Demi Biasku yang Tersakiti |...

Oleh KHS407

577K 35.1K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... Lebih Banyak

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

15

2.2K 227 7
Oleh KHS407

"Ah ternyata berat......"

Aku sedikit mengeluh dalam perjalananku menuju istana. Cincin berlian yang kupakai ini ternyata cukup berat. Kupikir cincin ini tidak akan muat di jari ku karena ini dibuat berdasarkan ukuran jari Diana, namun untungnya aku bisa memakai nya di jari manisku.

"Hehehe.."

Tetap saja aku sedikit merasa bangga. Aku menyesal karena harus meminjamnya sebentar, namun Caelus bilang aku bisa menyimpannya! Ini hadiah pertama yang kudapatkan dari kesayanganku.

Sudah kubilang, aku tidak terkesan karena harganya yang mahal, tapi karena Caelus yang memberikannya pada ku. Aku tak peduli kalau cincin ini dulunya hendak diberikan pada Diana. Namun sekarang ini menjadi milikku!

Aku akan segera bertemu dengan Diana. Tapi bukannya gugup, aku malah menantikannya.

Tak lama kemudian aku tiba di istana tempat Putra Mahkota dan istrinya tinggal. Istana ini disebut 'Istana Lili' karena ada banyak lili putih yang tumbuh disekelilingnya. Ketika aku berkunjung sebelumnya, bunga lili belum bermekaran tapi hari ini terlihat sudah bermekaran dengan indah.

Aku menunggu di ruang tamu setelah diarahkan pelayan istana. Tak lama kemudian Diana muncul, memamerkan kecantikannya. Aku masih merasa kagum setiap kali melihat rambut merah muda itu berkibar. Tapi menurutku rambut Caelus lebih indah.

Ah, aku harus tetap bersikap sopan pada Diana.

"Terima kasih telah mengizinkan saya untuk bertemu dengan Anda, Yang Mulia Putri Mahkota"

"Saya hanya bertanya-tanya mengapa Anda ingin bertemu saya, maka dari itu saya menyetujuinya"

Sepertinya Diana sudah terbiasa dengan posisi sebagai Putri Mahkota. Aku tersenyum sambil menatap Diana.

"Sebagai bangsawan, bukankah sudah seharusnya saya melakukan yang terbaik bagi keluarga kerajaan? Tolong terima niat baik dari hati saya, Yang Mulia"

Aku sengaja tersenyum tapi menutupi mulutku dengan jari yang terdapat cincin berlian. Aku ingin memamerkannya, tidak mungkin kan Diana tidak melihatnya.

Aku masih tersenyum sambil memperhatikan ekspresi wajah Diana. Akan bagus jika dia bisa menunjukkan wajah muram nya didepanku. Namun Diana sudah terbiasa dengan kehidupan Putri Mahkota, tidak menunjukkan perubahan ekspresinya.

"Baiklah, saya akan mendengarkan apa yang ingin Anda sampaikan lebih dulu"

Oh sepertinya dia waspada terhadapku. Sepertinya Helios sudah memberikan info pada Diana setelah kunjungannya ke kediaman Marquis kemarin.

Bagaimanapun, aku memutuskan untuk membuka pembicaraan. Aku mengulurkan amplop yang sudah kusiapkan pada Diana.

"Saya yakin Anda sudah tahu bahwa kemampuan saya sungguhan, Yang Mulia"

"Ah, maksudmu penglihatan. Ya, seperti yang Anda bilang, pencurinya benar-benar tertangkap.

Diana melirik padaku dan kemudian membuka amplopnya. Hanya ada beberapa kalimat dalam surat yang kutulis dalam amplop itu.

"Ini...."

Aku menjawab sambil menyeringai.

"Tertulis didalam amplop itu apa yang akan segera terjadi. Saya  sudah memutuskan, saya akan menggunakan kemampuan saya untuk kekaisaran"

Diana membaca isi surat tanpa berkata apapun.

Hal yang kutulis merupakan contekan dari catatan mengenai kejadian mendatang. Dalam rentang waktu ini, ada provokasi dari musuh yang disamarkan menjadi bandit pada perbatasan area kekuasaan mendiang Duke Orcus. Sebelum aku kembali, penyamaran ini baru diketahui beberapa waktu setelahnya bahwa bandit itu merupakan tentara dari negara tetangga. Tentu saja Pangeran Helios mendapat kesulitan mengatasinya.

Jadi ramalan ini lah yang kusiapkan.

"Yang Mulia pasti sudah menerima laporan terkait masalah bandit yang muncul di area perbatasan Duchy. Tapi sesungguhnya mereka bukan bandit. Mereka adalah tentara musuh yang mempelajari pertahanan kita"

"!!!"

Diana terlihat sangat terkejut mendengarnya.

Aku mengingat kejadian ini sebelum aku kembali ke masa lalu.

Pangeran Helios yang mewakili Kaisar yang saat itu sudah jatuh sakit, kesulitan menangani konflik dengan musuh. Akan lebih mudah jika Caelus masih hidup saat itu, karena Caelus merupakan politikus dan diplomat yang cerdas.

Setelah bersusah payah mencegah peperangan, Helios berhasil mencapai persetujuan dan mengakhiri konflik dengan syarat para pedagang dari negara musuh dapat berjualan di kekaisaran tanpa membayar pajak.

Tapi kali ini akan berbeda, karena saat aku sudah turut campur dalam konflik ini dengan dalih 'ramalan', selain itu Caelus juga masih hidup.

Entah itu kedamaian atau apapun, aku tak peduli. Tujuanku menggunakan 'penglihatan' ini hanya untuk memanfaatkan hal yang ingin kuraih dari Diana dan Helios.

Kemudian Diana bertanya.

"Tapi mengapa Anda tidak memberitahu Heli? Apakah Anda mempunyai alasan untuk memberitahukannya padaku?"

Oh itu pertanyaan yang tajam. Aku menunduk seolah aku malu.

"Saya malu mengatakannya, tapi sesungguhnya saya masih takut untuk menemui Yang Mulia Putra Mahkota"

"???"

Mata Diana seolah mengatakan 'Hah?' Sejujurnya ekspresi Diana terlihat manis. Apapun yang dia lakukan pasti terlihat manis karena wajahnya yang cantik.

"Mungkin Putri Mahkota dapat mengerti, kalau Putra Mahkota orang yang tidak bisa saya hadapi. Namun Putri Mahkota yang sebelumnya seorang suci dari kuil yang pernah saya temui, jadi saya merasa lebih nyaman untuk bertemu dengan Anda. Maka dari itu saya ingin bertemu dengan Yang Mulia lebih dulu"

"Begitu kah...."

Untungnya, Diana tidak bertanya lebih jauh. Dia pasti yakin pada alasanku tadi. Memang benar, siapa yang bisa menatap langsung mata tajam Helios? Pasti sulit kecuali untuk pemeran utama wanita.

Tapi sejujurnya, aku tidak takut untuk menatap langsung Helios. Aku ini kembali ke masa lalu dan sudah membaca novel berulang kali, jadi aku percaya diri aku bisa memahami para pemeran utama lebih baik dari siapapun.

Diana kini duduk lebih tegak dan bertanya padaku.

"Jadi apa yang ingin Anda tanyakan?"

"Saya hanya bertanya-tanya apakah akan ada pesta minum teh lagi seperti yang sudah Anda selenggarakan sebelumnya. Walaupun saat itu saya tidak diundang, tapi saya berharap dengan sepenuh hati agar bisa berbagi waktu dengan Yang Mulia..."

Aku berpura-pura tersenyum malu. Walaupun aku istri seorang Marquis, aku ingin menunjukkan bahwa aku juga rakyat biasa yang polos. Aku harap dengan begitu Diana bisa menurunkan batasannya.

Diana sedikit menggeleng dan mendesah kecil.

"Bagaimanapun, memang sudah banyak bangsawan yang mempertanyakannya. Saya berencana mengadakannya dalam waktu dekat ini"

"Oh seperti itu!"

Kemudian aku sedikit memelankan suaraku.

"Maka Anda harus mempertimbangkan daftar undangannya, Yang Mulia. Pada saat seperti ini, Anda harus banyak berteman agar dapat membantu Anda di masa depan. Omong-omong apakah saya boleh mengetahui kapan kira-kira pesta diadakan?"

Sesungguhnya, daftar tamu dan waktu pesta minum teh merupakan hal yang sensitif. Sudah sewajarnya bangsawan yang berpengalaman tidak akan membocorkannya, kecuali mereka berteman dekat.

Tetapi Diana baru saja menjadi seorang Putri Mahkota, jadi aku bertaruh walaupun kemungkinannya kecil.

Diana terlihat kesulitan. Kebalikan dengan harapanku, sepertinya pelajaran yang Diana terima dari Madam Harmonia ketika ia masih menjadi sang suci tidak sia-sia belaka.

"Itu pertanyaan yang tidak sopan, Marchioness!!"

"Ah, saya mohon maaf Yang Mulia!"

Tapi sejujurnya aku tidak menyesal, namun demi etika aku berdiri dan menunduk sambil meminta maaf. Bukan berarti aku akan menyerah juga.

"Saya mohon maaf karena etika dan tata krama saya masih buruk, jadi saya membuat kesalahan seperti ini. Saya hanya berpikir Anda dapat memahami hal remeh semacam ini karena saya memberikan Anda ramalan. Maafkan tindakan kasar saya sebelumnya"

Diana tidak langsung menjawab, ia malah terlihat ragu.

Ya, jika kamu punya hati nurani kamu tidak akan berpaling begitu saja bukan? Aku sudah memberi informasi penting yang dapat mempengaruhi kekaisaran. Tapi jika ada yang diberikan, bukankah harus dibalas? Adil bukan?

Selain itu, politik juga seperti berdagang. Untuk mencapai kesepakatan, biasanya akan saling menyebutkan apa yang masing-masing mereka inginkan. Seharusnya Diana menyadari maksud perkataanku jika ia bukan orang bodoh.

"...apa yang Anda katakan ada benarnya. Ah, mungkin Anda sengaja memberitahukan ramalan untuk mendapatkan info tentang pesta minum teh"

Diana berbicara sambil tersenyum.

"Seperti yang saya sampaikan, kemampuan saya bukanlah hal yang remeh. Tapi jika Anda dapat mengetahui maksud saya untuk bisa menjadi dekat dengan Putri Mahkota, saya bersedia memberikan ramalan saya. Rakyat Anda yang rendah ini hanya berharap seperti itu"

"...hal remeh"

Diana bergumam pelan, kemudian ia menatapku sambil tersenyum.

"Anda benar, jika dibandingkan dengan masalah yang akan muncul di perbatasan seperti yang Anda sebutkan tadi, pesta minum teh ini hanya hal sepele"

"Yang Mulia....."

"Saya mendapatkan pelajaran berharga berkat Anda. Tapi kedepannya jangan bertindak seperti ini lagi. Saya Putri Mahkota kekaisaran ini, dan Anda harus menghargai saya"

Oh aku kecewa mendengarnya. Sekarang jadi kamu akan menggunakan identitasmu seperti ini. Sekarang benar-benar sudah tidak ada lagi identitas sang suci dari kuil, Diana?

Aku menunduk seolah menyesali perbuatanku. Tentu saja sesungguhnya aku tak menyesal. Kemudian Diana lanjut berbicara.

"Saya tidak bisa memberitahukan Anda sekarang, karena saya belum memutuskan apapun. Saya akan mengirimkan surat pada Anda ketika saya sudah menentukannya"

Tidak terdengar nada yang seolah memiliki makna lain dalam perkataannya. Aku memang tidak mendapatkan informasi yang kuinginkan, tapi aku memutuskan untuk menerimanya saja karena sudah cukup bagiku.

Aku pun mengangkat tanganku dan menyilangkannya depan dada sambil membungkuk.

"Saya bersyukur karena kebaikan Anda pada saya"

Namun ekspresi Diana tiba-tiba berubah ketika melihat gesturku, seolah tata krama yang kulakukan masih salah.

"Cincin...."

"...!!!"

Aku mencoba menahan rasa ingin tertawa. Sebelumnya aku kecewa ketika aku memamerkannya namun Diana tidak memberikan reaksi berarti. Ternyata reaksinya hanya terlambat.

Berlian merah muda itu bersinar di jari manisku dengan indahnya.

"Oh.. ini hadiah dari suami saya. Saya bahkan tidak tahu kapan beliau menyiapkan hadiah indah seperti ini!! Saya sangat terharu sampai tidak bisa berkata-kata, Yang Mulia"

"Begitu kah..."

Kenapa? Apa kamu ingin berkomentar? Apakah kamu sangat ingin memberitahuku bahwa sesungguhnya cincin itu seharusnya jadi milikmu?

"..apakah ini tidak cukup bagus menurut Anda? Sepertinya Anda tidak suka melihatnya..."

Aku berbicara seolah aku polos tak mengetahui apa-apa.

"Apa maksud Anda saya tidak menyukainya? Itu tidak benar. Marquis memberikan Anda hadiah yang sangat berharga"

Diana mencoba tersenyum sambil berbicara. Seolah ia ingin segera menyudahi topik mengenai cincinku. Oh tapi tidak bisa. Ini baru permulaan dari ku.

"Jika saya pikir lagi, berlian merah muda ini..."

Aku sengaja memberi jeda pada nada bicara ku.

".....sangat cocok dengan warna rambut Yang Mulia Putri Mahkota.... Seperti...."

Aku berpura-pura tersenyum namun senyumku mulai menghilang dan juga mengaburkan akhir kalimat. Dengan dramatis aku menatap antara Diana dan cincin yang kupakai. Ah aku benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuan akting ku.

"Hah!! Mungkinkah??"

Diana tidak berkomentar apapun seiring dengan perubahan ekspresi wajahku. Aku merasa reaksi yang diberikannya memiliki arti lain. Dalam keheningan sejenak diantara kami, tapi aku tahu reaksi yang muncul dari wajah Diana menggambarkan perasaan aslinya.

Ini berarti Diana tidak menyangkal kebenaran terkait cincin yang seolah baru saja aku ketahui. Kamu benar-benar tidak mengingkan kami bahagia? Apakah kamu sebenci itu ketika aku terlihat bahagia tanpa mengetahui apa-apa?

Aku langsung melanjutkan serangan ku sebelum Diana sadar.

"Uh.... Seperti itu... Saya tidak tahu..."

"Oh Hestia... itu..."

Ketika Diana menyadari situasi dan berbicara, aku sudah menitikkan air mata. Seolah aku putus asa, aku menatap cincinku dan bergumam pelan.

"Ah saya lebih senang sebelum saya mengetahuinya...."

Diana benar-benar membeku. Pasti ini sangat memalukan baginya. Sebelumnya ia pasti tidak pernah menjadi sosok jahat dalam hidup orang lain. Sang Suci Diana selalu menjadi wanita baik-baik.

Menggunakan cincin ini memang benar-benar berguna. Diana sepertinya sadar dia masih peduli pada Caelus dan aku berhasil menerpa sedikit nurani nya yang memiliki standar moralitas terlalu tinggi.

Diana berbicara terbata-bata.

"Ah.. Saya tidak bermaksud.... Maafkan saya, Hestia..."

Aku mengusap air mata dengan jari ku dan berusaha terlihat menyedihkan, sambil berusaha tersenyum pahit.

"Tidak Yang Mulia. Saya harusnya berterima kasih. Saya hampir jatuh dalam ilusi tanpa saya mengetahui posisi saya. Terima kasih atas perhatian Anda"

"Seharusnya saya yang berterima kasih. Heli memberitahuku kalau Anda yang menyelamatkan Caelus"

Diana sekarang berusaha menenangkanku. Strategi psikologi-terbalik yang aku pakai cukup tepat sasaran.

"Ini hanya berkat kemampuan saya, jadi saya bisa menyelamatkan seseorang yang berharga. Saya akan berusaha membantunya dengan kekuatan saya"

"Ya, tidak ada yang bisa saya minta selain itu"

Diana menutupnya seolah ia putus asa. Tapi usaha yang Diana tunjukkan sudah cukup baik, jadi mari kita akhiri sekarang.


------------------------------------------------------

t/n : hiya guys! aku bakalan berusaha ngejar translate novelnya ya kedepannya.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.5M 72.6K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
40K 3.9K 27
Angelina tidak menyangka bahwa profesinya sebagai dokter hewan di kebun binatang menyebabkan dirinya diculik di siang bolong oleh Genma Corporation...
823 232 20
Tidak ada seorang pun yang sadar bahwa sejarahnya telah dirubah. Takdir bergantung pada dia yang lahir di tanggal ke tujuh bulan ke tujuh, menurut ra...
19.3K 998 9
Hanya sebuah kisah manis keluarga kecil Gema Suttaya menghadapi sifat kekanakan suami kecilnya yang selalu membuatnya mengelus dada setiap semestanya...