CHAPTER 25

8.3K 363 5
                                    

Tak membiarkan keadaan itu terlalu lama terjadi Windi lantas mendorong tubuh Ariel keras-keras lalu memberikannya pukulan di wajah sampai lelaki itu jatuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak membiarkan keadaan itu terlalu lama terjadi Windi lantas mendorong tubuh Ariel keras-keras lalu memberikannya pukulan di wajah sampai lelaki itu jatuh.

"Bajingan! Lo-elo!!!!" wajah Windi sudah bersemu merah bagai kepiting rebus, sedangkan Ariel masih berada di posisinya yang jatuh terduduk sambil mengusap sudut bibirnya sedikit.

"Argggghhh!!!!!" tak bisa berkata-kata kontan gadis itu segera berlari cepat meninggalkan Ariel.

Lelaki itu masih tercenung di sana sambil meraba bibirnya. Tidak pernah ia melakukan hal ini. Ia tahu banyak gadis yang sudah dipacarinya namun tak satu pun dari mereka berhasil mendapatkan bibir seorang Ariel. Bisa dibilang ini adalah ciuman pertamanya. Dan rasanya benar-benar mendebarkan. Gadis lugu itu sudah berhasil membuat jantung Ariel berdegup kencang. Entah apakah Ariel harus merasa bangga atau tidak. Tapi ia tahu setelah kejadian ini kadar kebencian Windi terhadapnya semakin meningkat.

**

Jam istirahat tiba, Riko dan Aldi mengajak Ariel untuk menghabiskan waktu mereka di markas. Kebetulan besok Ariel akan berangkat ke Singapura bersama ayahnya selama beberapa hari ke depan. Jadi untuk hari ini saja Riko dan Aldi memintanya agar berkumpul di markas seperti yang sudah-sudah.

Semenjak konflik antara Ariel dan Windi bertambah rumit lelaki itu merasa tidak mood untuk melakukan kebiasaan-kebiasaannya dulu bersama Riko dan Aldi seperti rutin pergi ke clubbing, menggoda gadis lain, bermain game sampai sore dan mengerjai siswa/siswi Lavendius yang sekiranya sudah membuat Ariel menjadi kesal. Mereka berdua sudah mengenal bagaimana sosok Ariel sebenarnya. Melihat Ariel yang belakangan ini bersikap aneh lantas membuat keduanya berdecak bingung. Memang tidak hanya Riko dan Aldi yang menjadi temannya, namun mereka berdua sudah lama menjalin ikatan pertemanan dengan Ariel dibanding lainnya.

"Riel, oleh-oleh dong, ntar," Riko mengerlingkan matanya. "Cewek Singapur boleh lah. Tapi yang seksi ya kayak Maria Selena."

"Maria Selena paling demennya sama Ariel. Bukan sama elo, tampang pas KKM gitu," cibir Aldi ketika mereka berdua sudah duduk di sofa.

Tak terima Riko lantas meneloyor kepala Aldi. "Lo mah, kagak bisa gitu ngomongnya bikin ati gue adem? Banyakan sepet semua kayak cuka expired!"

Ariel hanya tersenyum sumir melihat tingkah laku kedua temannya itu. Pikirannya masih tertuju pada kejadian pagi tadi. Dimana tanpa berpikir panjang ia mencium bibir Windi karena tidak terima dengan perkataan yang sempat dilontarkan olehnya. "Riel, woy!" Riko menjetikkan jarinya tepat di depan mata Ariel.

"Gue nggak lagi bengong!" kata Ariel nyaring.

"Iya, nggak bengong. Tapi diem seribu bahasa," Aldi terkekeh, kemudian memperhatikan sudut bibir Ariel yang terlihat memar. "Itu kenapa, Riel?" tanyanya menunjuk ke arah sudut bibir laki-laki itu. "Alvin kayaknya nggak ada, lo habis dipukul sama siapa? Masih seger gitu memarnya."

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now