CHAPTER 13

8.6K 406 18
                                    

Windi berjalan dengan langkah yang pelan menuju kelasnya, 11 IPS 2

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Windi berjalan dengan langkah yang pelan menuju kelasnya, 11 IPS 2. Meskipun pagi cukup cerah, gadis itu merasa sekelilingnya terlihat redup. Ia belum bisa menikmati sinar mentari yang begitu menghangatkan. Entah, badannya mendadak terasa dingin sejak ia bangun dari tidurnya hari ini. Tapi karena hari ini katanya akan diadakan simulasi pra UTS maka Windi mencoba mengabaikan keadaan tubuhnya.

Sesampainya di kelas Windi membaringkan kepalanya di atas meja. Kebetulan bel belum berbunyi sedang hanya ada beberapa warga kelas saja di sana. Salah satunya ialah Katherine yang tengah menyalin ulang alamat rumah warga kelas 11 IPS 2 menggunakan sebuah laptop.

Mengetahui Windi yang baru saja datang Katherine pun memanggilnya. "Windi.."

Gadis itu mengangkat kepalanya malas lalu menoleh. "Kenapa?"

"Sebutin alamat rumah lo. Cepet!" pinta Katherine yang masih sambil mengetik.

"Loh, bukannya udah pernah gue kasih, ya?" tanya Windi bingung.

"Banyak tanya! Tinggal sebutin aja repot," ketus Katherine.

Windi mendengus berat. "Jalan Anggrek II blok tiga nomor lima perumahan Asri dalam kurung Toko Windi."

Katherine mengetik, kedua alisnya menyatu. Ia seperti terlihat tengah kesal. "Lo juga bikin masalah sama Ariel. Jadinya gue ngetik ulang semua alamat rumah anak-anak."

Windi yang hendak membaringkan kepalanya lagi lantas urung, begitu juga dengan beberapa siswa/siswi yang ada di sana langsung melayangkan pandangannya pada Katherine. Ingin tahu apa yang sudah terjadi antara Ariel dan Windi sehingga sekretaris mereka harus menulis ulang semua alamat warga kelas. "Maksud lo?" Windi benar-benar tidak mengerti.

"Nggak usah pura-pura nggak tau, deh. Ariel kemaren ngapain aja di rumah lo?"

"Ha? Ariel? Di rumah gue?"

"Iya," jawab Katherine yang langsung menghentikan aktivitas mengetiknya. "Dia tahu-tahu dateng ke rumah gue cuma buat nanyain alamat rumah lo doang. Belum sempat gue ngomong buku daftar alamat rumahnya anak-anak langsung direnggut aja sama dia."

"Tapi Ariel sama sekali nggak ke rumah gue."

"Ah, bohong lo!" Katherine tampak tak percaya.

"Yang ada Anette. Tapi dia udah tahu alamat gue dari Bu Hana. Bukan dari Ariel."

Katherine menutup laptopnya. "Terus, ngapain Ariel minta alamat rumah lo?"

Salah seorang siswa yang tengah duduk di atas mejanya menyahut. "Paling rumah lo mau dibakar sama dia.. "

Kemudian diikuti oleh beberapa sahutan lain yang cukup membuat Windi sakit kepala. "Mau dialihkan terus digusur."

"Hmm, mau dijadiin tempat billiard!"

"Kebagusan, paling juga mau dijadiin kandang peliharaan barunya Ariel," lantas semua yang ada di sana terbahak. Tak terkecuali Katherine yang kemudian mengambil sebuah cermin kecil dari dalam saku seragamnya lalu bercermin.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now