CHAPTER 71

4.8K 248 24
                                    

Is it too late to be honest that I love you?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Is it too late to be honest that I love you?

★★

"Ariel--" Anette menghentikan langkahnya seketika, berikut juga Riko dan Aldi yang tadinya berlari di belakangnya. "Kenapa?"

Mereka berempat tiba di tempat dimana Ariel dan teman-temannya biasa berkumpul. Tepat di hadapan mereka bertiga Ariel berdiri membelakangi dengan pergerakan bahu yang naik turun karena laju napas. Anette berpikir sesuatu telah terjadi padanya. "Lo bisa cerita ke kita kalo lo mau," lanjut gadis cantik itu dengan cukup hati-hati. Takut kalau-kalau Ariel merasa terganggu lalu menghancurkan segala yang ada di sekelilingnya.

Laki-laki itu menghening, sama sekali tak bergeming. Sampai beberapa detik berlalu begitu saja ia masih diam, hingga Anette memutuskan untuk berjalan mendekatinya dan menyentuh pelan bahu saudara kembarnya. "Riel?"

"Net, apa salah kalo gue semarah ini?" tanya Ariel yang posisinya masih belum berubah sejak ia tiba di tempat itu. Salah satu tangan kanannya terangkat sedikit, Ariel ingat bahwa baru saja ia menyakiti Windi dengan tangan itu meski secara tidak sengaja. "Tangan ini, rasanya pengen banget gue patahin sekarang."

Riko dan Aldi saling berpandangan selama sesaat. Mereka belum tahu jelas kronologi kejadian yang baru saja Ariel alami bersama dengan Alvin dan Windi.

"Tadi gue baru aja mukul Alvin--" jedanya. "Terus Windi, cewek yang harusnya gue lindungin."

Anette cukup terkejut dengan apa yang didengarnya. "Lo mukul Windi?"

"Sekarang gue nggak punya daya sama sekali buat ngelindungin dia--" Ariel menghela napas berat. "Sekarang gue harus gimana?"

Anette mencoba memahami situasi yang kini sedang membelenggu Ariel meski ia belum sepenuhnya tahu apa permasalahannya. Ia tahu, saat ini kakaknya pasti tengah mengalami kesedihan yang mendalam. "Jangan mikirin hal yang sekiranya akan membuat lo bingung, Riel. Cukup diam aja dan buat diri lo merasa lebih tenang."

"Gue nggak tau gue bisa tenang atau nggak," Ariel membalikkan badannya, menunjukkan sorot mata penuh kekecewaan pada Anette. "Gue nggak peduli mau berapa kali dia bikin gue sakit. Tapi, di sini gue amat sangat peduli sama Windi, gue nggak pengen dia disakitin sama siapapun lagi setelah gue. Gue pengen jadi pelindung, bahkan tisu sekalipun gue rela buat nyeka satu bulir air matanya yang jatuh."

Lanjutnya. "Gue kecewa, jujur. Sangat kecewa setelah tahu ternyata Alvin sama Windi udah jadian."

"Apa?" Anette terkejut, bahkan Riko dan Aldi tak kalah herannya kala mendengar pernyataan itu.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now