CHAPTER 6

10K 517 37
                                    

Janice Amarissa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Janice Amarissa

Windi tengah membawa kotak makan siangnya sambil berpikir. Pesan email yang dikirim oleh Alvin semalam masih terngiang-ngiang di kepalanya. Apakah dia harus pergi ke tempat itu dan berbicara lagi dengannya walau terkesan terlalu cepat? Apakah itu perlu dilakukan meski kemarin baru bertemu? Bagaimana kalau rasa yang dahulu pernah ada tumbuh kembali? Apakah itu boleh? Windi mendesis memikirkan itu semua. Alhasil langkahnya terhenti di depan area Food Court. Sebuah tempat dimana ia sempat dipermalukan di depan umum.

Mata Windi kemudian tertuju pada dua meja kosong berwarna hijau muda di sisi kiri Food Court yang tengah ramai itu. Usai menghela napas, ia memilih untuk duduk di salah satunya. Bukan pergi ke tempat dimana Alvin selalu berada seperti yang dikatakannya lewat email. Ia tidak ingin makanannya tak termakan hanya karena larut dalam pembicaraannya dengan lelaki berwajah oriental tersebut. Dan juga ia belum siap untuk itu.

Kotak bekal itu dibukanya oleh Windi, sebuah kotak dimana terdapat beberapa bakso ikan, pangsit, tumis kangkung dan nasi berada di sana. Segera gadis itu memanjatkan doa makan lalu mulai melahap satu bakso ikan. Betapa bahagianya Windi kala lidahnya bertemu dengan nikmatnya rasa bakso itu.

"Bunda terbaik," gumamnya.

Tanpa ia sadari ada seseorang gadis yang tampak memperhatikannya sambil membawa sepiring nasi goreng dan jus apel. Entah, tapi gadis itu merasa ada magnet yang kuat kala mengetahui sosok Windi yang terkesan sederhana itu berada di sekitarnya.

Rene Anette Limantara, dibuat begitu penasaran sejak pertama kali melihat Windi yang jatuh di tempat yang sama kemarin. Anette merasa bahwa gadis manis itu tidak seperti gadis-gadis lain yang ia kenal di Lavendius, bahkan di lingkungan sekitarnya. Itu sebabnya ia memilih untuk duduk di meja kosong sebelah gadis itu kini. Sambil sesekali mencuri pandang ke arahnya yang tengah begitu lahap menyantap isi kotak makan itu.

Windi rupanya sadar bahwa ada seseorang yang diam-diam tengah memperhatikannya. Lantas ia menoleh ke samping, mendapati Anette yang baru saja seperti memalingkan wajah darinya.

Gadis itu terdiam sebentar, lalu tersenyum ketika pikiran positif muncul di dalam benaknya. Windi berpikir bila seorang siswi yang tengah menyantap nasi goreng itu penasaran dengan apa yang dimakan olehnya. Dipenuhi dengan rasa percaya diri, Windi menawarkan kotak makannya pada Anette.

"Hey, lo mau?" tanya Windi sambil menunjukkan kotak makannya pada Anette.

Kontan Anette tercengang. Tidak habis pikir bahwa Windi akan menawarkan makanannya.

"Bakso ikannya coba, enak loh." Windi tersenyum, memperlihatkan gingsulnya yang manis.

Anette membalasnya dengan ikut tersenyum, namun tipis dan sesaat. Dicobanya bakso ikan itu, Anette pun langsung menyukai rasanya. "Enak.. "

Windi begitu senang mendengarnya. Ia pun beranjak dari tempat duduknya untuk menempati kursi kosong yang berada di hadapan Anette. "Nih, kalo lo mau coba lagi,"

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now