Demi Biasku yang Tersakiti |...

By KHS407

570K 34.9K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

25

3.1K 280 8
By KHS407

!!!!!! TW : Mentioning r*pe and mu**er !!!!!!!!!!!!


Suara obrolan pun berhenti. Para bangsawan serempak bangkit dari kursi. Aku mengikuti etika bersamaan dengan wanita bangsawan lainnya, dan kami membungkuk hormat pada Putri Mahkota.

Suara langkah kaki Diana terdengar arogan.

"Kalian boleh bangkit"

Aku menatap Diana. Rambut merah muda mengibar dengan indahnya, menciptakan suasana seolah dewi turun ke bumi. Ditambah dengan mata berwarna biru laut yang bersinar seperti permata.

Diana merupakan wanita paling cantik dalam novel ini. Setidaknya karena tidak disebutkan ada hal lain yang lebih cantik darinya. Karena itulah keinginan sang penulis novel ini.

Tiba-tiba aku jadi penasaran. Bagaimana tanggapan penulis padaku yang membenci pemeran utama novel miliknya?

Namun aku cepat menghilangkan pikiran tak berguna. Aku tidak boleh lengah didepan Diana, karena hari ini adalah arena pertempuran. Aku masih saja bertingkah seolah aku masih menjadi pembaca novel.

Ketika Diana telah duduk, barulah kami semua bisa mengikuti.

"Sangat beruntung bisa bertemu dengan Anda semua seperti hari ini. Saya harap semuanya dapat menikmati hari ini"

Wanita yang lebih senior kemudian mulai berbicara.

"Saya berdoa untuk kebaikan bagi keluarga kekaisaran dan juga Putri Mahkota. Terima kasih banyak atas undangan hari ini, Yang Mulia"

Kursi ku cukup dekat dengan Diana. Sepertinya penempatan berdasarkan status suami kami, dalam hal ini Caelus suamiku. Lalu disebelahku tempat Countess Erinis duduk.

Aku juga menyapa Diana dengan wajah penuh senyum.

"Saya tidak menduga akan bertemu lagi dengan Anda didalam istana Kaisar. Sepertinya Yang Mulia Kaisar sangat memperhatikan Putri Mahkota"

Kemudian Countess Erinis mendukung ku, seolah ia sudah menunggu isyarat.

"Saya setuju dengan Marchioness! Sungguh kejutan yang menyenangkan"

"Ini semua berkat reputasi Yang Mulia Putri Mahkota, Anda pasti setuju kan?"

Diana menatapku dengan sedikit gugup. Apakah karena ia merasa kurang nyaman dengan ku setelah kejadian cincin berlian? Bibirnya memang menunjukkan senyuman yang indah, tapi sayangnya mata nya juga tidak ikut tersenyum.

"Saya sangat bersyukur karena kebaikan Kaisar, saya sendiri juga terkejut"

Diana hanya menjawab kaku.

Tak lama kemudian, nampan yang berisi minuman dan makanan ringan dibagikan pada masing-masing meja. Piring cantik yang berisi kue pun disiapkan di meja kami dimana aku, Countess Erinis dan Diana duduk.

Namun, entah mengapa tiba-tiba suasananya menjadi tidak enak.

Sejujurnya, hanya aku yang menganggap minuman dan kue ini berkualitas karena standar pribadi ku. Tapi tidak bagi mereka yang selama ini sudah hidup sebagai bangsawan sejak lahir.

Ekspresi wajah para wanita perlahan menjadi kaku.  Mereka saling bertukar pandangan antara piring dan rekan satu mejanya. Tidak banyak senyum yang muncul dari wajah mereka.

Rumor memang menyebutkan bahwa Diana bertentangan dengan Madam Merope terkait persiapan pesta minum teh, tapi sepertinya tema pesta telah ditetapkan menjadi 'sederhana' seperti keinginan Diana.

"Yah...."

Aku mendengar seruan dari meja yang cukup jauh, bahkan aku tidak bisa membedakan itu seruan atau keluhan. Sesungguhnya, mereka semua pasti memiliki ekspektasi 'kan?

Pesta minum teh hari ini yang mana merupakan acara sosial perdana Putri Mahkota, pengecualian untuk perkumpulan dengan teman dekatnya. Selain itu lokasi acara juga bertempat di istana Kaisar. Bahkan jika para bangsawan tidak berharap apapun, seharusnya Diana memikirkan 'kualitas' yang cocok bagi seorang tuan rumah ketika ia tahu acara diselenggarakan oleh istana kekaisaran.

Sebelum pesta minum teh diselenggarakan, ekspektasi yang diharapkan sudah tinggi. Tapi yang tersaji didepan mereka hanya kue biasa dan biskuit ringan yang menunjukkan gaya hidup frugal. Selain itu teh yang dihidangkan juga teh yang mudah dibeli bahkan oleh rakyat biasa yang memiliki banyak uang.

"........"

Aku menatap piring yang disajikan dalam diam. Jika Diana ingin menyampaikan maksud tujuannya pada para bangsawan, seharusnya ia memilih jalan yang lebih bijak. Niat ia untuk mengkritik gaya hidup mewah bangsawan seharusnya tidak menyolok seperti ini. Dalam sekejap ia langsung mengubah para bangsawan baik yang tidak menaruh sentimen padanya menjadi musuh bahkan sebelum ia berkata-kata.

Sebaliknya, ada beberapa cara lain yang bisa Diana pilih sebagai simbolis. Contohnya dari bahan yang dipilih, atau bisa memakai jasa pembuat kue dari kalangan rakyat biasa bukan dari bangsawan. Atau ia bisa menginterpretasikan kue dan minuman yang populer dikalangan masyarakat menjadi layak disajikan pada kalangan bangsawan.

Jika ia melakukan hal itu, bangsawan akan sedikit memahami dan juga bisa mendengarkan dengan pikiran terbuka pada niat yang ingin Diana sampaikan.

Seharusnya, kita harus menghargai lawan bicara kita lebih dulu sebelum mulai meyakinkannya. Tentu saja kita tidak bisa meyakinkan seseorang dengan asal-asalan, walaupun keyakinan yang ia anut dianggap 'benar'.

Bangsawan seperti mereka tidak ingin orang hanya mengajari namun tetap meremehkan. Sebaliknya, mereka hanya ingin cara hidup mereka dihargai sebelum diajarkan pada cara lain untuk hidup.

Maka dari itu, cara penyampaian Diana sudah melewati batas. Yang ia tunjukkan adalah arogansi.

Suasana sudah berubah menjadi dingin. Tidak ada yang mulai berbicara untuk memecah suasana. Disisi lain, Diana hanya tersenyum dengan anggun.

"Ini semua merupakan makanan dan minuman ringan yang sudah saya siapkan. Silahkan dinikmati"

Ini saatnya bagiku untuk maju. Aku memecah kesunyian dengan lantang.

"Oh, ini semua camilan yang familiar! Yang Mulia Putri Mahkota pasti menyiapkan ini untuk saya, karena memikirkan latar belakang saya. Sepertinya agak sederhana untuk tamu lainnya"

Ini sesuatu yang sudah jelas. Bahkan aku yang memang dari rakyat biasa, mengindikasikan kalau pengaturan isi meja ini sama sekali tidak cocok bagi bangsawan.

Apakah Diana sudah berniat menyiapkan ini sejak awal? Ekspresinya agak suram seolah ia akan berkelahi.

"Sebagai Putri Mahkota yang harus menjadi contoh bagi para rakyat kekaisaran, saya menyiapkan teh dan camilan dengan harapan kalau anda semua bisa mengkuti jalan hidup seperti saya. Mungkin awalnya akan canggung, tapi saya harap kedepannya akan segera terbiasa"

"Semua yang hadir hari ini pasti paham maksud Anda. Saya akan mengingat apa yang anda ingin kami lakukan" Aku menjawab dengan sopan.

Namun, aku bilang aku akan mengingatnya, bukan berarti aku akan mengikutinya. Diana menatapku lekat-lekat.

"Ya, saya yakin anda pasti mengerti maksud saya, Marchioness Hestia"

Aku tersenyum dan menundukkan kepalaku. Diana masih mengangkat kepala nya dan kemudian berkata.

"Mari kita nikmati camilannya"

Pesta minum teh dimulai dengan senyum canggung setelah diperintahkan oleh Putri Mahkota. Suatu pesta minum teh bisa dianggap sukses jika terdengar tawa dari masing-masing meja. Bagaimanapun semuanya mulai mengisi cangkir dengan teh dan bercengkrama, seolah hampir putus asa untuk tetap menjaga suasana agar tidak kacau.

Aku bertanya setelah aku melirik sana sini

"Sepertinya hari ini Madam Merope tidak menemani Anda?"

"Ya, dia sedang mengerjakan tugas lain. Apakah ada masalah?" Diana menjawab dengan ekspresi kaku yang dipaksakan tersenyum.

Oh tidak, apakah kamu bertanya seperti itu karena kamu benar-benar tidak tahu? Selain itu Madam Merope bukanlah orang yang tidak memahami posisi sebagai pelayan utama kekaisaran.

"Tidak apa-apa Yang Mulia, hanya saja Madam Merope jarang meninggalkan posisinya, terutama pada acara sebesar ini...."

Aku berpikir apakah usahaku harus berakhir sampai sini saja? Namun terdengar suara tamu lainnya.

"Yang Mulia Putri Mahkota saat ini yang memegang posisi tertinggi di istana karena tidak adanya Permaisuri, tentu saja Madam Merope pasti membantu Putri Mahkota"

"Madam Merope orang yang sangat menjunjung tinggi pekerjaannya, ia selalu bangga bisa bekerja melayani bangsawan dan kekaisaran selama ini.."

"Tapi ia tidak hadir hari ini, jadi agak aneh bagi kami yang terbiasa bertemu dengan Madam Merope setiap kali acara kekaisaran, Yang Mulia Putri Mahkota"

Mereka semua bisa menebak kalau Madam Merope bertentangan dengan Diana mengenai persiapan pesta minum teh. Madam Merope pasti merasa tidak nyaman karena hal ini, jadi antara ia mengundurkan diri dari tanggung jawab nya atau ia benar-benar mundur karena perintah Diana.

Countess Erinis memberiku kedipan sekilas, seolah menandakan kami bisa memulai rencana ini. Ia sudah memberikanku panggung untuk berbicara. Setelah mengerti tanda dari Countess Erinis, aku maju dengan kecepatan penuh.

"Yang Mulia Putri Mahkota, maafkan sebelumnya, apakah Madam Merope menentang keinginan Anda?"

Diana mulai berbalik menatapku.

"Marchioness Hestia, apakah terlihat seperti itu?"

"Sejujurnya, iya. Saya pikir ia kurang senang dengan niat Anda pada pesta minum teh ini"

"Anda sepertinya cukup kenal dengan Madam Merope, apakah kamu punya pengalaman didalam istana?"

Kau pikir aku tidak paham mengenai istana kekaisaran? Apa yang kamu pikirkan sih?

"Saya memang tidak bisa menutup telinga saya karena saya kurang berpengalaman. Saya mohon maaf apabila pertanyaan saya tidak sopan, Yang Mulia Putri Mahkota"

Aku menundukkan wajah seolah menyesal.

Tapi lihat ini, rasa kesalmu seharusnya tidak boleh terlalu kentara jika mendapat pertanyaan yang tidak nyaman bagimu. Mungkin kamu sudah berusaha terlihat seperti keluarga kekaisaran, tapi nyatanya kamu masih sama seperti dulu.

Disaat bersamaan, Countess Erinis mulai membantuku.

"Ya Yang Mulia, sesungguhnya saya juga sejak tadi penasaran. Madam Merope merupakan orang yang penuh loyalitas, saya khawatir karena dia tidak muncul hari ini dan berpikir jika dia sakit"

Tidak mungkin bagi Diana untuk menghindari Countess Erinis yang terkenal akan reputasi nya. Jadi Diana 'dipaksa' untuk menjawab.

"Kebiasaan kepala pelayan tidak cocok denganku. Jadi dia tidak membantu saya terkait pesta hari ini. Tapi ini bukan berarti ia tidak lagi bekerja disini, saya hanya memindahkan tempatnya bertugas"

Countess Erinis mengangguk seolah menyetujui nya.

"Yah, jika kami melihat meja hari ini kami pun mengerti, tidak terasa adanya sentuhan Madam Merope"

"Saya harap kalian semua bisa memahaminya. Selain itu, chef yang membuat ini semua tetaplah orang yang berpengalaman. Saya harap ini semua bisa menjadi contoh bagi semuanya"

Diana tersenyum lembut.

Ia tidak berpikir ada yang salah dari acara ini. Bukan, ia bahkan tidak peduli kalau semuanya tidak berjalan lancar seperti seharusnya. Karena pemeran utama novel rofan ini memiliki karakter utama yang sama sekali tidak mempedulikan reaksi orang lain.

Dalam novel aslinya, entah seberapa keras kepala nya yang ditunjukkan oleh Diana, orang lain hanya akan menerimanya sebagai 'keyakinan'. Tapi novel sudah berakhir dan pemeran utamanya pun tidak mengetahui itu.

"Marquis Caelus sudah absen dari kekaisaran cukup lama, apakah ada alasan tertentu?"

Ah, sudah sewajarnya aku menjawab pertanyaan ini.

"Bukankah selama ini suami saya sudah bekerja keras tanpa henti? Beliau hanya merasa letih, jadi beliau memilih untuk beristirahat untuk sejenak"

"Ya ampun..."

Tatapan mereka semua terlihat penasaran. Orang macam apa yang tiba-tiba menjadi Marchioness? Sepertinya mereka sangat ingin menanyakan ini itu padaku. Selain itu, pesta minum teh hari ini dihadiri oleh semua wanita bangsawan di ibu kota. Selama ini, semua aktivitas sosialku hanya terpaku pada undangan dari Countess Erinis atau berada di salon Madam Harmonia. Jadi aku yakin mereka memiliki banyak pertanyaan.

Perhatian itu semua tentu ditujukan padaku. Kemudian pertanyaan yang membuat semua orang penasaran pun keluar

"Apakah Marquis memperlakukan Anda dengan baik?"

Seketika aku mendengar pertanyaan ini, aku sengaja melirik DIana. Mereka yang sedari tadi memperhatikanku, pasti melihat gestur ini. Aku tidak perlu berpura-pura menjadi istri nya dicintai didepan mereka. Lagipula mereka semua tahu kalau Caelus mencintai Diana.

"Tapi beliau orang yang keras kepala. Bukankah Yang Mulia Putri Mahkota juga menegur beliau tempo hari?"

Aku benar-benar mengagumi Countess Erinis. Aku tidak percaya ia bisa sangat cocok menjadi rekan satu tim ku. Countess Erinis sudah menggelar arena dengan baik agar aku bisa mulai percakapan yang kuinginkan.

"Walaupun begitu, saya tidak menyalahkan pilihan suami saya"

Pernyataanku ini cukup berani dan kontroversial hingga tamu undangan semuanya terdiam. Butuh banyak keberanian bahkan bagi seorang yang memiliki status tinggi untuk menyatakan oposisi didepan Putri Mahkota. Tapi karena Duke Orcus sudah tidak ada lagi, jadi saat ini status tertinggi dimiliki oleh Marquis Caelus.

Walaupun aku berasal dari rakyat biasa dan menjadi putri angkat Lord Ellea dianggap sebagai kelemahanku, kedua hal ini bisa dihancurkan dengan posisiku sekarang sebagai istri Marquis.

Diana yang terseret karena Countess Erinis pasti tahu kalau pernyataanku bertentangan dengan keyakinan yang ia miliki.

"Kurasa kamu ingin memberitahuku sesuatu, Marchioness Hestia"

Seperti yang kuduga, pemeran utama kita bukanlah orang yang penuh keraguan. Kini saatnya bagiku untuk melakukan konfrontasi padanya, karena sekarang tidak ada tameng bernama Helios.

"Dengan segala hormat, Anda benar, Yang Mulia Putri Mahkota"

Aku tersenyum pahit menatap Diana. Ekspresi Diana pun berubah menjadi kaku.

"Baik, mari kita dengar"

Aku bisa merasakan keangkuhan dari seseorang yang tidak pernah meragukan moral nya. Kepercayaan diri ataupun arogansi, aku akan mematahkan semua itu.

Mari kita mulai.

"Sesungguhnya, saya merasa bahwa kondisi politik kekaisaran kita sudah stabil berkat tekad suami saya, Marquis Caelus. Seperti yang Anda tahu sendiri, kalau kekuatan Duke Orcus hampir menyaingi keluarga kekaisaran"

"......"

Diana terdiam menunggu aku mengeluarkan segala unek-unek yang kumiliki. Aku pun melanjutkan, berusaha agar suaraku tidak meninggi.

"Ya, memang benar suami saya sudah memangkas pucuk masalah dengan dingin dan sebagai gantinya kini kita bisa merasakan kedamaian. Faktanya, semua orang disini pasti tahu kalau dulu mendiang Putri Letona dulu sangat merendahkan dan terang-terangan menentang Putri Mahkota" (t/n Putri Letona disini tuh status nya 'ducal princess' sedangkan Diana 'royal princess/crown princess', kadang keluarga duke dianggap perpanjangan kekaisaran)

Tatapan Diana berubah menjadi tegang.

"Marquis Caelus melakukan sesuatu yang sangat kejam. Apapun akibat yang terjadi di masa depan, tetap saja perbuatannya salah. Hasil yang didapatkan tidak serta merta membenarkan perlakuan salah tersebut, Marchioness Hestia"

"Bagi saya, ada hal mengganjal Yang Mulia. Orang berkata kalau kita akan menuai apa yang kita tabur. Bukankah seharusnya mereka yang berlaku jahat layak untuk menderita? Moral yang benar akan berkata seperti itu"

Akhir bagi sosok antagonis dalam novel rofan sudah selayaknya menderita, karena ia harus membayar harga yang sudah dilakukan. Bagi pembaca yang tidak ingin akhir cerita yang menyesakkan pasti berharap agar antagonis tidak diberikan kesempatan kedua.

Tidak cukup bagi antagonis hanya dipenjara dan mendapatkan akhir yang realistis. Karakter antagonis harus dihukum sekejam mungkin hingga tidak bisa melanjutkan hidupnya.

Maka dari itu keputusan Caelus melakukan hal itu merupakan 'hal yang benar' didalam novel. Aku berusaha untuk menekan amarahku.

"Sudah sewajarnya kalau dunia kita ini cukup rumit, jadi bukankah kita diberitahu agar mendengarkan dari dua sisi untuk menadapat jawaban?"

"Kerumitan itu muncul karena kita sendiri yang berpikir rumit. Faktanya, baik dan jahat bukanlah hal yang rumit, Marchioness Hestia"

Diana berbicara dengan penuh percaya diri sambil menatapku.

Aku tidak punya pilihan selain berdecak. Bagaimana bisa dia begitu naif? Pernyataannya merupakan kalimat bagi orang yang tidak pernah menderita didalam hidup. Atau bisa juga orang itu bukanlah orang yang berpengalaman didalam kehidupan sosial.

Mungkin karena Diana tidak menyukai sikap ku yang menentangnya, ia sekali lagi berbicara perlahan

"Tidak sulit jika kita bisa memahami nya. Bukan kah kita sudah diajarkan sejak kecil, mana yang baik mana yang buruk. Kalian semua paham ajaran dari kuil dan para pendeta yang mengajarkan kebaikan, kan?"

"Jadi karena itu, suami saya membuat keputusan yang sulit demi Anda sang suci dan juga keluarga kekaisaran? Bahkan dengan segala bukti kejahatan yang dilakukan Duke Orcus, itu hanyalah cara untuk membayar apa yang sudah mereka lakukan"

Dengan kata lain, berkat Caelus bias kesayanganku, Kaisar dapat membunuh tanpa perlu mengotori tangannya. Jika dilihat dari kacamata Kaisar dan Helios, tentu saja Caelus merupakan orang yang loyal pada kekaisaran.

Pada akhirnya Helios bisa memeluk orang yang ia cintai, Diana, didalam rangkulannya. Ia bahkan menghindari lawan politiknya karena Caelus yang mengeksekusi Putri Letona. Setidaknya Helios bisa memperingatkan Diana kalau ia tidak perlu mengkritik Caelus hingga separah itu.

"Walaupun begitu, Caelus tetap membunuh Duke Orcus. Anda tidak berpikir tindakan itu dapat diterima kan, Marchioness?"

Aku tidak bisa menerimanya begitu saja kalau hanya orang biasa yang meminum teh beracun, tapi masalahnya, Duke Orcus merupakan orang yang benar-benar jahat.

Aku sengaja menunduk sambil berbicara.

"Menurut Anda sendiri? Bagaimana cara Duke Orcus dan Putri Letona harus membayar perbuatan mereka?"

"Bukankah ada hukum didalam kekaisaran? Tentu saja kita harus mengikuti hukum tersebut"

Diana berujar dengan tegas.

Senyum kecewa tersungging begitu saja dari wajahku. Betapa mudahnya jika segala sesuatu bisa diselesaikan dengan cara seperti itu. Tapi bukan berarti aku akan mundur hanya karena hal sepele ini.

"Seperti yang Anda semua tahu, saya merupakan putri dari Lord Ellea yang berasal dari daerah povinsi, dan selama ini saya berbaur dengan rakyat biasa sebelum menikahi Marquis....."

Aula pesta sangat hening bahkan aku tidak mendengar nafas orang. Tapi ternyata semua perhatian sudah tertuju padaku, dan mereka semua mendengarkan dengan seksama.

"Saya pernah mendengar kejadian yang mengerikan yang beredar dijalanan. Seorang wanita membunuh anak lelaki dengan brutal....."

Cerita ini memang agak dibuat-buat, aku tidak tahu apakah hal ini pernah terjadi didalam dunia ini.

"Bagaimana Anda semua akan menilai wanita tersebut?"

Aku menjelaskan cerita ini sesederhana mungkin. Diana menjawabku seolah hal ini bukanlah perkara yang rumit dan tidak perlu dipikirkan denga seksama.

"Wanita tersebut merupakan wanita yang kejam karena membunuh anak yang tak berdaya"

Aku mengangguk menyetujuinya.

"Pasti akan terlihat seperti itu. Namun ternyata ada hal yang mengejutkan dibalik itu semua, Yang Mulia"

"Apa itu?"

"Wanita itu punya anak perempuan, gadis kecil yang cantik. Usianya hanya terpaut satu dua tahun lebih muda dari anak lelaki yang ia bunuh.."

Mari beri jeda dengan sedikit tarikan nafas.

"......ternyata, anak laki-laki itu sudah memperkosa dan membunuh anak perempuan wanita tadi"

"!!!"

"Ya ampun!!!"

Seruan terdengengar dari seluruh meja. Diana juga terbelalak dan tidak menutupi rasa terkejutnya.

Sesungguhnya, cerita itu bukanlah cerita rekayasa. Pada dunia yang dulu aku tinggali, kejadian yang lebih parah sering muncul didalam berita hampir setiap hari. Sudah bukan kejahatan aneh yang melibatkan penyiksaan pada anak-anak. Aku memang mengarang cerita, namun itu semua tidak sepenuhnya cerita bohong.

"Yang Mulia Putri Mahkota, bagaimana menurut Anda? Apakah ibu tersebut benar-benar kejam?"

Continue Reading

You'll Also Like

10K 2.1K 58
Suatu pagi Baron Dimitri Lurie ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Setelah kematiannya, keluarganya segera mengalami situasi pelik karena t...
8K 1K 82
NOVEL TERJEMAHAN Cover : Pinterest Edit : Canva
1.3M 66.1K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
38.3K 2.6K 200
Status : TAMAT Penulis: Henyuyangfei Kategori : Roman urban