CHAPTER 84

4.5K 228 15
                                    

Semuanya di sana, diam menunggu kedatangan Presdir Limantara dari Singapura karena ulah Ariel, anak sulungnya yang kini tengah melarikan diri ke Bandung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semuanya di sana, diam menunggu kedatangan Presdir Limantara dari Singapura karena ulah Ariel, anak sulungnya yang kini tengah melarikan diri ke Bandung. Semuanya yang dimaksud adalah Anette, Riko, Aldi dan Alvin. Gadis cantik yang merupakan saudara kembar Ariel itu menyadari bahwa kakaknya sudah mengirimkan pesan pada Alvin melalui ponselnya dan berkata bahwa pesawatnya sebentar lagi akan berangkat.

Baru saja ia tahu apa yang sedang Ariel lakukan sekarang. Benar, ia tengah berada di Bandung untuk suatu hal yang menurutnya perlu dilakukan. Gadis itu tak menyangka bahwa kakaknya bisa senekat ini tanpa tahu apa yang akan Hans lakukan padanya nanti.

Kini jam menunjukkan pukul delapan pagi dan kabar terakhir mengatakan bila Hans sedang dalam perjalanan dari Bandara menuju rumah. Beberapa kali Anette mencoba melakukan panggilan terhadap Ariel maupun Windi tapi hasilnya nihil, nomor mereka tidak dapat dihubungi alias tidak aktif. Bila menyusul sekalipun hal itu tidak dapat mereka lakukan karena Hans akan tahu mengapa Ariel nekat meninggalkan Bandara. Presdir akan marah besar dan mungkin bisa melukai Windi yang jelas tidak tahu apa-apa soal itu.

Kini mereka berempat mempersiapkan diri atas apa yang akan terjadi di ruang tengah. Anette berharap Hans mau mendengarkannya kali ini bila hanya sedikit saja. Sebab ada hal yang ia tahu selama ini, Anette tidak pernah memiliki waktu yang begitu manis dengan sang ayah. Adapun ketika ia mencoba mendekat yang beliau cari adalah Ariel karena merasa perannya begitu penting bagi kelangsungan Limantara Grup ke depannya. Tapi, bagaimana pun itu Anette tidak pernah menyimpan dendam maupun iri hati, ia mencoba memahami ayahnya meski itu terkesan tidak adil.

"Net," ucap Riko memecah keheningan. "Apa yang lo pikirin sekarang?"

Anette menghela napas pelan. "Ngadepin Papa, itu yang gue pikirin sekarang,"

Alvin mencoba membaca ekspresi Anette yang terlihat berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang. Tapi, tetap saja, ia bisa melihat gadis itu cukup takut dan cemas. Kini, ia pun tahu jika Ariel dan Anette tidak benar-benar bahagia dengan apa yang mereka punya. Bahkan terhadap orangtuanya sekalipun, Anette merasa takut. Bila seharusnya anak perempuan bisa begitu dekat terhadap sang ayah yang merupakan laki-laki pertama di dalam hidup mereka, ia justru sedari kecil melekat pada sang Kakek.

Benar, Anette takut kepada Hans sampai-sampai tidak ada hal yang bisa ia lakukan untuk sekedar memberontak saat tahu ia dan Agnes akan bercerai. Berbeda dengan Ariel yang terlihat begitu kecewa dan marah, Anette sebenarnya juga sangat terluka. Namun ia sadar, ia terlalu kecil untuk sekedar mencoba menghentikan itu semua.

"Nggak usah takut," kata Alvin. "Dia bokap lo, bukan orang lain,"

Anette menunduk lalu mengangguk kecil, gadis itu berusaha tetap terlihat tegar. Mencoba menghadapi segala sesuatu dengan caranya tanpa harus mengeluarkan amarah. Meski di bagian dalam, ia ingin berteriak.

Suara deru mobil terdengar, Riko beranjak dari sofa dan mencoba memeriksa. Ia melihat sebuah mobil Lexus LS keluaran terbaru melenggang masuk melewati pagar utama yang terbuka. Tak lama kemudian sang supir berjas hitam keluar membukakan pintu bagi seseorang yang tak lain ialah Presdir perusahaan real estate terbesar di Indonesia, Hans Limantara.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now