisar hanya berbaring di ranjang dan tidak bisa berpartisipasi dalam urusan negara, sebagian besar tugasnya beralih pada Helios. Ia merasa terbebani dengan jumlah tanggung jawab yang berlebih.

Walaupun ia sangat kompeten menjadi Putra Mahkota, ketika bebannya dirasa semakin berat, secara ajaib Caelus kembali.

"Ha....."

Helios hanya bisa menghela nafas lega.

Tampaknya Caelus memang tidak kembali untuk menjadi temannya. Namun, ia menunjukkan kekokohannya sebagai politikus terbaik di kekaisaran ini dengan pikirannya yang cerdas dan juga tajam.

Dan memang benar, setelah ia kembali, Caelus menunjukkan gerakan mencurigakan yang terjadi di perbatasan dengan kerajaan tetangga.

Helios yang begitu sibuk dengan tugas lainnya, merasa kepalanya dihantam oleh batu.

Kemudian Helios membaca lagi ramalan yang ada didalam kertas.

[Kerajaan akan mengobarkan perang]

Ada tambahan luar biasa pada ketajaman pikiran Caelus, yaitu penglihatan yang Hestia, yang istrinya sampaikan.

Caelus, yang kesehariannya menjadi sulit setelah percobaan bunuh dirinya.

Tidak ada yang tak setuju kalau Hestia merupakan alasan terbesar yang membuat Caelus bisa kembali dengan spektakuler.

Dia benar-benar membangkitkan Caelus dengan sempurna.

Marquis Caelus, yang selama ini kesulitan dengan kesendiriannya, akhirnya mendapatkan pasangan yang paling sempurna baginya.

".....pasangan....sempurna"

Belahan jiwa yang sempurna.

Suara Helios yang bergumam itu terdengar kesepian.

Ketika ia menikah, ia tak memiliki keraguan kalau ia telah bertemu pasangan yang sempurna.

Ia merasa tak enak pada lawannya sekaligus sahabatnya, Caelus, tapi Helios yakin dia bisa membayar semuanya dengan menunjukkan hidupnya yang bahagia.

Tapi apa jadinya sekarang?

Kurang dari satu tahun sejak pernikahan, segalanya berubah total.

"Fuuhh...."

Kesedihan pada situasi yang dia alami dan juga rasa iri pada kawan lamanya bercampur aduk menjadi satu.

Helios tidak ragu untuk menyerah pada pertemanan seumur hidupnya dan juga berbagai usaha yang ia lakukan untuk mendapatkan pasangannya yang paling sempurna.

Tapi ternyata Caelus yang diam begitu saja, bisa mendapatkan pasangan yang tak ragu untuk mengatakan kalau ia 'mencintai suaminya', ditambah pasangannya juga sangat kompeten.

Tentu saja, Helios juga tak bermaksud untuk mengatakan kalau kesulitan yang dialami Caelus itu bukan apa-apa.

Tapi Caelus tidak melakukan usaha apapun untuk mendapatkan Hestia sebagai istrinya.

Helios merasa lemah.

Dia iri pada keberuntungan Caelus.

Dan dia menginginkannya.

"Pria gila......"

Malu. Rasa malu luar biasa kini melanda Helios.

Ia kecewa pada dirinya sendiri yang tamak.

Dibutakan oleh cinta, ia menggiring kawannya untuk menemui ajal.

Tapi begitu ia berhasil pulih, Helios mendambakan apa yang dimiliki oleh Caelus.

Helios merasa hina, hingga ia hanya bisa menertawai dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Helios melirik jam. Tak lama lagi waktunya Caelus untuk berkunjung melaporkan tugasnya.

"Haah...."

Sekali lagi Helios mengambil nafas dalam-dalam.

Ada yang harus dilakukan, ini bukan saatnya menjadi depresi, pikir Helios.

"Saya sudah menyusun sistem untuk urusan bisnis dengan negara lain, Yang Mulia Putra Mahkota"

Teman lamanya yang biasanya ramah, menjadi orang asing sepenuhnya dan memanggilnya menggunakan gelar dengan hormat.

Helios berusaha membuat wajahnya tetap datar.

"Kerja bagus, Marquis"

Dengan cepat Helios memeriksa dokumen yang diberikan oleh Caelus. Ia langsung dapat mengerti isinya dalam sekilas. Ini semua berkat cara yang unik dan intuitif dalam menyajikan data.

Hingga saat ini, Helios hanya membaca dokumen yang dipenuhi dengan kalimat padat berparagraf. Dan betapa ia senang mendapatkan pencerahan baru begitu melihat penjelasan yang menggunakan bagan sederhana.

"...Apa ini cara darinya?"

"Ya...istri saya membantu penyusunan dokumennya"

Caelus menjawab dengan nada dingin.

Hestia memiliki keterampilan untuk menghancurkan kebiasaan lama dengan berbagai cara. Ide-ide baru nya yang bahkan tidak dimiliki oleh bangsawan yang mendapatkan pelajaran tingkat tinggi.

'Aku menginginkannya..'

Dengan cepat Helios mengubur rasa tamaknya, dan langsung mengangkat kepalanya begitu mendengar suara yang monoton.

"Bagi orang asing yang akan membangun usaha didalam kekaisaran kita, mereka harus meminjam modal dari bank yang ada disini. Dengan begitu kita bisa sedikit terlibat dalam operasi bisnis mereka dan sekaligus mencegah mereka menyapu bersih kekayaan kita"

"Semakin besar rasio modal yang terlibat dalam proyek ini, akan semakin baik"

"Akan sempurna jika lebih dari separuhnya"

Lebih dari setengah persegi panjang diwarnai hitam. Diagram yang menunjukkan proporsi rasio modal dengan keuntungan bisnis dari warga asing.

Jika ingin dilebih-lebihkan, bahkan anak kecil yang baru belajar pun mungkin dapat memahami isinya.

"Bahkan kalau kerajaan mereka melancarkan ancaman perang, mau tak mau mereka harus menerima syarat ini. Ini juga dapat menjadi mekanisme kedua negara untuk mempertahankan kedamaian"

Jika rakyat dari kerajaan tetangga ingin melakukan usaha didalam kekaisaran, mereka tak akan mengadakan provokasi militer dengan gegabah guna menjaga rakyat mereka.

Perkiraan Caelus sudah sejauh itu.

"Aku akan sangat senang jika kamu dan istrimu bisa menghadiri rapat kebinet selanjutnya bersama-sama"

Helios menyampaikan keinginannya setengah bercanda dan setengah jujur.

Namun, seperti yang sudah diduga, jawaban serius tanpa tawa yang ia dapatkan.

"Istri saya sekarang berada di posisi yang mengurus masalah rumah tangga agar saya bisa fokus pada urusan negara. Jika dia mengikuti saya untuk rapat kabinet, jumlah pekerjaan yang harus ia tanggung akan tak terkontrol jumlahnya"

"Oho..Hestia sudah bertanggung jawab atas lahanmu dan mengurusnya?"

"Ya, dia mewakili saya sebagai tuan tanah"

Begitu mendengar Caelus, tiba-tiba Helios terpikirkan sesuatu.

Apa tugas yang harus Diana kerjakan dalam waktu dekat? Oh ya, ada penyambutan untuk kegiatan istana kekaisaran.

"Jika dipikir-pikir..."

"?"

Gumaman mendadak itu membuat Caelus penasaran.

"Tak lama lagi akan ada pesta makan malam untuk mengundang utusan luar negri yang ada di kekaisaran ini" (t/n: sebanding sama duta besar)

Helios terdiam sebelum melanjutkan.

"Diana yang bertanggung jawab"

"........"

Caelus langsung paham maksud kata-kata Helios.

Helios tertawa seolah ia sudah putus asa.

Pasti akan kacau.

Mempertimbangkan obsesi mengerikan Diana pada cara hidup frugal, ini sudah diambang waktunya untuk mengadakan acara tersebut.

Helios tak bisa mencabut kekuasaannya pada urusan dalam istana. Karena selama ini Helios menyerahkan sepenuhnya pada Diana begitu mereka menikah, maka sangat tidak mungkin untuk mencabutnya begitu saja.

Bahkan jika mempertimbangkan posisi Putri Mahkota, seseoranga tidak bisa begitu saja memberikan saran.

Walaupun begitu, tetap harus adanya usaha lebih awal untuk mencegah bencana yang akan datang.

Caelus bertanya hati-hati.

"Apakah Anda sudah menerima rencana tertulisnya?"

"Rencana? Belum. Kudengar ia merencanakannya dengan utusan dari kuil"

"......."

Helios tersenyum sedih pada sahabat lamanya yang kehilangan kata-kata.

"Aku tak punya pilihan lain selain berdoa agar diberikan lindungan oleh Dewa"

--

Begitu Caelus pergi, Helios tak tahan lagi dan membuka jendela dibelakangnya lebar-lebar.

Udara segar memasuki ruangan. Helios menarik nafas lagi dan menikmati kesegarannya.

"Haaah..."

Kalau saja Hestia yang bertanggung jawab.

Sesungguhnya, itu bukan hal yang mustahil. Ketika keluarga kekaisaran mengalami kesulitan karena kurangnya pengalaman, ada beberapa aturan kegiatan yang memungkinkan untuk dipercayakan pada bangsawan dengan status tertinggi.

Tapi apakah Diana dapat menerimanya? Tidak mungkin.

Bahkan jika langit runtuh sebagai taruhannya pun masih tidak mungkin.

Helios tak punya pilihan selain menyerah.

Kemudian ia memanggil Jennon, kepala pelayannya.

"Jennon, tolong bawakan brandy"

"Baik, Yang Mulia"

Begitu Helios bersandar, tiba-tiba ia mengingat sesuatu.

"Omong-omong, apa yang sedang Diana lakukan sekarang?"

"Beliau baru saja bertemu dengan Putri Baron Photos, Nona Diocke. Saya yakin mereka sudah mengobrol dalam waktu yang cukup lama"

"Putri Baron Photos?"

Sungguh tak terduga. Karena Diocke, Putri Baron Photos, terkenal dengan gaya hidup nya yang boros dan sifatnya yang sombong, dan tentu saja kedua hal itu yang dibenci oleh Diana.

Sebagai tambahan, Helios memikirkan maksud lain begitu mendengar nama 'Photos'.

Dengan cepat Helios membuka laci rahasianya dan membuka amplop ramalan lainnya.

Sebuah tulisan penglihatan Hestia.

[Kapal dagang Baron Photos akan tenggelam]

Karakteristik dari penglihatan Hestia bukanlah suatu hal yang ambigu, tapi merupakan hal yang tergambar jelas.

Kapal dagang milik keluarga Photos akan tenggelam, dan sekarang putri dari keluarga itu datang dan menemui Diana.

"Sial...."

Kepala Helios kini dipenuhi awan kecemasan.

Ia berharap tidak akan terjadi hal yang buruk.

Diana, yang terkenal akan gaya hidup frugal nya, pasti tak akan melakukannya. Tapi tak ada yang Helios bisa lakukan selain berharap.

Kemudian Helios memberi perintah pada Jennon yang membawakannya brandy.

"Nanti setelah putri Baron Photos kembali, suruh Diana menemuiku"

"Saya mengerti, Yang Mulia"

Jennon pun segera meninggalkan ruangan.

**

Saat ini, Diana sedang bertatap muka dengan Diocke.

"Kamu ingin aku berinvestasi pada kapal dagang keluargamu?"

"Saya malu mengatakannya, tapi benar. Hanya itu yang ingin saya sampaikan, Yang Mulia"

Diocke berkata dengan wajah penuh tekad.

Diana berdecak.

"Kita tidak begitu dekat untuk membicarakan hal ini. Apakah ada alasan tertentu kenapa kamu bertanya padaku soal ini?"

"Tentu saja saya sangat malu mengatakannya. Tetapi..."

Diocke memikirkan kata-kata Hestia didalam kepalanya.

'Putri Diana membenciku, aku ingin kamu merahasiakan fakta kalau aku yang menyarankan hal ini'

Dengan begitu, cukup katakan satu kalimat ajaib untuk membujuk Diana.

Ekspresi Diocke menjadi putus asa.

"Sesungguhnya, bisnis keluarga saya berada di ambang kehancuran, Yang Mulia. Ini semua karena Marchioness Hestia!"

"!!"

Diana terkejut.

"Tolong jelaskan Diocke"

Dalam hatinya Diocke tersenyum lebar.

Sesungguhnya, keluarga Photos meremehkan keberadaan posisi Marchioness Hestia, dan mereka membayar harga mahal sebagai akibatnya.

Diocke memang meminta maaf hingga menangis, tapi bukan berarti dia bertekuk lutut didepan Hestia.

Sudah jelas niatnya yang meminta agar membuat Putri Mahkota menjadi investornya. Memang ia terlihat seolah mementingkan bisnis, tapi itu semua hanya akal-akalannya saja.

Bagaimana hubungannya dengan Diana? Mereka berdua hampir seperti musuh.

Dan juga rengekan Putri Mahkota pada bangsawan terhadap ide melakukan penghematan dan cara hidup frugal merupakan fakta yang sudah diketahui seisi ibukota.

Tapi apa katanya? Membuat Diana berinvestasi pada kapal dagang?

Rasanya Diocke ingin teriak kalau lebih baik ia mengejar anjing lewat dan mengajarkannya berjalan seperti kuda.

Walaupun begitu, selalu ada celah untuk sebuah usaha. Setelah berunding dengan ayahnya, Diocke menemukan petunjuk untuk membujuk Diana.

Tentu saja dengan menjual nama Hestia.

Syarat dari Marchioness Hestia hanyalah 'rahasiakan apa yang ia minta' bukan berarti namanya tak bisa digunakan.

Meskipun Marchioness Hestia marah karena mereka sudah menjual namanya dimana-mana, Baron Photos yang tak juga berkaca, merasa sudah sewajarnya ia menggunakan cara yang sama dalam kasus ini.

"Yang Mulia Putri Mahkota, Marchioness Hestia menakjubkan. Ternyata beliau berjanji untuk berinvestasi pada bisnis keluarga saya"

"Benarkah?"

"Benar, bahkan Marquis Caelus yang mendampinginya pun sudah menjamin. Tapi begitu beliau bilang beliau belum memutuskan untuk berinvestasi, kenapa orang-orang langsung menganggap saya dan ayah saya sebagai penipu?"

Diocke cemberut.

Sesuatu yang berapi-api menyala dari dalam diri Diana ketika mendengarkan cerita.

'Dia bahkan menggunakan Caelus sebagai penjamin, wanita iblis itu!!!'

"Kamu dan Baron Photos pasti sangat kecewa"

"Tak hanya itu, Yang Mulia. Bahkan calon investor pun membelakangi kami begitu rumor jahat tersebar. Kami berada di ambang kebangkrutan....."

Diocke menyeka matanya yang berkaca-kaca.

Ekspresi Diana menjadi suram.

Akhirnya muncul orang yang dirugikan oleh Hestia. Dia sangat licik, sangat bermuka dua.

Dia mendapat dukungan bangsawan menggunakan trik licik, dan diantara mereka yang tak berguna akhirnya dibuang begitu saja.

Malahan, sekarang mendiang Putri Letona ia anggap lebih suci dibanding Hestia.

"Apa kamu sudah menjelaskan kebenarannya pada orang-orang, Diocke?"

"Tentu saja saya sudah berusaha menjelaskan, tapi itu semua tidak cukup untuk mengembalikan bisnis yang terlanjur hancur"

"Ya ampun"

Diana benar-benar bersimpati pada kondisi menyedihkan yang dialami Diocke.

Tanpa menunda-nunda, bujukan Diocke pun berlanjut.

"Dan kami sekarang berada pada posisi yang sangat membutuhkan bantuan Anda. Saya akan kembali dengan berjaya dan berkata pada dunia tentang kearifan Yang Mulia serta mengatakan tentang Marchioness yang tidak tahu malu!"

"Apakah itu semua memungkinkan dengan investasiku?"

Pupil mata Diana kini bergetar.

"Tentu saja! Selain itu, bukankah Putri Mahkota orang yang disayangi oleh Dewa? Dengan perlindungan Dewa, buah dari investasi bisa menjadi lebih dari dua kali lipatnya."

"........."

Satu kalimat dari Diocke yang menusuk tajam pada Diana.

Orang yang disayangi Dewa.

Sejak awal ia sudah disayangi oleh Dewa. Kekuatan ilahi yang tak dimiliki seorangpun pada kekasiaran ini merupakan buktinya.

"Baiklah Diocke"

"!!"

Diocke menahan nafasnya.

Akhirnya dompet Putri mahkota yang selalu tertutup rapat pun kini terbuka lebar!

Diana mengangguk pelan.

"Aku akan berinvestasi pada kapal dagang keluargamu. Aku akan berjanji dengan lambang cincinku"

"Ah! Saya tak akan pernah melupakan jasa Anda"

Diocke berlutut sambil menangis.

Akhirnya ia berhasil.

Seperti yang diduga, menjual nama Hestia merupakan cara paling ampuh. Ia tak percaya kalau Diana yang terkenal pelit akhirnya memutuskan berinvestasi dengan mudahnya.

Diocke tersenyum ketika kepalanya menghadap ke lantai.

Hal yang tersisa yaitu serah terima modal yang dijanjikan.

Setelah Diocke pergi, Jennon mendatangi Diana dan menyampaikan pesan Helios.

"Helli..."

Setelah pertengkaran mengenai kekuatan penyembuhan, mereka belum berbaikan. Diana selama ini sudah ceroboh.

Tentu saja ada banyak kesempatan. Usaha untuk mengobrol semuanya berasal dari Helios, namun Diana sengaja menghindarinya.

Karena alasan Helios berbicara padanya bukanlah untuk meminta maaf.

Tapi kali ini Helios memintanya untuk mendatanginya.

"....Firasatku buruk"

Tak lama kemudian mereka bertemu.

"Diana.."

"...Helli"

Helios menyadari kalau Diana mencoba untuk tidak kontak mata dengannya. Ia merasa sulit untuk bertanya bagaimana kabarnya selama ini dengan santai.

Sepertinya akan lebih baik jika terus terang pada inti yang ingin dibicarakan.

"Kudengar putri dari Baron Photos baru menemui mu"

"Kabarnya tersebar cepat.."

Diana tertawa. Bagaimana bisa segala sesuatu yang ia lakukan langsung mencapai telinga suaminya begitu cepat?

Tetapi, Helios tidak bisa tidak mengetahui apa yang terjadi didalam istana Lily.

"Apakah kamu diminta untuk berinvestasi pada kapal dagang keluarganya?"

"........"

Diana merasa depresi lagi.

Haruskah ia mengubah semua orang yang melayaninya? Tidak ada yang bisa dirahasiakan darinya.

Ekspresi Helios perlahan mengeras.

Diamnya berarti benar.

"Diana, buka amplop ini"

"?"

Awalnya dia penasaran dengan apa yang diberikan Helios, tapi tangannya berhenti meraih amplop begitu mendengar kata-kata berikutnya.

"Ini ramalan dari Hestia"

"Dia lagi?"

Balasannya pelan. Namun Helios menjawab dengan tenang.

"Aku tahu kamu kesal, tapi setidaknya ramalan ini dapat dipercaya"

"Kali ini apa yang dia katakan?"

Diana bertanya, tanpa membuka amplop. Akhirnya Helios tak punya pilihan selain mengatakan langsung.

"Kapal dagang keluarga Photos tak akan kembali dari perjalanan selanjutnya"

"Itu yang dikatakan ramalan?"

"Ya"

Helios masih belum tahu apakah Diana berinvestasi atau tidak. Bahkan kini, wajahnya yang tak berkespresi benar-benar tak dapat Helios kenali.

Sejak kapan ia menjadi orang yang tertutup?

Dulu ketika mereka baru menjalin hubungan, Diana orang yang begitu transparan dan juga polos dibandingkan yang lainnya.

Helios hanya bisa menghela nafas.

Diana masih terdiam dan memegangi amplop di tangannya.

Sudah pasti Helios akan menolak niat Diana yang sudah ia janjikan pada Diocke.

Untuk mencegah pertengkaran, lebih baik baginya untuk menjawab 'baiklah'.

Tetapi itu semua berarti kebohongan bagi Helios.

Demi menjaga keyakinan moral nya, ia harus jujur walau itu berarti pertengkaran.

Diana tidak takut untuk bertengkar.

Karena ia merupakan pelayan setia Dewa, Sang Suci Diana.

"...Heli, seberapa jauh kamu percaya pada ramalannya?"

"Ha..."

Kepala Helios berdenyut pusing.

Ia tak tahu apalagi yang harus ia katakan pada istrinya yang dengan keras kepala menolak kebenaran akurasi ramalan ini.

"Aku percaya sepenuhnya, Diana. Penglihatan Hestia tidak seperti ramalan umum, tapi dengan jelas menunjukkan kejadian. Selama ini ramalannya tidak ada yang tidak terjadi"

"Jadi kamu lebih percaya ramalannya daripada perintah Dewa?"

Tatapan Diana menjadi lebih dingin.

"Aku kecewa, Helios"

"Diana!"

Helios memejamkan matanya.

Sebuah percakapan yang selalu berakhir seolah menemui tembok tinggi.

Ia tak berniat untuk bertengkar dengan istrinya, tapi sekarang ia tak lagi heran dengan hal ini yang terjadi setiap kali mereka bertemu.

"Ya, seperti yang kamu katakan, Diocke memintaku untuk berinvestasi. Dan aku berjanji untuk melakukannya"

"?"

Helios meragukan pendengarannya.

Diana tak mungkin melakukan itu.

Lawannya adalah orang yang boros dan sombong, jadi apakah dia menerima begitu saja permintaan orang yang biasanya ia hindari?

Bisnis itu bahkan bukanlah bisnis yang layak untuk diberikan investasi modal.

"Apa??"

"Baron Photos sangat dirugikan oleh Hestia. Jadi aku harus maju dan membenahinya"

"Kapal dagangnya akan tenggelam! Itu sama saja dengan harta seluruh kekaisaran"

"Aku tak percaya pada ramalannya"

Diana berkata datar.

Membujuknya pun tak berguna. Selain itu Helios tak memiliki tenaga untuk melakukan hal yang sia-sia.

Maka tak ada jalan lagi.

"Aku melarangmu untuk berinvestasi dengan uang dari istana, ini perintah Putra Mahkota, Diana"

"?!"

Diana terkejut. Helios sebelumnya tidak pernah memerintah menggunakan kekuasannya!

Kalau begitu...

"Melarang?"

"Ya, karena aku tak bisa membiarkan kas istana berakhir ditengah laut begitu saja"

Helios kini memunggunginya.

Diana begitu terkejut hingga matanya berkaca-kaca.

Sudah sampai sini saja?

Cinta yang mempesona pun menghilang begitu saja seolah kebohongan.

Saat itu..

"!!"

Helios mendengar suara kertas yang dirobek. Refleks ia langsung menoleh ke arah suara.

"......"

"......"

Diana merobek amplop ramalan sambil berurai air mata.

"......."

Itu bukan jeda waktu yang lama untuk mereka bertatap muka.

Helios membelakanginya begitu saja, dan Diana juga tak memanggilnya.

Hanya tersisa robekan kertas diantara mereka.

--

(t/n: Happy weekend fellas!!!! Pas translate bagian ini sumpah pen jambak Helios.  Egoisnya warbyasah, tapi jadi ngingetin sama Sovieshu sikapnya ini ewh, samanya. Kalau ku ngga sibuk rencana mau up satu part lagi, mungkin nanti malem yaw. Tapi ku tidak janji hehehe. Sok mangga dibaca, kalau mau kasih komen, feel free to do it ya. Ku selalu bacain komen kalian satu-satu, kadang bikin semangat buat translate. See ya soon! xoxo <3)

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 277K 79
Mahogra series-2, Dark Romance-humor [17+] THERE ARE RUDE WORDS AND SCENES OF VIOLENCE❗ Terlahir sebagai anak perempuan satu-satunya, membuat Paula s...
139K 12.7K 95
~Novel Terjemahan~
82.6K 7.1K 153
πŸ”ž Status : Tamat Author : Auroraaa Genre : Romance Contemporary
1.1M 9.5K 22
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...