CHAPTER 92

3.7K 218 21
                                    

Tepat sehabis pulang sekolah Alvin mengunjungi Mawar yang saat ini tengah berada di dalam rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tepat sehabis pulang sekolah Alvin mengunjungi Mawar yang saat ini tengah berada di dalam rumahnya. Usai menempatkan mobilnya tempat yang tepat ia lantas segera menggeser pagar dan masuk. Kebetulan pagar besi kediaman Rudi sedang tidak digembok sehingga Alvin dapat masuk dengan mudah.

"Hei," perhatian Mawar teralih pada kehadiran Alvin, ia memutuskan untuk meletakkan kuasnya. Kebetulan gadis itu tengah melukis.

"Obat buat siang udah diminum?" tanya Alvin lalu duduk di kursi kayu teras tersebut.

"Udah kok," Mawar memutar posisi duduknya, menghadap pada Alvin sambil tersenyum manis. "Tinggal dua lukisan lagi ceritanya bakal jadi,"

Alvin terhenyak. "Oh, ya?"

Gadis itu mengangguk lugu. "Iya, tapi ceritanya berubah. Peri yang ada di lukisan gue bakal hidup bahagia selamanya sama pria yang dia cintai,"

Hanya dengan melihat seuntai senyum dari gadis cantik yang selama ini selalu menantinya sudah membuat hati Alvin tenang sekarang. Ia sadar, selama ini hanya itu yang dibutuhkannya. Mengetahui Mawar tetap setia dengan semangat hidup yang dimilikinya saat ini.

"Hmm, lo inget waktu itu gue janji mau ajak lo kencan?" tanya Alvin sambil memiringkan kepalanya. Menatap gadis itu lembut.

Mawar mendelikkan kedua matanya, spontan ia pun turut menepuk kedua tangannya. "Oh, iya. Alvin udah janji!"

"Jadi?"

"Tunggu, gue ganti baju dulu bentar," Mawar segera merapikan kanvas dan peralatan lukisnya lalu masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian. "Tetep di situ, ya!" serunya yang sambil berjalan menuju kamar.

"Oke!" balas Alvin dengan suara yang sedikit meninggi.

Tak lama kemudian ponselnya bergetar. Ia pun mengambil benda tersebut dari dalan saku celananya, mendapati Windi tengah melakukan panggilan terhadapnya. "Halo?"

[Vin, gue boleh minta tolong bantuan lo?]

Alvin mengerutkan keningnya. "Ada apa, Win?"

[Om Hans sekarang ada di rumahnya dan Ariel diminta buat cepet-cepet pulang. Gue takut beliau datang karena soal kemarin, gue nggak bisa biarin Ariel ngerasa kesiksa lagi.]

Alvin membenarkan posisi duduknya, ia memilih untuk menenangkan gadis itu sejenak. "Mungkin Presdir datang karena soal lain. Lo tahu sendiri Ariel mau pindah ke Singapura,"

[Kenapa? Bukannya masih satu bulan lagi dia pindah? Semua udah bokapnya urusin di Singapura tinggal nunggu waktu aja buat Ariel pergi. Seharusnya beliau udah nggak ada urusan lagi di sini, Vin.]

"Terus lo mau gue ngapain sekarang?"

Di ujung sana hanya hening yang terdengar. Hingga tak lama kemudian ia mendengar Windi menangis kecil. [Gue minta tolong lo datang ke sana sama Om Joe. Nanti gue nyusul bawa sepeda, gue usahakan cepet.]

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now