CHAPTER 33

6.4K 298 34
                                    

Tidak apa aku cemburu berulang kali, asal tidak mengalami patah hati dua kali

🍀🍀🍀

Siang itu Windi membersihkan rak bukunya untuk menyingkirkan buku-buku lamanya yang sekiranya sudah tidak terpakai dan dimasukkan ke dalam kotak kardus. Sambil sesekali mendesis karena rasa sakit yang tersisa di tengkuk ia membuka halaman pertama demi halaman pertama buku yang ditemukannya. Hal itu ia lakukan karena takut ada buku pelajarannya yang terikut masuk ke dalam kotak kardus. Ia terus melakukannya sampai sebuah album foto berwarna biru muda ditemukannya di sana.

Windi kemudian memutuskan untuk duduk sejenak dan membuka album foto itu lalu mengulas senyum. Foto-foto itu adalah foto kenangan bersama teman-temannya sewaktu duduk di bangku sekolah dasar. Seperti foto saat melakukan kunjungan ke beberapa tempat di antaranya museum, tempat pariwisata alam dan sebagainya. Di antara foto-foto itu juga ada Alvin.

Saat itu Alvin tidak terlalu pandai bergaya. Ia hanya tersenyum kaku saat semua teman-temannya berpose bebas ketika kamera menangkap momen mereka. Windi tersenyum gemas sambil mengusap potrait kecil Alvin dengan jari telunjuknya. Ia berharap tidak akan ada perpisahan yang kedua terjadi di antara mereka.

Ia membalikkan halaman album foto itu lagi. Di sana terdapat momen dimana sekolah mereka mengunjungi sebuah kebun stroberi di Malang. Ia masih ingat jelas saat Alvin memakan stroberi pertama hasil petikan Windi. Anak laki-laki itu langsung meringis karena stroberi hasil petikan gadis itu memang belum matang dan rasanya masih begitu masam.

Windi yang mengingat itu lantas senyum-senyum sendiri. Momen-momen bersama Alvin yang tidak akan pernah ia lupakan.

Gadis itu membalikkan halaman album fotonya lagi. Di sana ia mendapati sebuah potrait dimana seluruh warga kelas termasuk dirinya dan Alvin berfoto bersama sambil membawa sebuah banner. Namun di sudut potrait itu ia melihat seorang anak laki-laki lain tengah ikut berpose sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi. Windi mengrenyit dan memperhatikan anak laki-laki itu dengan seksama. Dia sepertinya ingat siapa anak laki-laki itu.

Sembilan tahun lalu..

Warga kelas 2B SD Lentera Harapan baru saja melakukan sesi foto bersama sebelum memasuki area kebun stroberi dalam rangka kunjungan pariwisata yang memang dilakukan dua kali dalam setahun oleh setiap kelas. Alvin mendesah pelan ketika teman-temannya bersorak senang. Lantas Windi menegur temannya itu.

"Coba senyumnya jangan gitu, Apin!" kata Windi gemas sambil menarik kedua sudut bibir Alvin ke atas dengan jari telunjuknya.

"Ih, malu!" kata Alvin.

"Mangkanya senyum, dong!"

Alvin tersenyum lebar di hadapan temannya itu. "Udah, kan?"

Windi kecil terkekeh geli kala melihat senyum lebar Alvin terukir penuh paksaan. "Senyum itu harus dilakukan secara tulus, Apin. Bunda pernah bilang gitu."

"Nggak usah Windi bilang Alvin bakal senyum terus."

"Kok bisa?" tanya Windi bingung.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now