CHAPTER 18

8.5K 391 14
                                    

Langit malam mulai mendung, namun lelaki itu masih duduk di dekat kolam renang sejak tiga puluh menit yang lalu

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


Langit malam mulai mendung, namun lelaki itu masih duduk di dekat kolam renang sejak tiga puluh menit yang lalu. Memperhatikan kelopak bunga kamboja kuning yang jatuh berguguran di atas air. Entah, jarang sekali Ariel melamun sendirian seperti ini. Biasanya ia menghabiskan malamnya di clubbing jika tengah ada sesuatu yang membuat pikirannya jengah. Tapi kali ini rupanya berbeda, ia memilih untuk tetap tinggal di rumah dan membiarkan kulitnya diterpa angin malam.

Anette memperhatikan Ariel dari balik pintu kaca yang membatasi kolam renang dan area dalam rumah. Tidak biasanya saudara kembarnya begini.

Perlahan gadis yang tengah menggunakan terusan berwarna biru muda itu melangkah menghampiri Ariel. Mengambil posisi duduk di sampingnya. Lelaki tersebut sempat melirik keberadaan adiknya itu lewat ekor mata selama dua detik. Kemudian memperhatikan air yang ada di depannya lagi.

"Tumben ngelamun sendirian di sini?" tanya Anette lalu menghela napas. "Lo kenapa, Riel?"

"Nggak apa-apa," jawabnya seolah tak peduli.

"Gue sudah lihat foto lo sama Windi. Bisa gue tahu apa yang terjadi antara kalian berdua tadi?"

"Gue udah bilang nggak ada apa-apa!" sentak Ariel yang kemudian disusul oleh desisan sebalnya.

Anette membenarkan posisi duduknya, menatap langit mendung yang tengah menutupi cahaya rembulan. "Gue pernah denger cerita tentang seorang pangeran angkuh yang jatuh cinta pada gadis pemetik apel. Gadis itu hanyalah seorang gadis desa yang setiap harinya mengirimkan apel-apel terbaik untuk dimakan oleh pangeran. Namun pangeran nggak pernah tahu asal mulanya apel itu. Dari sekian banyaknya apel yang ia makan, ia hanya menyukai apel yang dikirim sama gadis itu,"

Lanjutnya. "Karena tergugah, pangeran mencoba mencari orang yang selama ini mengirimkan apel itu bagi dirinya. Sampai pada akhirnya ia tahu bila seorang gadis desa yang mengirimkannya selama ini. Sang pangeran tak percaya, gadis yang selalu berpakaian lusuh itu bisa mengirimkan apel yang selalu terasa manis untuknya. Bahkan mengalahkan apel-apel yang dikirim dari negeri seberang. Karena merasa jijik, pangeran meminta agar apel kiriman gadis desa itu jangan diterimanya lagi. Namun, setelah sekian lama ia tidak memakannya, pangeran itu pun sadar bahwa apa yang terbaik bagi dirinya adalah apa yang dimiliki oleh gadis itu, yaitu apel manis hasil petikannya. Setelah ia mengenal gadis itu lebih lagi, sang pangeran akhirnya jatuh cinta dan berjanji untuk tidak bersikap angkuh lagi.. "

Ariel terhenyak, cerita yang baru saja diceritakan oleh Anette tak lain ialah cerita karangannya sendiri saat menginjak bangku kelas lima sekolah dasar sebagai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. "Itu--"

"Cerita karangan yang lo sempet ceritain ke gue. Jujur, gue suka banget. Kisah pangeran angkuh dan gadis pemetik apel. Ketika biasanya cerita dongeng menceritakan kisah pangeran tampan dan gadis cantik, lo malah bikin dongeng tentang pangeran angkuh dan gadis sederhana. Itu benar-benar cerita yang sangat berbeda menurut gue," tambah Anette lalu tersenyum tipis.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu