Demi Biasku yang Tersakiti |...

By KHS407

578K 35.1K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

32

4.3K 323 1
By KHS407

Setelah inspeksi tanggul selesai, kami kembali ke pusat kota. Serupa dengan ibukota, Illion merupakan lahan yang berkecukupan dan memiliki perdagangan yang kian berkembang.

Tiba-tiba aku penasaran tentang lahan yang dimiliki ayah angkat ku yang tak pernah ku kunjungi. Lokasinya berada di daerah pegunungan terpencil, seberapa besar jika dibandingkan dengan Illion?

Sudah lama sejak aku mengubah perkenalan diriku menjadi istri Lord Illion dari yang sebelumnya putri Lord Ellea. Seperti halnya aku membuang masa lalu ku yang hidup sebagai tokoh sampingan didalam novel, aku tak lagi menyebutkan Ellea didalam perkenalanku.

Hanya dalam beberapa bulan hidupku sudah sangat berbanding terbalik.

Kemudian aku mendengar Walikota mulai berbicara lagi.

"Saat ini orang-orang mulai mencari barang mewah dibandingkan bahan makanan. Saya rasa itu semua bukti kalau kita mulai pulih dari dampak banjir tahun lalu"

"Hmm....."

Caelus sedikit cemberut. Aku agak paham kenapa ia kurang senang mendengarnya. Jadi aku menggelengkan kepala dan berkata pada Walikota

"Pertumbuhan konsumsi barang mewah berarti tingkat kekayaan semakin senjang. Aku rasa situasi mereka yang kekurangan pasti tidak banyak berubah setelah banjir terjadi"

"Oh..itu...."

Wajah Walikota berubah menjadi muram. Aku tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memberinya tatapan tajam

"Putri Mahkota yang dulu mengunjungi Illion pasti ingin kondisi hidup mereka yang miskin menjadi lebih baik. Tapi kenyataannya malah tidak seperti itu"

"Ya.... Madam benar. Jadi anggaran operasional ditambahkan untuk memberi donasi pada kuil untuk membantu orang miskin yang menderita karena dampak banjir tahun lalu..."

"Ah...jadi kamu memberikan donasi pada kuil"

"Ya, Madam"

Ah tidak, bukan itu yang kuinginkan.

Tapi hal itu tidak aneh. Karena seharusnya tugas utama kuil yaitu membantu mereka yang miskin dan menderita.Bahkan kuil bekerja keras membantu mereka yang miskin berkat Diana. 

Namun, bukan urusanku untuk mengurus kesejahteraan orang yang miskin. Melainkan bagaimana caranya menjatuhkan kuil dengan menggunakan nama Diana.

Jika aku memutus donasi yang sudah diberikan begitu saja sudah pasti mereka akan balik memusuhiku. Jadi maksudku, mulai sekarang aku harus berhati-hati dalam memanipulasi.

"Hestia, apa ada yang salah?"

Caelus bertanya tanpa ekspresi, dengan cepat aku menggelengkan kepala.

"Tidak, bukan begitu. Walikota sudah menjalankan permintaan Sang Suci dengan baik. Hanya saja...."

Ketika aku tidak menyelesaikan kalimatku, Walikota terlihat cemas. Caelus disisi lain masih menungguku menyelesaikan kata-kataku tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

".......Aku hanya merasa bersalah menyerahkan tanggung jawab hanya pada kuil. Kedepannya akan lebih baik jika kita memiliki tindakan bantuan yang mencakup seluruh wilayah administratif Illion"

"Aku mengerti"

Caelus mengangguk tanda mengerti dan kemudian menoleh ke arah Walikota.

"Walikota, apakah disini ada gedung luas yang kosong?"

"Ada, Tuan. Sebesar apa ukuran yang Anda inginkan?"

Oh, apakah sekarang Caelus mencarikan lokasi yang cocok untuk pabrik sabun ku?

"Kurang lebih dapat menampung sekitar 20 orang pengrajin. Barang yang akan dihasilkan bukan barang yang mewah melainkan barang yang harus diproduksi dalam jumlah besar"

"Sepertinya Anda memerlukan lokasi yang cukup besar"

Mendengar ini jantungku jadi berdebar, kemudian aku bertanya pada Caelus.

"Caelus, apakah ada pengrajin sebanyak 20 orang yang menerima tawaran kita?"

Mendengar pertanyaanku Caelus menggelengkan kepalanya seolah kecewa.

"Kebanyakan dari mereka enggan berpartisipasi. Bagi mereka memproduksi massal sabun merupakan masalah harga diri. Tapi ada beberapa dari mereka yang menerima bujukan. Dua orang pengrajin memutuskan untuk membawa anak didik nya"

"Oh sungguh hebat! Permintaanku memang sulit, tapi terima kasih!"

Dengan kata lain, bagi mereka para pengrajin sabun buatan tangan merupakan sebuah karya seni. Jadi mereka agak keberatan jika memproduksi dalam jumlah besar tanpa memperhatikan kualitasnya.

Tapi harga diri para pengrajin bukanlah urusanku, karena aku hanya memedulikan tujuan utama ku.

"Bangunan itu harus cukup luas untuk menampung 20 orang yang akan bekerja di waktu bersamaan. Lokasinya tidak perlu dekat pelabuhan, tapi harus memiliki ventilasi yang cukup baik dan juga gudang yang besar untuk menyimpan bahan baku"

"Saya mengerti Tuan"

Walikota dan bawahannya dengan cermat menulis apa yang Caelus inginkan. Kemudian Caelus kembali menatapku.

"Setelah percobaan pertama produksi massal sabun sudah selesai dan berjalan baik, kita bisa mempekerjakan mereka yang tinggal di daerah kumuh. Para pengrajin dan anak didiknya dapat kembali ke toko mereka setelah teknologi yang digunakan dapat berkembang dan dipahami"

"Ya, aku setuju"

Sudah kubilang 'kan? betapa cerdasnya kesayanganku!! Aku sudah sempat memikirkan ide serupa! Bukankah ide ini memungkinkan untuk mengenalkan penggunaan sabun sekaligus menyelesaikan masalah kesejahteraan dengan memberikan mereka pekerjaan?

"Aku senang kamu setuju, Hesse"

Senyum lebar mengembang di wajahku sebagai tanda kalau aku menyukai apa yang ia katakan.

"Aku tak bisa berkata-kata. Terima kasih Caelus"

Oh sekarang aku merasa canggung setelah berkata begitu jadi aku menoleh ke arah lain.

"Ho ho"

Tapi sepertinya Walikota dan bawahannya terlihat lega tanpa sebab.

**

Kereta melaju membawa kami pulang.

Mungkin karena merasa lelah akibat aktivitas luar nya setelah sekian lama, Caelus tertidur tak lama setelah kereta mulai bergerak.

Aku mengatur nafasku selembut mungkin, khawatir kalau hembusan nafasku dapat membangunkan Caelus.

"....."

Wajahnya ketika tidur sungguh seperti lukisan maestro.

Tiba-tiba aku merasa canggung. Dihadapanku ini memang Caelus, tapi ini nyata?

Aku ragu. Dulu aku merupakan putri angkat Lord Ellea dari daerah pedesaan. Tapi sekarang aku menjadi istri Lord Illion yang kaya raya. Apakah bisa mengubah hidup seperti ini hanya dalam beberapa bulan?

Aku meregangkan tanganku yang sedari tadi tak lepas dari pangkuanku. Aku merasakan sensasi nya ketika sendi ku seolah ditarik.

"......"

Tidak, ini masih belum cukup.

Aku mencubit pipiku. Rasa sakitnya mulai menjalar. Realita ini sungguhan.

"Wow...."

Sudah tiga tahun berlalu, termasuk sebelum aku melakukan perjalanan waktu. Terlalu lama jika ini semua hanyalah mimpi.

Didalam hidup ini aku berperan sebagai Hestia yang mana bagiku merupakan fantasi sekaligus realita.

Aku bisa menyingkirkan semua rasa kesadaranku karena aku selalu berpikir sekarang ini merupakan cerita tambahan didalam novel dan aku juga bisa bertingkah sesuka ku hanya untuk kesayanganku.

Dan sejak awal tujuan ku hanya untuk menyelamatkan kesayanganku karena dunia ini merupakan realitas dimana ia hidup

Sepertinya tidak jelas? Ya, memang tidak jelas.

Setelah 'akhir yang bahagia', dalam kehidupan kali ini merupakan 'karya cerita' milikku yang mana persilangan antara fantasi dan realita.

Tapi aku juga tidak ingin menyimpulkan seperti itu. Selama aku tidak bisa keluar dari dunia novel ini, aku harus mencari alasan untuk dapat bertahan disini bagaimanapun caranya.

Alasan itu adalah kesayanganku Caelus, selain daripada itu tak ada yang berarti bagiku.

**

Kunjungan Caelus ke Illion dengan cepat tersebar ke masyarakat.

Untuk beberapa hal Madam Harmonia mengunjungi kediaman Marquis. Sepertinya ia cukup penasaran dengan waktu 'kencan' kami berdua. Ia buru-buru datang kesini seolah aku bisa lenyap begitu saja jika ia hanya berdiam diri dan menunggu di salon.

"Selamat datang, Madam. Ini pertama kalinya aku menyambut Madam"

Aku menyambutnya dengan senyuman lebar. Madam Harmonia juga tersenyum lembut padaku.

"Saya senang ketika mendengar Marchioness mengizinkan saya untuk berkunjung"

Bukankah ia teman dekat Diana? Walaupun aku sudah membuat kericuhan ketika pesta minum teh Diana, sikapnya padaku masih seperti biasanya.

Apakah hubungannya dengan Diana masih sama dengan sebelumnya? Aku harus memastikannya.

"Terima kasih karena kemarin Madam dengan cepat mengabari soal kuil yang mencela ku terang-terangan. Seharusnya aku langsung mengunjungi Madam, tapi waktu ku banyak terbentur dengan kesibukan lain"

"Duh, saya paham Marchioness pasti sibuk, ditambah dengan kunjungan ke Illion. Jadi itu tidak masalah"

Madam Harmonia mengangkat cangkir teh nya dan kemudian berhenti.

"Oh, omong-omong apa Anda sudah mendengar kabar terbaru, Marchioness? Katanya Madam Merope memutuskan untuk meninggalkan istana"

"Huh? Benarkah?"

Wah in kejutan! Madam Merope yang loyal dan menganggap istana sebagai rumahnya kini malah meninggalkannya?

Madam Harmonia melanjutkan dengan ekspresi wajah yang sedih.

"Ya, walaupun Kaisar dan Pangeran Helios sudah mencegahnya, tapi sepertinya keputusan Madam Merope sudah bulat. Ia menjadikan usia dan masalah kesehatannya sebagai alasan"

"Tapi Madam Harmonia..."

Aku sengaja memberikan ekspresi serius sebelum melanjutkan

"Sesungguhnya itu hanya alasan yang dibuat-buat kan? Bahkan aku yang merupakan orang pinggiran didalam perkumpulan juga tahu alasan sebenarnya yang membuat Madam Merope meninggalkan istana"

"......."

Perlahan Madam Harmonia meletakkan kembali cangkirnya dan menghela nafas sedih.

"Madam Merope juga keras kepala.  Walaupun ia sudah berada di istana selama beberapa dekade, bahkan ia tidak bisa berkompromi dengan benar"

".....Marchioness Hestia"

"Ya, Madam?"

"Apakah Anda tahu siapa yang paling Putri Mahkota pedulikan?"

"Sudah pasti Kaisar dan Putra Mahkota 'kan? Mereka orang yang memiliki status tertinggi di kekaisaran ini. Oh..jika bukan....."

Aku tersenyum getir dan melanjutkan kata-kata yang kupotong itu

".....orang-orang malang yang dulu ia pedulikan ketika menjadi Sang Suci dari Kuil?"

Seperti yang kuharapkan dari Madam Harmonia yang jeli.

"Anda memang cocok menjadi istri Marquis. Tidak heran kalau Anda begitu berani ketika pesta minum teh..."

"Madam...."

Madam Harmonia menggelengkan kepalanya.

"Sebenarnya, ada banyak hal yang ingin saya sampaikan pada Marchioness. Saya ingin bertanya kejadian ketika dulu Anda mengunjungi kuil, tapi saya juga ingin mendengar tentang apa yang terjadi di istana"

Wajah lelahnya sekarang nampak jelas. Aku berusaha memberikan senyum hangat dan menenangkannya.

"Bukankah Madam merupakan teman yang paling diandalkan oleh Putri Mahkota? Apa yang membuat Anda sampai seperti ini?"

"Marchioness memang paling mengerti, hanya saja Putri Diana masih tidak terbiasa bersikap seperti keluarga kekaisaran"

"Aku paham maksud Madam. Beliau terlalu lurus"

Walaupun aku mengatakannya begitu, pada akhirnya Diana tetaplah keras kepala seperti batu. Madam Harmonia masih menghela nafas.

"Madam Merope pasti sudah merasa ia tidak bisa menanganinya lagi. Seperti alasannya, mungkin saja mentalnya lelah seiring bertambah usia"

"Yang paling penting saat ini dukungan dari Madam Harmonia. Anda harus mendukungnya agar tetap seimbang"

"Marchioness, saya malu mengatakannya, tapi saya sudah tak percaya diri lagi"

"Hm? Apa maksud Anda?"

Aku tahu tapi aku memilih pura-pura tidak tahu. Sumpah, rasanya sulit untuk menahan tawa sejak tadi.

Madam Harmonia kini menatapku dengan serius.

"Anda ingat apa yang tadi saya katakan? Siapa orang yang paling dipedulikan oleh Putri Mahkota?"

"Ya, dan aku menjawab Kaisar dan Pangeran Helios serta rakyat kekaisaran ini"

Mata Madam Harmonia seolah menyampaikan senyuman.

"Tentu saja itu benar, tapi yang paling dipedulikannya tidak lain yaitu Anda, Marchioness Hestia"

Continue Reading

You'll Also Like

7K 434 135
BACA INFO DULU YA SEBELUM MEMBACA CHAPTERNYA!!! Novel Terjemahan Indonesia. Hasil Trnaslate tidak 100% benar. (Manual TL) Title: 대가는 너희의 모든 것 / The P...
3.1K 353 126
[Novel Terjemahan] I've Become A True Villainess / The Case of the Legal Villain / The Tragedy of a Villainess / 합법적 악역의 사정 Authors: Flowing honey Ge...
19.3K 998 9
Hanya sebuah kisah manis keluarga kecil Gema Suttaya menghadapi sifat kekanakan suami kecilnya yang selalu membuatnya mengelus dada setiap semestanya...
1.5M 72.7K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...