Chapter 13

7.8K 725 28
                                    

Kini Sofia berada di rumah sakit. Ia duduk di sebelah Daniel. Dengan was-was Sofia memperhatikan di sekitarnya. Sadar kalau ia dan Daniel warganegara asing yang menjadi pusat perhatian.

"Kita harus cepat pulang."

"Tidak bisa. Aku sedang menunggu obat."

"Sejak kapan kau minum obat? Yang aku tahu selama ini kau sehat."

"Kau tidak lihat bagaimana kondisi wajahku saat ini?"

Sofia terdiam. Ia menatap Daniel dan melihat ada luka lebam di pipi, pelipis dan sudut bibir pria itu.

"Apakah separah itu harus ke rumah sakit? Bukankah kau pernah lebih parah dari ini dan justru diriku yang mengobatimu."

"Aku kesini bukan karena lukaku."

"Lalu apa?"

"Nafisah.."

Sofia mendengkus kesal. "Dia lagi, dia lagi. Cinta sudah membuatmu buta sampai-sampai kau sudah lupa dengan janji kita."

"Dia sakit dan semua itu karena ulahku. Aku harus bertanggungjawab."

"Justru kau terluka karena saudara wanita itu kan? Kenapa kau tidak meminta tanggung jawab juga sama dia?"

Asik berdebat. Tanpa keduanya sadari, seorang pria sedang memata-matai mereka. Pria itu terlihat sedang bersembunyi. Lalu memegang alat kecil yang terpasang di telinganya.

"Target sedang berada di rumah sakit. Wajahnya luka dan dia bersama wanita itu."

****

Seminggu kemudian..

Hanif tersenyum puas. Setelah memberi pelajaran pada Daniel seminggu yang lalu, kini pria itu benar-benar tidak sedikit pun mendekati Nafisah lagi. Hanif merasa lega di buatnya.

Pagi sudah menjelang. Ia sudah rapi dengan pakaian kurir ekspedisi tempat ia bekerja. Hanif pun segera menuju dapur dan bersiap untuk sarapan. Hanif berbinar, ketika melihat pisang goreng di atas meja makan.

Plak!

"Jangan sentuh itu! tegur Ibu Fiza dengan tatapan peringatan.

"Kenapa, Bu? Kan untuk di makan."

"Memang untuk di makan. Tapi bukan buat kamu. Punyamu ada di dalam tudung."

"Buat Bapak?"

"Bukan juga."

"Nafisah jelas bukan. Dia menghindari gorengan. Lalu siapa? Ah kucing?"

"Ini untuk tamu. Nak Daniel."

"Apa?! Bule setan itu makan gorengan? Dih sok banget, biasa juga makan-"

"Hush! Cangkemu itu!"

Hanif terdiam. Justru ia tak perduli dan mengambil satu pisang goreng lalu berlari begitu saja.

"Hanif!!! Dasar anak nakal!"

****

Zulfa baru saja menyelesaikan tugasnya menghitung jumlah orderan pakaian wanita hari ini. Di antaranya ada jilbab, gamis, legging, dan masih banyak lagi.

Mahram Untuk NafisahWhere stories live. Discover now