Chapter 56

7.6K 782 32
                                    

1 jam kemudian.

Acara resepsi yang di gelar pada hari minggu itu semakin meriah setelah tamu undangan semakin banyak berdatangan. Undangan yang di sebar memang tidak banyak. Keluarga besar Nafisah hanya mengundang tetangga sekitar, kerabat dekat dan beberapa di antaranya juga rekan-rekan karyawan penerbit yang di dirikan Daniel.

Nafisah benci. Di saat hari bahagianya sedang datang, bisa-bisanya dia langsung teringat jadwal revisiannya ketika tanpa sengaja melihat Sofia dari jarak kejauhan. Semenjak mengetahui statusnya, Nafisah hampir lupa kalau ia masih terikat kontrak untuk menerbitkan novelnya.

"Ada apa?"

Daniel bertanya padanya tanpa harus menoleh ke samping melihat kedua mata istrinya. Sepertinya Daniel menyadari raut wajah Nafisah yang terlihat tertekan oleh suatu hal.

"Aku lupa kalau aku masih terikat kontrak dengan penerbit yang kamu punya."

"Lalu?"

"Novel yang aku revisi dari Sofia, belum aku kerjain sama sekali."

Beberapa tamu pria datang menyalami Alano yang berdiri tepat di sebelahnya. Setelah itu giliran Daniel yang memberikan senyuman ramah sambil menerima ucapan selamat darinya. Sekarang tamu itu beralih ke Nafisah.

Nafisah tersenyum sopan, menangkup kedua tangannya tepat didepan dadanya di ikuti oleh tamu pria itu yang hanya menimpalinya dengan senyuman tipis.

"Untuk hal itu kamu tidak perlu khawatir. Kamu lupa kalau pimpinan redaksinya adalah suamimu sendiri?"

"Lagian, situasi di penerbit sekarang sedang fokus menerbitkan 5 naskah dari penulis tahun lalu. Sekalipun kamu cepat menyelesaikannya, naskahmu masih menunggu antrian bersama penulis lain." tambah Daniel lagi.

"Apakah lama?"

"Setelah ini aku akan menghubungi bagian tim editor untuk menanyakannya lebih lanjut."

"Maksud kamu Sofia?"

"Bukan. Sofia memang bagian editor. Tapi posisinya lebih ke bagian memperbaiki naskah dari kesalahan. Lebih tepatnya langsung berkomunikasi dengan penulis, yaitu kamu."

"Kalau begitu tidak perlu kamu tanyakan."

"Kenapa?"

"Aku belum mau terburu-buru juga untuk segera terbit."

"Terserah padamu."

Di sisi lain, Marcello terdiam menatap Daniel dan Nafisah yang terlihat bahagia. Marcello tak habis pikir, sesantai itu Daniel menghadapi situasi di saat seperti ini sementara dirinya sama sekali merasa was-was karena musuh dalam selimut bisa datang kapan saja.

Tatapan Marcello beralih ke Claire. Perempuan itu begitu pintar dalam berakting dengan membawa dirinya ke lingkungan asing seperti ini. Padahal tanpa siapapun sadari, justru Claire ini adalah wanita yang berbahaya dan bisa membunuh dengan menyuruh pembunuh bayaran.

"Astaghfirullah!" Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar panik.

Marcello terkejut!

Tiba-tiba ia langsung terdorong ke depan bahkan terjatuh begitu saja. Marcello bisa merasakan ada seseorang yang menabrak punggungnya. Marcello meringis, beberapa orang di sekitarnya langsung terfokus pada Marcello yang jatuh.

Mahram Untuk NafisahWhere stories live. Discover now