Chapter 19

8K 775 31
                                    

Lagi, ucapan penting kedua intel yang sedang sibuk dengan tugas mereka...

"Ini adalah misi. Aku harap kamu menjalankan tugasmu dengan baik. Apalagi yang sedang kamu tangani adalah lawan jenis."

"Aku tahu. Aku tidak semudah itu. Lagian siapa yang mau jatuh cinta dengan penjahat? Aku pikir itu tidak waras... "

"Aku akan pegang ucapan mu. Dan kamu pria yang hebat soal urusan hati karena tidak mencampur adukkan urusan pekerjaan dan asmara."

****

Sofia memejamkan matanya. Tapi sebenarnya ia sudah terbangun sejak tadi. Lantunan ayat suci Al-Quran surah Al Kahfi yang dibacakan Farras dari bibirnya, membuat hati Sofia tentram. Tidak pernah hatinya setenang dan sedamai ini dalam hidupnya. Ntah lah, Sofia sendiri bertanya-tanya ada apa dengan hatinya saat ini.

"Rupanya kamu sudah bangun."

Akhirnya Sofia membuka kedua matanya. Rasanya percuma kalau ia berpura-pura tidur.

"Apakah aku memgganggumu, Sofia?" tanya Farras akhirnya.

"Justru seharusnya aku yang bertanya padamu. Setiap hari kamu kesini, apakah tidak memgganggumu pekerjaanmu?"

"Aku hanya guru mengaji di mesjid. Selain daripada itu aku belum memiliki pekerjaan tetap. Tapi aku sudah memasukan lamaran di sekolah-sekolah kota ini sebagai guru pendidikan agama islam."

Sofia terdiam. Merasa aneh kalau tiap hari pria itu kemari. Mau menolak tapi rasanya tidak mungkin. Apalagi pria itu sudah banyak membantunya selama ini walaupun secara kebetulan.

"Jangan berpikir apapun, Sofia. Menjenguk orang sakit justru menambah pahala. Tentu saja aku tidak ingin mengabaikannya. Lagian, Ibuku adalah seorang dokter di rumah sakit. Beliau yang merawat dan memantau perkembanganmu selama ini."

"Benarkah?" Sofia tak menyangka. Justru sekarang ia semakin tidak enak hati berada di sekitar orang-orang baik. Nyatanya ia sendiri adalah wanita misterius yang pernah membunuh seorang pria di masalalu.

"Karena aku tidak ada kerjaan. Lebih baik aku kesini dan mengobrol denganmu. Tidak masalah, kan?"

"Tidak.. "

Sofia memaksakan senyumnya. Lagian, Farras tidak akan lama disini. Pria itu kemari hanya 30 menit dan setelah itu dia akan pergi keluar

"Kamu sudah makan?" tanya Sofia basa-basi

"Alhamdulillah sudah."  Farras berdiri dari duduknya. "Aku harus pulang. Tidak enak berlama-lama disini. Takut menimbulkan fitnah. Yang penting aku sudah menjengukmu. Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik ya.. "

"Oke, sampai jumpa."

Setelah kepergian Farras. Muncul perasan aneh dalam diri Sofia. Perasaan yang mengingatkannya pada Daniel.

"Kenapa dia sama seperti Daniel dan begitu baik denganku?"

****

Seorang pria berjalan melewati Koridor hotel dengan langkah santai. Dia adalaj karyawan ganjen rekan kerja Daniel tadi siang. Setelah mendapatkan pesan dari adik sepupu Hanif si janda itu, ia langsung memutuskan untuk ketemuan di hotel.

Mahram Untuk NafisahWhere stories live. Discover now