CHAPTER 86

4.8K 246 22
                                    

Waktu menunjukkan pukul enam lebih lima menit, di saat itu juga Ariel tiba di rumah Windi dengan motornya yang entah sejak kapan ia memilikinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu menunjukkan pukul enam lebih lima menit, di saat itu juga Ariel tiba di rumah Windi dengan motornya yang entah sejak kapan ia memilikinya. Mungkin semalam setelah kesepakatan itu Ariel membelinya kontan pada sebuah dealer untuk digunakan demi menjemput kekasihnya. Hal apa saja bisa ia lakukan bila ia mau termasuk membeli motor dengan begitu mudahnya. Kini laki-laki tampan itu tampak berbeda, rambutnya yang semi kecokelatan terlihat mengkilat dengan polesan pomade. Sebenarnya Ariel jarang menggunakan itu pada rambutnya, ia sudah terbiasa dengan rambut yang terkadang nampak sedikit berantakan karena terkena angin. Meskipun hal tersebut sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanan dan kharismanya sebagai pewaris perusahaan besar.

Untuk motor, kali ini ia sungguh tidak main-main dalam seleranya. Demi menjemput Windi ia rela menghabiskan uang lebih dari enam ratus juta untuk membeli Kawasaki H2 keluaran terbaru yang menjadi salah satu motor termahal tahun ini. Tapi bagi seorang Ariel harga motor tidak akan pernah jadi masalah baginya.

Gadis itu keluar dengan begitu semangat, disusul oleh Ayah, Bunda dan Jojo yang kini berdiri tepat di depan pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu keluar dengan begitu semangat, disusul oleh Ayah, Bunda dan Jojo yang kini berdiri tepat di depan pintu. Ketiganya sama-sama melemparkan senyuman hangat pada laki-laki tersebut. "Pagi Bunda, Pagi Ayah dan Pagi Adek!" sapa Ariel.

Mereka bertiga lantas melambaikan tangan padanya sedang Windi nampak terheran dengan kendaraan yang ada di depan matanya. "Hati-hati, ya Nak,"

"Siap, Bunda," kemudian ia memberikan helm pada Windi. "Ini pake,"

"Tunggu, sejak kapan lo pergi ke sekolah naik motor?" tanya Windi.

"Sejak gue punya Windi yang bakal jadi cewek terakhir di hidup gue," jawabnya sambil menjepit gemas hidung gadis itu dengan jemarinya.

"Cielah, Kak harusnya syukuran tuh udah jadian sama Kak Ariel. Jarang-jarang kan ditembak sama cowok ganteng terus kaya banget kayak Kak Ariel," celetuk Jojo yang langsung ditegur oleh bundanya.

"Ih, apaan sih?" gerutu Windi.

"Ya, udah kalian berangkat aja sekarang. Takut jalanan udah macet," kata Ayah.

"Iya, Ayah," kemudian Ariel turun dari motornya, mencium tangan Bunda dan Ayah secara bergantian lalu pamit. "Kita berangkat, ya,"

Keduanya langsung tersenyum dan mengiyakan. Begitu juga Windi, pemandangan yang sangat menyenangkan baginya, kali ini Ariel berbeda dengan kala pertama mereka bertemu. Saat itu Ariel masih terlihat angkuh dan arogan bahkan cenderung merendahkan orang lain.

Bad Boy In Love [COMPLETED]Where stories live. Discover now