CHAPTER 78

4.7K 235 17
                                    

Playlist Anda - Menghitung Hari

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Playlist Anda - Menghitung Hari

ⓨⓨⓨ

Anette duduk di sana sedari tadi saat semuanya sibuk dengan kegiatan ClassMeeting yang diadakan hari ini. Ia tidak bisa memikirkan bagaimana kesepian itu perlahan menyiksanya tatkala Ariel benar-benar pergi. Tak habis pikir, ia yang dahulu bersikeras tak akan menuruti keinginan ayahnya yang satu ini malah meminta untuk tinggal di Singapura selama setahun sebelum melanjutkan kuliah nanti.

Gadis cantik itu begitu menyayangkan keputusan kakaknya, tapi lagi-lagi tidak ada yang dapat ia lakukan untuk sekedar menentang.

Langit masih terlihat mendung, seorang laki-laki berjalan menghampiri Anette. Lantas membuat gadis itu menengadahkan kepalanya ke samping, "Alvin?"

"Boleh nggak gue duduk di sini?"

Kemudian gadis itu mengangguk sambil menggeser sedikit posisi duduknya, mempersilahkan Alvin untuk duduk di sampingnya. "Musim hujan keknya bentar lagi dateng,"

Anette masih diam, memperhatikan rumput-rumput kecil yang tumbuh di antara celah paving.

"Gue mau minta maaf sama Ariel, Net. Menurut lo gimana?"

Gadis itu lantas terkesiap dengan apa yang baru saja ia dengar. "Buat apa?"

"Karena gue dulu nggak dengerin nasehatnya dia. Sejak awal seharusnya gue tahu kalo jadinya bakal gini, sampai kapanpun gue nggak akan bisa bikin dua cewek ini bahagia sekaligus," Alvin tersenyum getir. "Pada akhirnya mereka berdua malah sama-sama tersakiti,"

Semilir angin datang, dinginnya sedikit menusuk, menerbangkan helaian rambut mereka berdua di udara. "Lo lagi bicara tentang Mawar sama Windi?"

Alvin terkejut, tidak habis pikir Anette bisa menyangka salah satu gadis yang ia maksud adalah Mawar. "Kok?"

"Dari Ariel, dia pernah cerita ke gue soal itu. Dia cerita di saat-saat Windi setengah mati benci sama dia sedangkan dia sepenuh hati peduli sama Windi meski caranya kayak nggak pernah bener," ujarnya. "Dia cerita kalo ada cewek yang lagi sama-sama lo selain Windi, dan namanya Mawar. Ariel pas cerita itu keliatan banget keselnya, dia bilang kalo lo nggak bisa ngelakuin ini ke Windi di saat dia sayang sama lo. Keren nggak kakak gue, Vin?"

Kontan laki-laki itu tercekat, ia merasa malu dengan dirinya sendiri. Selama ini Ariel mencoba mengenyampingkan egonya untuk Windi meski ia tahu dia tak akan mendapatkan apa-apa. Sebab yang Ariel tahu gadis yang ia cintai tak pantas untuk mendapatkan rasa sakit dan kekecewaan seperti yang dirasakannya. Selama ini laki-laki itu belajar, kebahagiaan sejati ada ketika ia bisa mengikhlaskan semuanya untuk kebahagian orang yang dia cintai. "Gue malu sama Ariel. Ternyata gue lebih brengsek dari dia,"

Bad Boy In Love [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora