CHAPTER 61

5.6K 273 15
                                    

Love make it strong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Love make it strong

🍃🍃🍃

"Ya, udah berarti beres, yah. Gue musikalisasi puisi sama nyanyi solo doang, kan?"

"Iya, Vin. Bakat lo kan itu, tahun lalu udah pernah menang juga. Tahun ini gue optimis lo bisa menang lagi dan bikin harum nama kelas 11 IPA 3. Cielah."

Alvin tersenyum tipis. "Apa dah, masih banyak yang perlu gue pelajari sebenarnya."

"Ah, nggak usah sok ngerendah lo. Anak-anak Lavendius udah pada punya playlist lagu lo di ponsel mereka," pungkas sang ketua kelas. "Lagu lo yang A thousand stars dalem banget tuh maknanya, buat siapa sih tuh lagu?"

Segaris senyum tertarik di wajah Alvin. Hanya ada satu gadis saja yang telah menginspirasinya membuat lagu tersebut. "Ada deh."

"Tunggu, keknya gue tahu buat siapa tuh lagu,"

"Kalo tahu diem aja. Simpan dalam hati jawaban lo," Alvin terkekeh. "Ya, udah. Gue cabut dulu ngumpung belum bel."

Laki-laki berkacamata itu menepuk bahu Alvin beberapa kali. "Oke, bro. Thanks a lot."

"Sip!"

Alvin berjalan cepat meninggalkan kelas menuju tempat dimana dirinya dan Windi biasa duduk bersama menghabiskan jam istirahat. Namun ketika ia tiba senyum yang semula tercetak di wajahnya mendadak lenyap, gadis itu tidak ada di sana. Tempat itu terasa begitu hening, lengang, yang ada hanyalah suara gesekan dahan pohon dan deru angin.  Alvin menghela napas, ia memutuskan untuk mendatangi kelas Windi. Tapi, sebelum ia benar-benar tiba kedua telinganya menangkap sebuah pembicaraan yang dilakukan oleh dua siswi Lavendius.

"Windi sama Ariel gue liat masuk ke UKS, cuma berdua. Kayak aneh aja deh sama mereka yang dulunya saling musuhan gitu."

"Nggak ngerti deh. Mungkin Ariel kena karmanya terus jadi suka sama Windi. Cewek yang nggak ada apa-apanya buat ditaksir sama cowok idaman kek dia."

"Wah, sadis hahaha."

Keduanya terbahak sambil berjalan melewati Alvin yang tengah terdiam menyimak pembicaraan mereka. Dadanya mendadak terasa sesak, pikiran negatif mulai bermunculan di dalam kepalanya. Apakah Ariel benar-benar berniat merenggut Windi darinya? Apakah itu akan berhasil? Apakah Windi sedikit tertarik dengan laki-laki tersebut? Apakah ia akan kehilangan Windi untuk yang kedua kali? Alvin memejamkan kedua matanya, tangan-tangannya mengepal keras. Tapi lagi-lagi ada sesuatu yang membuat bebannya menjadi lebih berat, ia ingat ada Mawar yang harus ia jaga perasaannya. Dalam hati Alvin mengumpat saat semua jalan yang ia lewati berujung dengan tembok.
Lelaki itu mencoba menenangkan dirinya setelah beberapa saat. Kedua kelopak matanya terbuka pelan.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now