Chapter 18

8.3K 792 40
                                    

Sofia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Lontaran Hanif 1 jam yang lalu benar-benar mengganggu dalam pikirannya. Sekarang ia tengah berjalan di atas trotoar dan mulai menyebrang di zebra cross.

Benarkah tanpa sepengetahuannya Daniel telah meninggalkannya? Yang artinya mulai sekarang ia harus hidup mandiri dan tak bisa meminta bantuan apapun dengannya? Jika Daniel memang sudah menikah, semua sudah berakhir. Ia tidak bisa lagi berharap apapun padanya. Terutama soal perlindungan

"Sofia awas!"

Bruk!!!

Tanpa sadar Sofia menyebrangi jalanan raya dalam keadaan melamun. Tubuh Sofia terasa nyeri. Seorang pengendara motor menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

Tubuh yang terasa sakit, kaki yang sulit untuk di gerakkan. Membuat tubuhnya melemah. Lengan yang terluka bahkan mengeluarkan darah. Sofia berusaha memperjelas pandangannya, namun yang sempat lihat adalah raut wajah Farras yang begitu panik berlari mendekatinya.

"Adelard... " bisik Sofia lemah. Nama yang selalu ada di hatinya sebelum semuanya menjadi gelap.

****

"Sofia.. Maafkan aku.." 

Daniel syok. Kini, ia menatap gadis kecil yang ia anggap keras kepala sejak dulu sedang terbaring lemah. Sofia sudah berhasil melewati masa kritisnya. Kepala wanita itu sudah terbalut perban dengan salah satu kakinya yang di gips.

Farras juga sama syoknya. Ia adalah saksi mata kejadian musibah kecelakaan yang di alami Sofia siang ini. Begitu Farras mengetahui Sofia kecelakaan, ia langsung menghubungi Daniel. Hanya dia, yang Farras tahu orang yang dekat dengan Sofia.

"Alhamdulillah pengendara itu sudah di bawa ke kantor polisi. Saat ini pihak kepolisian sedang menyelidikinya."

"Alhamdulillah. Rasanya aku ingin menghajar pria itu karena sudah melukai Sofia."

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu, Daniel. Tapi kita harus bersabar dalam musibah ini. Allah sedang menguji kita. Biar Allah yang akan membalas perbuatannya karena sudah mendzolimi Sofia."

Daniel hanya bisa diam. Sebenarnya Farras penasaran sejak tadi tentang asal usul pria yang ada di sebelahnya ini bersama Sofia. Mereka terlihat sangat dekat seperti sepasang kekasih. Tapi nyatanya tidak.

"Adelard.." bisik Sofia pelan agar nama aslinya tidak di ketahui siapapun.

"Sofia?"

Daniel langsung mendekati Sofia. Ia duduk di samping brankar pasien. Farras pun langsung ambil tindakan.

"Aku akan panggil Dokter."

Daniel hanya mengangguk dan membiarkan Farras pergi. Setelah Farras pergi ke luar ruangan, ia mulai memikirkan banyak hal. Terutama mendengar Sofia memanggilnya Adelard. Ia yakin, telinganya tidak salah dengar.

"Adelard?" ulang Farras lagi.

****

Nafisah tidak tahu harus bereaksi apa. Hanif memang suka berbicara seenaknya. Tapi ntah kenapa, ucapan pria itu terlihat serius. Laptop sudah menyala sejak tadi. Nafisah belum melakukan apapun pada pekerjaannya.

Mahram Untuk NafisahWhere stories live. Discover now