CHAPTER 40

6K 290 25
                                    

Mencintaimu saja belum cukup, aku harus memperjuangkanmu juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mencintaimu saja belum cukup, aku harus memperjuangkanmu juga

🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Jalanan ibu kota masih padat dipenuhi kendaraan yang lalu lalang walau malam menyergap. Alvin memperlambat kecepatannya saat palang bertuliskan Apotik Indah Farma sudah tak jauh dari jangkauan matanya. Ketika tiba, ia menepikan motornya lalu memasuki tempat itu. Tak lama kemudian kembali dengan membawa kantung plastik berwarna putih berisikan obat-obatan yang harus dikonsumsi oleh Mawar.

Ariel masih berada agak jauh di belakang Alvin. Sejak tadi ia tak membiarkan pandangannya lengah dari Alvin. Ia ingin tahu apa yang hendak dilakukan oleh lelaki tersebut, mengingat juga ia mendapati Alvin menyempatkan diri menebus obat di apotik. Ia yakin sekali bahwa obat-obatan itu akan lelaki tersebut berikan pada seorang gadis bernama Mawar.

Ariel menyalakan mesin mobilnya kembali dan mengikuti kemana arah motor ninja itu melaju. Tatapannya nanar, sesekali Ariel menghela napas secara kasar lalu menggigit bibir bawahnya. Setelah kurang lebih tiga puluh menit Alvin berkutat dengan jalanan ia pun memperlambat kecepatan motornya dan berbelok ke arah kini, Ariel pun menyusul dengan sangat hati-hati agar Alvin tidak menyadari kehadirannya.

Jalanan di area itu lengang, Alvin memarkirkan motornya di sebelah kiri dan melepaskan helmnya. Ariel juga demikan, ia menghentikan mobilnya beberapa meter dari posisi motor itu. Kedua mata lelaki tampan itu memicing tatkala Alvin masuk melewati pagar sebuah rumah.

Kurang lebih hampir empat puluh menit Ariel menunggu untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Kedua matanya kini terasa berat, seberat ia memikirkan Windi beberapa hari ini. Perasaannya begitu kacau, ia terus saja berpikir mengapa Alvin tidak berkata sejujurnya saja dari pada harus melakukan sandiwara seperti ini terus menerus dengan dalih tidak ingin menyakiti hati kedua gadis itu.

Bukankah cinta itu berarti kejujuran? Ariel tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Windi bila ia tahu apa yang Alvin lakukan selama ini dengan Mawar tanpa sepengetahuannya. Ia pasti kecewa, terang saja.

Ariel mengangkat pandangannya kembali saat ia mendengar suara samar seorang gadis yang tengah tertawa. Dari tempatnya berada Ariel melihat seorang gadis cantik berambut panjang berpostur tinggi tengah berdiri di hadapan Alvin sambil tertawa renyah. Diperhatikannya dengan seksama mereka berdua. Ariel tahu mereka sedang bercakap-cakap tapi karena faktor jarak lelaki itu tidak dapat mendengar yang sedang mereka perbincangkan secara jelas.

"Vin, lo besok main ke sini, ya. Biar gue nggak kesepian," pinta Mawar kemudian tersenyum tipis. "Eh, bukannya besok jadwal lo manggung di kafe, ya?"

Alvin menautkan kedua alisnya. "Gue aja hampir lupa. Kok lo tahu, sih?"

"Gue kan penggemar setia lo," Mawar menyeringai. "Kalo besok gue ikut boleh? Dari pada gue stay di rumah dan nggak tahu mesti ngapain buat ngehibur diri."

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now