Demi Biasku yang Tersakiti |...

By KHS407

574K 35K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... More

1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

6

2.1K 253 7
By KHS407

Aku sedikit menaikkan ujung mulutku. Kemudian aku lanjut berbicara dengan nada santai.

"Anda pasti salah satu orang yang dekat dengan sang suci Diana dan Anda pasti juga tahu jika Marquis Caelus memiliki perasaan untuk Diana. Menyumbangkan lahan juga dilakukan olehnya karena alasan tersebut. Tapi sekarang sang suci sudah menjadi Putri Mahkota dan lahan itu menjadi tidak berguna, maka dari itu harus dikembalikan ke pemiliknya"

"Meskipun begitu, Marquis pasti sudah tahu kalau Diana tidak akan sepenuhnya memiliki lahan tersebut. Jadi walau lahan itu dimiliki oleh kuil, ia juga pasti sudah memahaminya"

Pendeta besar masih menunjukkan wajah senyum tanpa ekspresi nya. Maka dari itu, aku harus menghilangkan senyum tersebut.

"Saya tidak bisa menerima alasan itu. Meskipun mendengar penjelasan saya seperti ini, Anda masih bergeming. Saya sudah bilang pada pendeta sebelumnya, jika tidak bisa diselesaikan disini, saya berencana untuk mengajukan banding ke Yang Mulia Kaisar. Sepertinya pengajuan banding dengan alasan 'Wanita jahat yang memanfaatkan kepolosan Marquis Caelus hanya untuk kepentingan pribadi nya, dan kuil adalah dalang dibaliknya' terdengar bagus bukan?"

"Marchioness!!!!"

Yes, akhirnya senyum itu menghilang.

"Oh ya ampun, apakah saya terlalu terus terang? Hal ini pasti akan membuat Anda sangat khawatir. Entah lahan tersebut dikembalikan atau tidak, reputasi dan kekuasaan kuil pasti akan hancur"

Tentu saja satu masalah ini tidak akan merusak citra kuil semudah itu. Tapi bagaimana kalau aku terus melancarkan serangan setelahnya?

"Sampai saya mendapatkan kembali lahan itu, permintaan saya tidak akan berubah. Tapi tentu saja kekaisaran pasti ricuh. Jadi saya sampaikan sekali lagi, saya ingin masalah ini diselesaikan antara kita saja"

Aku maju mendorong wajahku mendekat Pendeta Besar yang terlihat tegang. Kemudian seperti tokoh antagonis lainnya, aku pun berbisik

"Bagaimana kalau saya membawa nama Putri Mahkota? Bukankah ini akan menjadi aib?"

"Apa, apa maksud Anda?"

Aku semakin menyeringai ketika melihat pendeta besar tergagap.

"Pasti ada beberapa orang yang akan senang jika saya bilang saya akan membongkar rahasia Putri Mahkota yang mencuri banyak lahan menggunakan kepolosan wajahnya yang saat itu masih menjadi perwakilan kuil"

"Ini...!!"

"Tidak mudah menghapus jejak mendiang Putri Letona yang sudah meninggalkan beberapa hal hebat. Jika Anda bisa melihat dan mendengar, Anda pasti tahu kalau masih banyak bangsawan yang tidak mengakui Putri Mahkota yang berstatus rendah, apalagi dibelakang nya ada kuil yang menjadi pendukung nya"

Pendeta Besar seolah ternganga hingga tidak bisa berkata. Ia pasti tidak mengira aku akan maju mengintimidasi dengan cara seperti ini. Tapi aku bukan bangsawan asli dari dunia ini. Aku tokoh antagonis yang siap untuk memainkan peran sebanyak mungkin.

"Bagaimana kalau saya berkata bahwa Marquis akan memutus segala donasi nya untuk kuil? Jika saya terdengar menggertak, apa sebaiknya kita lihat betapa seriusnya saya sekarang?"

"..Ini sungguh tercela bagi seorang bangsawan bertindak seperti ini, Marchioness!!"

Dia bahkan tidak bisa berbicara dengan jelas.

"Huh, untuk apa saya berpura-pura menjadi orang yang sombong? Jadi berikan saja lahan itu tanpa harus membuat kegaduhan"

Mata pendeta besar masih terlihat tegang.

"Yang Anda inginkan hanya kuil mengembalikan lahan bukan?"

"Benar! Kan itu yang sudah saya sebutkan sejak awal"

Pendeta besar berdiri dengan agak sempoyongan. Kemudian ia keluar dan tak lama kembali membawa sebuah koper kecil.

"Ini surat donasi yang Marquis tulis sendiri. Silahkan Anda bawa kembali"

Aku pun mengeluarkan surat itu dari amplop. Setelah membacanya aku pun mengangguk mengerti.

"Baiklah, sekarang tulis memorandum untuk pengembalian lahan"

Jalan terbaik dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan hukum dan harta adalah memiliki dokumen tertulis sebagai bukti.

------------------------------

Kunjungan ku ke kuil tidak memakan waktu selama yang kubayangkan. Aku berhasil mencapai tujuanku dan kembali ke kediaman Marquis.

"Bagaimana kegiatan Anda hari ini Madam Hestia?"

Aku keluar dari kereta perlahan dan mengibaskan amplop yang kupegang didepan kepala pelayan.

"Oh itu sangat menyenangkan. Untunglah kami dapat berkomunikasi dengan baik"

Uros terkejut ketika ia menerima amplop dariku.

"Tidak.. Apakah benar? Apakah anda benar-benar meminta kembali lahan itu?"

"Tentu saja. Memang pada dasarnya itu milik Marquis Caelus kan"

Uros pun tersenyum lebar.

"Sepertinya saya bisa menyerahkan urusan rumah tangga pada Madam Hestia secepatnya, hoho"

"Anda bicara apa, saya tidak mahir mengurusi masalah rumah tangga..."

Aku buru-buru mengibaskan tanganku. Tujuan ku melakukan kontrak pernikahan dengan Caelus hanya untuk mengacaukan hubungan Helios dan Diana.

Maka dari itu, urusan internal rumah tangga Marquis bukanlah tanggung jawab ku. (1)

Aku pun mengubah topik dengan cepat.

"Bagaimana Marquis hari ini?"

"Ah, beliau sudah lebih baik dari kemarin. Hari ini beliau mau meminum jus buah dan makan sedikit salad"

"Aku lega mendengarnya"

Jika ia sudah mulai memiliki nafsu makan, sepertinya hal terburuk sudah kita lewati. Aku mendesah lega.

Kemudian perlahan Uros memberiku saran

"Bagaimana kalau Anda menceritakan kunjungan Anda ke kuil hari ini?"

"Saya? Tidak. Saya masih belum mengenal baik beliau, ia pasti akan merasa kurang nyaman"

"Tapi..."

Terima kasih sudah berbaik hati padaku. Tapi Caelus itu mencintai Diana. Aku tidak ingin menarik perhatiannya seperti itu.

"Whew, omong-omong saya sedikit merasa lelah setelah berdebat panjang lebar dengan pendeta besar. Sekarang saya hanya ingin beristirahat"

"Baiklah saya mengerti Madam. Saya akan mengirimkan pelayan untuk Anda. Silahkan beristirahat"

Uros pun langsung pergi meninggalkanku.

Aku berhasil mengembalikan dokumen resmi lahan milik Caelus dari kuil. Tapi sesungguhnya, ini hanya permulaan. Aku harus memikirkan efek yang akan ditimbulkan di masa depan dari perubahan yang kubuat ini.

Pertama, pendeta besar pasti langsung menghubungi Diana. Dia akan melaporkan bahwa seorang wanita yang mengaku Marchioness datang dan mengambil lahan yang didonasikan untuk Diana. Kuil selama ini telah mendukung Diana agar bisa menjadi Putri Mahkota, jadi ketika ia merasakan 'ketidakadilan' semacam ini, sudah pasti mereka akan meminta bantuan Putra Mahkota agar turun tangan.

Keberadaanku akan segera diketahui oleh Putra Mahkota dan istrinya, tapi alih-alih menemui ku secara langsung, mereka akan menghubungi Caelus lebih dulu.

Aku tidak takut. Malah, aku menanti saat itu tiba. Sesungguhnya terasa menyenangkan keluar dari pemeran pembantu dan menjadi turut andil dalam alur cerita dunia ini. Masa lalu yang sebelumnya kurasakan akan segera berubah.

Aku makin penasaran.

Namun hal yang paling mendebarkan diantara itu semua yaitu melihat sosok Caelus yang perlahan kembali seperti sedia kala. Aku tidak peduli jika ia tidak menaruh perhatian padaku. Baginya hidup dengan baik tanpa memikirkan kematian sudah lebih dari cukup untukku.

Hari itu aku pergi keluar mengunjungi lahan yang dikembalikan ditemani oleh manajer yang mengurus harta Marquis. Untungnya, lahan itu terlihat dijaga dengan baik. Tidak mungkin kuil yang menyukai uang akan mengabaikan lahan yang subur seperti ini. Suasana area yang nyaman dan subur ini membuatku merasa santai.

Ketika matahari mulai terbenam aku pun kembali ke rumah dan langsung disambut oleh kepala pelayan dengan ekspresi serius.

"Seseorang dari istana kekaisaran telah datang"

"Oh ya? Apakah mereka mencari Marquis?"

"Dia hanya mengirimkan surat dan kembali, tapi sepertinya pengirimnya Putra Mahkota. Saya sudah mengantarkannya ke Tuan Caelus. Tapi saya tidak tahu apakah ia akan membacanya atau tidak"

Kondisi Caelus saat ini belum cukup pulih hingga memungkinkannya untuk melakukan tugas resmi. Selain itu, fakta bahwa ia melakukan percobaan bunuh diri hanya diketahui oleh beberapa orang di kediaman ini.

Kumohon, semoga Helios tidak menggali luka Caelus dengan gegabah.

"Baiklah, jika Marquis belum membacanya, tolong bawa kembali diam-diam. Saya akan memeriksa nya. Mungkin saja ini karena ulah saya yang meminta lahan dikembalikan dari kuil"

"Baik Madam Hestia"

Uros mengikuti instruksi dari ku dengan seksama dan juga cepat. Menilai dari jangka waktu antara waktu aku mengunjungi kuil dan menerima surat, sepertinya pendeta besar langsung mengadu pada Diana di hari yang sama ketika aku meminta dokumen lahan.

Aku sudah mengganti pakaian luar ku dan beristirahat sejenak ketika kepala pelayan mendatangi kamarku. Namun anehnya, ekspresinya tidak seperti biasanya.

"??"

Kemudian kepala pelayan berbicara dengan hati-hati.

"Madam, Anda dipanggil oleh Tuan"

"!!"

Sesaat aku merasa jantungku sangat berdebar. Caelus memanggilku untuk pertama kalinya!!! Aku menduga ia akan merasa malu karena perbuatanku. Aku merasa tegang hingga sulit bernafas.

"Baiklah, saya akan segera kesana"

Dengan refleks aku memandangi cermin. Akhirnya aku dapat menemui kesayanganku, tapi aku tidak boleh berpakaian terlalu santai seperti ini. Namun karena kepala pelayan sudah menunggu didepan, aku tidak punya pilihan selain mengikutinya menuju kamar Caelus.

"Tuan, saya sudah membawa Madam Hestia"

"Masuk"

Suara yang terdengar datar. Ia tidak terlihat marah ataupun merasakan hal lain. Aku memegang dadaku yang berdebar dan kemudian masuk ke kamar.

Caelus kesayanganku sudah tidak terlihar kusut seperti kemarin dan ia hanya mengenakan jubah yang sedikit terbuka di bagian dada nya. Rambut perak panjangnya dan wajah yang tak berekspresi terlihat sangat keren.

"Anda memanggil saya, Marquis?"

Caelus kemudian menyilangkan kaki nya dan meletakkan tangannya di lututnya. Kemudian ia mulai berbicara dengan sopan. Sungguh keren kesayanganku ini..

Kepala pelayan mundur perlahan namun Caelus memanggilnya.

"Tetap disini"

"Baik Tuan"

Uros pun berdiri di tempatnya, kemudian mata Caelus yang berwarna violet pun menatapku.

"Kamu melakukan hal yang menarik"

Aku masih tidak tahu apakah dia marah. Aku menggeleng pelan dan menegaskan

"Saya mohon maaf jika saya salah, Marquis"

"Bukankah sebelumnya kamu bilang nama mu Hestia?"

"Ya, saya anak angkat Tuan Elea"

Ini terdengar aneh, beberapa hari sebelumnya kita sudah menikah tapi aku baru memperkenalkan diri dengan resmi setelahnya.

----------------

(t/n : disini Caelus ngobrol dengan Hestia pakai bahasa santai, tapi Hestia masih pakai bahasa formal ke Caelus. tapi kalo salah monmaap ya)

Continue Reading

You'll Also Like

822 232 20
Tidak ada seorang pun yang sadar bahwa sejarahnya telah dirubah. Takdir bergantung pada dia yang lahir di tanggal ke tujuh bulan ke tujuh, menurut ra...
10K 2.1K 58
Suatu pagi Baron Dimitri Lurie ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Setelah kematiannya, keluarganya segera mengalami situasi pelik karena t...
13.6K 866 156
As if it wasn't enough to be hit on the head by my co-workers and boyfriend, I died at the hands of my gambling-addict older brother. Without even re...
766K 5.9K 21
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...