CHAPTER 17

7.9K 425 7
                                    

"Ya, udah cepet buang talinya!" pinta Ariel dengan intonasinya yang masih saja tinggi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya, udah cepet buang talinya!" pinta Ariel dengan intonasinya yang masih saja tinggi.

Kurang lebih lima belas menit mereka berdua berdebat di toilet. Masalahnya tidak terlalu jelas tapi mereka sedari tadi menghabiskan waktu untuk itu. Membahas soal bunuh diri, tali tampar, kebodohan dan lain-lain di tempat yang tidak seharusnya. 

Sepasang remaja SMA saling berteriak di dalam toilet wanita, apa yang akan dipikir oleh orang-orang?

"Lo yang buang, kan gue udah nurunin!" Windi melemparkan tali itu pada Ariel.

Ariel tidak terima, ia pun melemparkannya balik. "Lo kan yang disuruh kenapa gue mesti yang buang!"

"Tempat sampah ada di belakang lo masa gitu aja sulit, sih!"

"Ya, gue nggak mau! Lo aja!"

"Sih! Demi apa gue bisa berurusan sama cowok kayak lo! Habis tenaga gue hari ini!" lalu Windi membuang tali itu ke tempat sampah yang berada di belakang Ariel.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Ariel yang sontak membuat Windi menjadi terkesiap.

"Emang kenapa? Apa peduli lo?" gadis itu mengangkat alisnya yang sebelah,  heran.

"Gue tanya lo pulang sama siapa?" Ariel mengulangi pertanyaannya.

Windi terdiam, ia memeriksa ponsel yang ada di dalam saku roknya. Ia pun langsung tepuk jidat usai mendapati dua belas panggilan tak terjawab dari Alvin. "Aduh, bege banget gue!"

Tak bertanya terlebih dahulu Ariel begitu saja merenggut ponsel Windi, mendapati dua belas panggilan tak terjawab yang berada di balik layar itu. "Heh, ngapain lo? Beraninya!" kemudian Windi menendang betis Ariel hingga lelaki itu melonjak kesakitan.

"Argghh! Sialan!" dengan mudahnya Windi mengambil ponselnya kembali,  sedang Ariel tampak meringis memegangi betisnya. "Lo itu cewek tapi nggak ada halus-halusnya!"

"Ngapain juga gue harus bersikap baik ke elo! Ariel Limantara yang membuat hidup gue jadi runyam dan penuh dengan sengat ubur-ubur!" Windi memelototi Ariel. Tak berlama-lama di tempat itu ia segera memutar kenop pintu toilet, dan betapa terkejutnya ia mendapati beberapa warga sekolah jatuh tersungkur di depannya.

Windi meneguk ludah. "Apaan ini?"

Ariel menegapkan tubuhnya sambil berusaha menahan sakit yang tersisa di betis. Rupanya perdebatan mereka memancing rasa penasaran siswa/siswi yang kebetulan melintas di area itu.

Lelaki itu berjalan dengan kedua tangannya berada di saku celana. Lantas siswa/siswi yang tadinya terjatuh segera berdiri dan menjauhi pintu toilet.

Ariel dan Windi kini berdiri sejajar di ambang pintu. Kedua mata mereka beredar melihat betapa banyaknya siswa/siswi yang berada di sana. Apapun yang berkaitan tentang lelaki tersebut akan selalu menjadi trending nomor satu di Lavendius. Mengingat juga perang antara Windi dengannya memang belum selesai. Konflik antara mereka berdua yang baru ada di sepanjang sejarah Lavendius sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now