CHAPTER 60

5.5K 311 32
                                    

Who still love this story?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Who still love this story?

☘☘☘

Waktu menunjukkan pukul enam lebih lima menit, Windi segera melajukan sepedanya untuk pergi ke sekolah. Setelah semua ujian ia lalui dengan nilai di atas KKM kini kelas mereka akan disibukkan dengan rapat pembagian perwakilan yang nanti ikut serta dalam acara ClassMeeting. Namun semasa di perjalanan gadis itu dikejutkan oleh kehadirab seorang wanita yang tiba-tiba melintas di depannya. Dengan gerakan cepat Windi menarik rem kemudian berhenti. Wanita itu sempat menoleh, ia terlihat membawa cukup banyak barang belanja berupa sayur dan buah.

Tergerak, Windi lantas turun dari sepedanya dan menghampiri wanita tersebut. "Ibu mau kemana? Barang belanjanya banyak gitu kenapa nggak nyari angkutan umum daripada jalan?"

Wanita itu tersenyum. "Uang saya nggak cukup buat bayar angkot, Nak. Cuma bawa seadanya dari rumah."

Windi manggut-manggut samar. "Ibu rumahnya ngomong-ngomong dimana?"

"Di jalan Cempaka Putih gang lima, sebelahnya toko elektronik."

"Kebetulan nggak jauh-jauh amat dari sini," wajah Windi sumringah. "Saya antar ya gimana?"

"Bukannya kamu harus sekolah?" tanya Wanita itu lalu memperhatikan Windi dari ubun-ubun hingga ke ujung kaki. "Kamu anak Lavendius, kan? Jam masuk sekolah itu lebih awal dari sekolah-sekolah lain."

Windi menggeleng. "Ah, nggak apa-apa, masih lama. Ayo saya antar," dengan tanpa ragu ia menggandeng tangan wanita itu dan meletakkan semua belanjaannya di keranjang sepeda.

Kemudian gadis itu melaju menuju arah yang berlawanan dari lokasi sekolahnya. Di sepanjang perjalanan gadis itu menebar senyum, menyambut hangat sinar mentari pagi yang menyapanya. Setelah menghabiskan waktu perjalanan kurang lebih sepuluh menit mereka pun sampai di gang yang ia tuju. Wanita itu turun, mengambil semua barang belanjaannya dan mengucapkan terima kasih pada Windi. "Oh, ya kalau boleh saya tahu nama kamu siapa, Nak?"

Gadis itu tersenyum, memperlihatkan gingsul manisnya dan menjawab. "Saya Windi, Bu. Windi Kartika Putri lengkapnya."

"Oh, Windi. Kamu tinggal bersama orangtua atau gimana?"

"Iya, saya tinggal sama orangtua saya di jalan Mawar. Nggak jauh juga dari tempat tadi," lanjutnya. "Ibu sendiri? Tinggal sama anak?"

Wanita itu menggeleng pelan. "Saya tinggal sendiri, anak saya tinggal sama ayahnya."

"Gimana bisa? Tapi Ibu masih bisa ketemu sama anak-anak Ibu, kan?"

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now