Chapter 64

8K 850 45
                                    

Flashback, sebulan yang lalu saat di Mansion Alano

"Kita harus membunuh Alano dan memindahkan semua sahamnya atas nama Anda sebelum terlambat. Kau bisa melakukannya begitu tiba di indonesia. Setelah resepsi Adelard." ucap seseorang, lebih tepatnya seorang pria.

Ivana terdiam mendengar semuanya melalui alat peretas suara yang di diam-diam ia pasang pada ruangan Claire. Ivana menekan pelan telinganya, mencoba berkonsentrasi dengan apa yang ia dengar semuanya.

Sedangkan tanpa Ivana sadari, ada dua orang pelayan yang memperhatikan gerak gerik Ivana dari jarak beberapa meter.

"Kau lihat dia. Wanita asia yg bernama Ivana itu." ucap salah satu pelayan Mansion yang memperhatikan Ivana dari kejauhan. Sementara tangannya sibuk memegang poci keramik untuk menuangkan teh hangat pada cangkir Tuan dan Nyonya besarnya sebelum tiba. "Dia sering memegang telinganya. Seolah-olah sedang mendengar sesuatu di balik penutup kepala yang dia pakai."

"Kau yakin?" jawab rekan di sebelahnya ini juga sibuk meletakkan sendok dan garpu tepat di samping piring makan. "Kita harus memperhatikan gerak geriknya. Kalau tidak, Nyonya Claire tidak akan segan-segan melubangi kepala kita."

Setelah itu, mereka sibuk mempersiapkan makan malam majikan mereka dan terlihat sibuk dengan urusan masing-masing. Jika di lihat, mereka memang seperti pelayan biasa yang sudah mengabdi pada keluarga Alano. Padahal sebenarnya, justru mereka adalah kaki tangan Claire yang sebenarnya melalui penyamaran.

Sementara itu di sebuah ruangan Claire..

"Jangan terlalu terburu-buru. Main-main dulu sejenak." Claire menyesap cangkir kopinya dengan elegan, bersandar pada kursi besarnya berwarna hitam.

"Anda sudah pernah gagal, Nyonya. Perusahaan Orla yang anda rebut juga di hancurkan oleh seorang penipu."

"Aku mencurigai kalau Adelard pelakunya. Kepindahannya ke suatu tempat semakin menguatkan kecurigaanku kalau dia yang melakukannya. Tentunya dia tidak sendirian. Pasti dia memiliki kaki tangan."

"Tapi Anda harus membunuh keduanya. Alano dan Adelard."

"Kau mencoba mengaturku? Atau kau sudah bosan hidup?"

Ivana sampai menahan napas setelah selesai mendengarkanya. Sungguh di luar dugaan kalau Claire berniat melakukan tindakan pembunuhan berencana.

Selain akhirnya dia juga tahu kalau Daniel yang selama ini dia curigai adalah pelaku penipuan investasi illegal, maka Ivana pun tidak bisa menunda lagi untuk memberi tahu informasi penting ini.

Ivana pergi meninggalkan tempat hanya untuk menghubungi Hanif. Setelah apa yang ia dengar barusan, rupanya bukan hanya ia saja yang mencurigai Daniel, tetapi Claire juga mencurigainya. Point plush nya ia jadi tahu rencana jahat Claire yang sepertinya akan menghabisi suaminya sendiri.

Pelayan yang menyadari kepergian Ivana langsung mendekati temannya dan menyerahkan nampan berisi kain serbet yang sudah di lipat rapi. Sadar dengan kode tindakan tersebut, rekan itu langsung membuka kain serbetnya.

"Target keluar mansion." Dengan cepat ia langsung menekan pelan alat di telinganya setelah melihat Ivana. "Arah jam 2."

Masih di waktu yang sama, di satu sisi....

Mahram Untuk NafisahWhere stories live. Discover now