CHAPTER 48

5.5K 271 31
                                    

Lo itu idiot, sumpah!

BadBoyInLup

Ariel masuk ke dalam ruang BK seperti yang diinginkan oleh Pak Yohanes. Tidak terlihat seperti siswa yang bermasalah lelaki tampan itu bahkan berani menatap sepasang mata tajam guru BK tersebut. Bukan apa, jika lagi-lagi tentang berita itu ia tidak akan segan membela dirinya sendiri. Ariel tahu jelas bahwa gosip yang sudah menyebar adalah bohong adanya. Ia merasa sama sekali tidak pernah menyentuh tubuh Tasya. Gaya pacarannya hanya sekedar mengecup pipi, mencium puncak rambut, berpelukan dan berpegangan tangan kemudian ditinggal kalau sudah bosan. Ariel memiliki prinsip bahwa bagaimanapun ia harus menjaga nama baik keluarga Limantara.

"Kamu sudah tahu apa yang menyebabkan kamu bisa datang kemari? Joy Ariel Limantara, pewaris perusahaan real estate nomor satu di Indonesia, Limantara Grup," kata Pak Yohanes sambil memicingkan kedua matanya.

Tidak ada yang berarti, Ariel terlihat datar sejak ia duduk di hadapan laki-laki paruh baya tersebut. "Nggak tau, Pak."

"Benar kamu tidak tahu?"

Ariel menghela napas berat. Ia semakin yakin bahwa gosip itu yang telah membawanya masuk ke ruang BK. "Saya nggak tau, Pak," jawab Ariel seperti malas menanggapi.

Pak Yohanes melipat kedua tangannya di atas meja lalu menghela ringan. "Saya tidak bermaksud menuduh kamu. Di sini saya ingin kamu klarifikasi tentang isu yang beredar mengenai Tasya," jelasnya. "Saya takut bila ayah kamu tahu soal ini. Apalagi kamu tahu sendiri dahulu Tasya sempat mau bunuh diri gara-gara kamu putusin dan berita itu menye-"

"Beri saya waktu tiga sampai empat hari buat buktiin kalo saya nggak ngehamilin Tasya, Pak," kata Ariel menyela. "Tanpa Bapak jelasin saya tahu kalo secepatnya saya harus hentikan peredaran berita ini. Saya nggak mau kata dibenci jadi kata yang lebih bu--" lelaki itu sadar dan secara spontan memutuskan kata-katanya.

Pak Yohanes masih menunggu sambil memajukan sedikit wajahnya. "Ha? Bu apa? Bulu kaki? Bulu ayam? Bulukan?"

"Nggak jadi, Pak."

Lelaki itu manggut-manggut samar kemudian menyandarkan punggungnya. Menatap wajah tampan bah patung malaikat milik putra sulung pengusaha konglomerat itu. "Resiko orang ganteng ya gini. Semoga kamu benar-benar bisa membenarkan semuanya supaya tidak jadi batu sandungan,"

Ariel mengangguk lalu menundukkan kepalanya sedikit. "Iya, Pak."

"Ya, sudah. Kamu bisa meninggalkan ruangan saya sekarang,"

Tanpa berlama-lama Ariel meninggalkan ruang BK dan berjalan keluar. Tidak jauh dari tempat itu ia melihat Riko, Aldi dan saudara kembarnya tampak sedang menunggunya.

"Kalian di sini?" tanya Ariel sambil menatap mereka bertiga secara bergantian.

"Pak Yohanes ngomong apa sama lo, Riel?" tanya Anette sedikit panik.

Ariel mengusap keningnya kasar lalu menjawab. "Cuma nasehat aja. Intinya gitu," sambungnya. "Gue kemaren itu mau minta Tasya buat narik gosipnya, dan nggak tau kenapa pas tiba-tiba aja dia kontraksi. Mau nggak mau gue nolong dia, bantu gendong ke rumah sakit."

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now