Chapter 9

8.3K 725 16
                                    

"Mau kemana pagi-pagi begini?"

Hanif menatap Nafisah. Adik sepupunya itu terlihat rapi sambil membawa totebag canvas di pundaknya

"Mau ke penerbit."

"Ngapain?"

"Alhamdulillah karya aku di pinang sama mereka."

"Oh sekalian taken kontrak?"

"Hm, kalau cocok aku akan tanda tangan. Jika tidak, maka aku akan menolak.."

"Lah kalau nolak, emang nggak sayang sama hasil jerih payah? Mumpung di pinang loh, Naf. Kapan lagi mau punya impian karya sendiri dalam versi novel?"

"Impian sih, impian, Mas. Tapi kalau aku nggak cocok sama persyaratannya masa iya aku setuju. Kalau merugikan penulis gimana?"

"Iya juga sih. Ada benernya. Jadi, kamu kesana sendiri?"

"Iya sendiri. Memangnya sama siapa lagi?"

"Ya mungkin sama Zulfa. Atau sama si hantu yang suka datang tiba-tiba. Pokoknya Kamu harus hati-hati sama dia!"

"Ih," Nafisah terlihat kesal. "Aku pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati dijalan ya, kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi aku."

Nafisah hanya mengangguk. Lalu ia pun pergi mengendarai motornya. Cuaca begitu cerah. Meskipun jam sudah menujukan pukul 10.00 pagi, namun rasanya tidak terlalu menyengat mengingat kota Batu ini adalah kota yang sejuk.

Lampu merah menyala di persimpangan jalan. Nafisah termenung sesaat. Hanif benar, Daniel itu seperti setan yang suka muncul tiba-tiba. Namun ia juga sadar, akhir-akhir ini tumben sekali pria itu tidak nampak didepan matanya?

"Tumben banget. Sudah 2 minggu dia nggak nongol."

Tint!

Suara klakson motor terdengar dari belakang. Nafisah langsung sadar. Dengan sabar Nafisah menunggu kembali mengendarai motornya karena masih ada mobil yang belum jalan berada didepannya.

"Halo cantik. Lama tak jumpa.."

Nafisah menoleh ke samping sampai membulatkan kedua matanya karena terkejut. Tiba-tiba Daniel ada didalam taksi bandara tempat di samping motornya. Pria itu melambaikan salah satu tangannya pada Nafisah.

"Kamu tahu, arti jodoh yang sebenarnya? Selain tak kemana, tapi dimana saja pasti bertemu."

Daniel mengedipkan salah satu matanya pada Nafisah hingga membuat wanita itu muak. Nafisah menatap ke depan dan kembali mengendarai motornya setelah mobil didepannya sudah berjalan terlebih dahulu. Nafisah merasa kesal.

"Dasar tidak waras!"

****

"Mbak Sofia.."

"Ya?"

"Penulisnya sudah di depan."

Sofia mengangguk. "Suruh dia masuk ya."

Mahram Untuk NafisahWhere stories live. Discover now