Demi Biasku yang Tersakiti |...

Galing kay KHS407

578K 35.1K 4.4K

!!! MTL FAN TRANSLATION !!! Pernah kah kalian berharap bisa bertemu langsung dengan karakter dalam novel favo... Higit pa

1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 - Tamat
Side Story - 1
Side Story - 2
Side Story - 3
Side Story - 4
Side Story - 5
Side Story - 6
Side Story - 7
Special Story - 1
Special Story - 2
Special Story - 3
Special Story - 4
Special Story 5 - TAMAT

5

2.2K 259 1
Galing kay KHS407

Aku menaiki kereta dan kembali ke rumahku yang kutempati sebelumnya. Hal pertama yang kuambil adalah buku catatan dan kalender yang mana keduanya merupakan harta nomor satu milikku. Kedua hal itu menyimpan catatan yang terjadi dalam novel. Aku sudah menuliskan detail yang terjadi setelah novel berakhir sebelum kematianku di masa lalu. Hal lain yang kubawa yaitu pakaian dan aksesoris.

Ketika aku kembali ke kediaman Marquis, hari sudah menuju malam. Berdasarkan rekomendasi dari kepala pelayan, aku mengunjungi ruang makan untuk pertama kalinya.

Secara alami aku akan bertemu koki dan pelayan lainnya. Kemudian aku tersadar kalau ini merupakan cara kepala pelayan menyampaikan perhatiannya. Walaupun aku secara tiba-tiba menjadi pasangan Marquis, kepala pelayan Uros seperti sudah mengakui ku sebagai istri Caelus.

Maka dari itu aku tidak punya pilihan selain melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Caelus. Tapi aku merasa beban ku menjadi lebih berat lagi.

"Bagaimana makanan Anda? Anda dapat memberitahu saya jika Anda memiliki makanan favorit"

"Ini sudah sempurna. Aku sudah menyukai apapun yang diberikan padaku, jadi tidak perlu ada tambahan lagi"

Aku berbincang bersama kepala pelayan dengan tata krama yang baik. Bahkan koki pun terlihat lega dan memberikan senyum lembut. Sekali lagi aku menunjukkan kalau aku tidak datang untuk menjadi pemilik kediaman ini.

Aku bertanya dengan hati-hati.

"Omong-omong, bagaimana keadaan Marquis Caelus hari ini?"

Ekspresi wajah kepala pelayan menjadi sedih.

"Beliau belum keluar kamar seharian penuh. Ia bahkan tidak makan dan minum dengan benar"

"Seperti itu... Tidak bisa kita biarkan. Mungkin saja Marquis akan meminum sirup buah yang dicampur brandy"

"!"

Kepala pelayan tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Tidak.. bagaimana..?"

Aku tersenyum lembut. Tentu saja aku tahu minuman yang Caelus butuhkan ketika dia tidak berselera makan. Lagi pula, Caelus kan bias kesayanganku.

"Masih terlalu dini untuk terkejut, masih banyak lagi yang akan terjadi di masa mendatang"

"Ah"

Kemudian aku menambahkan lagi

"Esok hari, saya akan mengunjungi kuil. Saya berpikir untuk mengambil kembali lahan yang sudah Marquis donasikan bagi sang suci"

"Ya??"

Mendengar pernyataanku, kepala pelayan dan pelayan lain nya nampak terkejut.

Diana, yang merupakan rakyat biasa, dapat menguatkan posisinya dalam kuil karena tanah yang didonasikan oleh Caelus.

Kepala pelayan yang tercengang buru-buru menundukkan kepala nya. Suaranya terdengan bergetar.

"Baiklah, saya sudah berubah pikiran. Saya akan menyiapkan kegiatan pertama Marchioness"

Ini hanya permulaan. Diana, aku akan menunjukkan secara perlahan betapa besarnya rasa cinta yang kau terima dari Caelus. Melihat dari reaksi kepala pelayan dan yang lainnya, sepertinya Diana tidak dinilai baik oleh mereka.

Didalam novel, aku hanya fokus pada narasi dan hubungan emosional yang ditampilkan dari pemeran utama wanita dan pemeran pria kedua. Tapi aku tidak meneliti secara detail bagaimana reaksi orang lain.

Namun aku dapat mengerti hal itu dalam kemajuan hubungan antara Diana dan Helios. Para bangsawan awalnya menolak hubungan mereka, namun akhirnya mereka menyetujuinya. Alasannya sederhana. Putri dari Duke yang meninggal karena minum teh beracun, menentang Diana dengan ganas dan juga menggiring opini publik. Namun setelah kematiannya, opini publik kehilangan suara nya dan menjadi hilang.

Pada akhirnya, berkat hal itu kedua pasangan ini dapat menikah. Namun para pelayan Marquis tidak dapat mengabaikan perasaan Caelus. Walaupun tidak banyak, beberapa dari mereka bertahan dan melayani sejak ia masih tuan muda hingga dewasa.

Mungkin saja mereka lebih peduli dan menyayangi Caelus dibandingkan aku. Maka dari itu, kebencian mereka terhadap Diana tidak dapat dihindari.

Tapi tentu saja Diana memiliki alasannya sendiri untuk memilih Helios dibandingkan Caelus. Namun, ada banyak kejadian di dunia ini yang membuat pembaca meringis ketika memahami pilihannya secara logis. Dan kami membencinya karena ia penyebab tindakan ekstrim Caelus.

"Semuanya, saya sangat merasa berterima kasih. Kumohon kita saling menjaga untuk kedepannya"

Menjawab sapaanku, kepala pelayan Uros dan pelayan lain yang hadir menundukkan kepalanya dengan hormat.

"Kami juga merasa tersanjung memiliki Marchioness"

Karena kita kini berada di pihak yang sama, mari berbuat baik satu sama lain.

----------------------

Keesokan hari, aku mulai menyibukkan diri dengan pekerjaan. Aku harus berpakaian dengan baik tapi tidak perlu mencolok seperti ingin pergi ke pesta.

Kita pasti sering kan menyaksikan di dalam drama, kalau tokoh antagonis selalu memiliki tampilan mewah.

Hari ini aku memakai gaun berwarna biru gelap yang cocok dengan rambut hitamku. Lipstik merah yang intens juga wajib dipakai. Ini merupakan gaya yang mencolok jika berada di dalam kuil, tempat dimana warna putih mendominasi.

Kepala pelayan Uros sudah menyiapkan kereta dengan lambang Marquis. Aku menaiki kereta dibantu dengan pelayan.

"Tolong jaga Marquis Caelus hari ini selama aku keluar"

"Jangan khawatir Madam"

Aku mengangguk pelan menjawab kepala pelayan. Kereta pun berangkat dan gerakannya terasa sangat stabil dibanding kereta yang biasa aku naiki. Mungkin ini alasan orang-orang menjadi penggemar mobil yang bagus. Tanpa kusadari aku bersenandung kecil.

Tak lama kemudian aku pun tiba di kuil. Pendeta yang sudah dihubungi sebelumnya melalui surat sudah mengirim perwakilan untuk menyambutku. Mereka pasti sangat kebingungan melihat orang yang tiba-tiba datang berperan sebagai istri Marquis yang bahkan belum pernah terlihat sebelumnya.

Ketika aku turun, pendeta tersebut menundukkan kepala nya.

"Selamat datang, Marchioness"

Suara nya terdengar tidak yakin apakah aku Marchiones sungguhan atau palsu. Namun, lambang dari keluarga Marquis benar-benar tergambar di kereta yang ku kendarai sebelumnya.

Di negara ini, orang bodoh mana yang berani berpura-pura menjadi bangsawan dengan status tinggi. Karena mereka yang mencuri atau memalsukan lambang keluarga bangsawan akan dikenakan hukuman yang berat. Aku tidak perlu bersusah payah berusaha membuktikan fakta ini.

Jika mereka yang ragu, kenapa tidak langsung bertanya saja pada Marquis?

"Anda terdengar tidak senang dengan kedatangan saya"

Aku mencoba menjawab apa ada nya. Kemudian saat itu juga nada suara pendeta langsung berubah.

"Itu tidak mungkin. Saya mohon maaf jika Anda tersinggung dengan ketidak-cakapan saya"

"Ugh"

Rasanya pahit. Namun dari pengalamanku selama hidup pendek ini, jangan pernah berusaha memberikan kesan baik jika ingin dihormati dengan sesuai sejak awal.

Entah itu dunia nyata ataupun dunia dalam novel ini, mereka semua sama memandang rendah orang yang bersikap baik.

Aku pun mengikuti pendeta yang sebelumnya menyambutku dan berjalan dengan tegak.

Aku melihat pendeta menundukkan pandangannya dan sedikit melirik ke arah ku. Pendeta yang penasaran namun mencoba menutupinya. Seperti kecoa yang tiba-tiba menghilang saat kita sudah melihatnya.

Orang yang sekarang duduk dihadapanku bukanlah Pendeta Besar, namun pendeta yang masih berstatus tinggi dibawah pendeta besar. Ini membuatku tidak nyaman, tapi aku tidak boleh merasa tersinggung. Karena itu tidak penting untuk saat ini.

"Kedatangan saya hari ini hanya untuk satu hal. Tolong kembalikan tanah Ilion yang Marquis dulu donasikan"

"!!!"

Ekspresi pendeta terlihat sangat terkejut mendengar permintaanku. Seolah ia memuntahkan apa yang barusan ia makan.

Tapi tetap, aku tidak akan ragu lagi dan mengeluarkan semua yang ingin ku katakan.

"Saya menikah secara sah dengan Marquis. Saya juga memiliki hak untuk mengembalikan harta yang beliau hamburkan secara impulsif"

"Ini sangat tiba-tiba, Marchioness!! Ini tidak masuk akal"

Tentu saja aku sudah menduga akan ditolak. Sekarang saatnya aku adu argumen.

"Mari kita luruskan saat ini juga. Marquis menyumbangkan tanahnya untuk kuil saat itu; jika saya ingin terus terang, tanah itu diberikan pada Putri Mahkota yang dulunya dipuja sebagai Sang Suci?"

"Apa yang diberikan untuk Sang Suci pada akhirnya didedikasikan untuk Dewa"

"Tidak, saya ingin memastikan. Jika Anda menginginkan bukti bahwa Marquis menyumbangkan tanahnya, saya bisa menunjukkan bukti tersebut. Sekarang saya memberikan kesempatan terbaik bagi Anda untuk menyelesaikan nya dalam diam sebelum saya melakukan pengajuan keberatan pada Yang Mulia Kaisar. Sepertinya Anda tidak mengerti maksud saya"

Pendeta itu makin terlihat panik hingga berkeringat.

"Saya mohon maaf, Marchioness. Masalah ini bukan wewenang saya"

"Maka dari itu tolong panggil Pendeta Besar yang lebih tinggi dari Anda. Jika tidak, saya tidak akan beranjak dari sini"

"Jika itu yang Anda inginkan..."

Aku tidak masalah jika hal ini membesar. Jika dengan cara ini aku bisa mengekspos Diana yang dulu dipuja sebagai Sang Suci.

Pendeta terlihat memutar matanya dengan angkuh dan kemudian berdiri. Ia buru-buru keluar kantor, seolah merasa aku menantang nya.

Selang beberapa waktu, hadir wanita paruh baya yang berperan sebagai Pendeta Besar. Aku merasa wajahnya familiar. Orang ini dulunya atasan Diana. Tentu saja dia tidak mengenaliku.

"Marchioness"

Aku menjawab dengan senyuman angkuh namun tetap berusaha sopan sesuai tata krama.

"Saya Hestia, Pendeta Besar"

"Saya sudah sedikit mendengar, apa benar Marquis Caelus meminta tanahnya dikembalikan?"

"Ya, yang Anda dengar itu benar"

Aku sedikit merelaksasikan tubuh ku. Jika lawanku saat ini merupakan pendeta besar dengan status tertinggi di kuil, aku tidak boleh terlihat lebih ciut.

Sudah kubilang kan, kalau orang tidak akan menganggap remeh orang yang terlihat santai?

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

10K 2.1K 58
Suatu pagi Baron Dimitri Lurie ditemukan tewas bunuh diri di kamar tidurnya. Setelah kematiannya, keluarganya segera mengalami situasi pelik karena t...
13.9K 866 156
As if it wasn't enough to be hit on the head by my co-workers and boyfriend, I died at the hands of my gambling-addict older brother. Without even re...
1.3M 10.9K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
1.5M 73.8K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...