Chapter 40

7.7K 752 45
                                    

Flashback, beberapa tahun saat Daniel sudah pindah negara.

Setahun berlalu, ternyata tidak mudah membuat Adelard melupakan semuanya. Ia pikir, kepindahannya ke negara yg baru ia nisa menyembuhkan hatinya yang terluka karena kehilangan sang Ibu. Meninggalkan Alano yang keras dan kaku bahkan mengabaikan dirinya sebagai anak. Lalu sekarang, pria itu memberi kabar akan segera menikah.

Butuh waktu setahun, akhirnya Ayahnya melepas masa dudanya. Wah, hebat sekali. Bahkan rasanya Adelard ingin mengacau pesta pernikahan sang Ayah kalau saja Marcello tidak terus berhenti memperingatinya agar semua rencananya tidak berantakan.

"Kau mau ikut denganku atau tidak?" tanya Adelard sekali lagi pada Ciara.

"Ke rumah Ayahmu? Tidak. Kau saja." Ciara bahkan tidak tertarik.

"Apa yang membuatmu bertahan disini?"

Ciara memilih diam. Sebenarnya ia ada dekat dengan seorang pria. Anak pejabat negara bernama Collin. Selama hubungannya belum serius, maka Ciara tidak akan mengatakannya pada Adelard. Dan rasanya ia begitu berat meninggalkan Collin walaupun hanya beberapa hari, anggap lah saat ini ia mulai kebaperan sama Collin.

"Aku hanya tidak ingin kembali ke sana. Itu saja. Lagian, aku tidak suka keramaian begitu berada di pesta Ayahmu."

"Kau bisa pergi ke suatu tempat begitu sampai disana."

"Kemana? Kau lupa aku anak yang di buang?"

Adelard menyesal sudah mengatakan ucapannya kalau akhirnya berujung membuat Ciara merasa tidak suka. Akhirnya, Ciara juga tidak ingin Adelard merasa bersalah. Iya, pria itu bahkan tidak salah sama sekali. Ciara menatap Adelard dengan kerutan di dahinya.

"Kau yakin kalau pernikahan Ayahmu membuatnya bahagia?" Ciara mengalihkan pembicaraannya.

"Aku tidak tahu. Ntah Ayahku bodoh atau tidak, tapi aku tidak menyangka kalau aku mempunyai Tante yang sekarang menjadi Ibu tiri.. "

"Apa?" Ciara menatap Adelard tak percaya. "Maksudmu, dia saudara mendiang Ibumu?"

Adelard mengangguk. "Ibuku memiliki saudara kembar. Dia bernama Claire. Tante Claire yang busuk!"

"Dia akan menjadi Ibu tirimu. Aku harap kau bisa menjaga nama baiknya Adelard." Ciara marah kalau Adelard berkata tidak sopan. "Biar bagaimanapun aku yakin Ayah mu tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya sendirian. Kesepian itu menyedihkan. Sejak dulu aku mengalami hal itu dan tentu saja tidak enak."

Ciara berdeham. "Mungkin Mr. Alano merasa kesepian, walaupun sebenarnya dia memiliki putra tunggal yang payah dan malah meninggalkannya sambil membawa kenangan." sindir Ciara blak-blakan.

Adelard ingin menjawab. Tapi percuma, ia sudah berjanji sejak awal tidak ingin melibatkan Ciara dalam hal ini. Hidup wanita itu tidak mudah sejak di lahirkan, di besarkan di panti asuhan dan sekarang hidup mandiri tanpa adanya kasih sayang orang-orang di sekitarnya. Dan Adelard telah menyayanginya seperti adik kandung. Apalagi tidak ingin membuat hidup Ciara semakin rumit.

Mahram Untuk NafisahOnde as histórias ganham vida. Descobre agora