CHAPTER 73

4.4K 243 14
                                    

Walau gue masih satu sekolah sama dia tapi kenapa jarak di antara kita terasa lebih jauh dari jarak bumi dan bulan?

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Walau gue masih satu sekolah sama dia tapi kenapa jarak di antara kita terasa lebih jauh dari jarak bumi dan bulan?

♬♬♬

[Wait, gue juga mau keluar. Tunggu situ aja, ya.]

Mawar mengangguk paham. "Oke, jangan lama-lama. Gue takut ketahuan soalnya,"

[Tenang aja, asal lo jangan kemana-mana.]

"Hmm, ya udah," kemudian gadis cantik dengan seragam putih abu-abu itu memutuskan sambungan teleponnya dan kembali menunggu di dekat tembok gerbang utama Lavendius.

Selama kurang lebih lima menit ia menunggu sampai suara seperti mobil yang tengah melaju terdengar. Gadis itu berniat untuk mengintip sedikit dan berjalan lebih dekat menuju gerbang. Memastikan bahwa temannya itu yang sedang keluar, namun belum sampai ia melintas lebih jauh sebuah mobil sport melaju dan secara tidak sengaja menyenggol tubuhnya sehingga terjatuh.

Gadis itu lantas meringis sedangkan si empunya mobil yang ternyata ialah seorang laki-laki malah mengatainya tidak punya mata.

Laki-laki tersebut berjalan menghampiri, nyaris Mawar berpikir bahwa ia akan membantunya berdiri namun ternyata dugaannya salah. Gadis itu membersihkan tanah yang menempel di sikunya sedikit kemudian bangkit berdiri. Betapa terkejutnya ia kala mengetahui Ariel kini berdiri di hadapannya.

"Lo, Ariel?" tiba-tiba saja gadis itu merasa sangat marah terhadap sosok yang kini berdiri diam seribu bahasa di hadapannya. "Lo Ariel Limantara penguasa Lavendius yang suka banget bikin Alvin babak belur, kan?! Hah?!"

Kedua mata Ariel memicing menatap gadis yang kini berada tepat di depannya. Gadis itu terlihat lebih cantik dari saat terakhir kali Ariel melihatnya. Ia tidak akan melupakan kejadian dimana Alvin dan gadis itu berciuman. Salah satu kejadian yang mendorongnya untuk melindungi Windi lebih lagi.

"Gue nggak akan gebukin orang kalo orang itu nggak punya salah," ucap Ariel datar.

Mawar tertawa kecil. "Udah banyak yang gue denger tentang lo, pentolan SMA Lavendius yang nggak seperti bad boy pada umumnya," kemudian ia mulai menunjuk-nunjuk Ariel. "Lo kejem dan berhati dingin, tau nggak?!Udah keterlaluan! Seharusnya lo cocok jadi tahanan penjara atas dasar penganiayaan!"

Ariel menghela napas ringan. "Terus lo ke sini buat itu? Lo mau jeblosin gue ke penjara sekarang?"

Tiba-tiba saja Mawar mendadak bingung. Niatnya datang ke Lavendius hanya untuk mencari informasi mengenai Windi dan Alvin melalui salah satu siswi yang juga bersekolah di sana. Tidak ia sangka bila yang ditemuinya hari ini malah Ariel Limantara.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat