SPECIAL CHAPTER + INFO PRE ORDER

Start from the beginning
                                    

"Heh, Gal! Bocil lo ketinggalan noh!" Teriak Ilham pada Gala yang sudah berjalan ke arah motornya yang ia parkir di halaman markas Drax.

Gala menepuk jidatnya, bisa-bisanya ia meninggalkan Riri yang sedang duduk di sofa sambil memakan es krim Spongebob dengan begitu asyik.

"Mau gitu juga nggak?" Tanya Alan menoleh ke Meisya yang sejak tadi hanya diam di sampingnya.

Meisya mengernyitkan dahi. "Mau apaan? Es krim Spongebob?" Tanya Meisya bingung.

Alan mengarahkan pandangannya ke arah Gala yang saat ini sedang menggandeng tangan Riri. "Gitu."

"Hah? Apaan sih?"

Alan mendengus. Kenapa Meisya tidak kunjung peka. Ya, keadaan seolah berbalik. Dulu Alan lah yang selalu tidak peka dengan kode-kode yang pernah Meisya berikan. Sekarang, justru sebaliknya.

"Gini," bisik Alan di telinga Meisya sambil menggandeng satu tangan Meisya dengan lembut.

Meisya menatap tangannya yang ada di dalam genggaman tangan Alan dengan tatapan terkejut.

"Em—"

"Ayo, nanti kita ketinggalan," sela Alan menarik tangan Meisya lembut.

Saat sampai di depan motornya, Alan melepaskan genggamannya pada tangan Meisya, lalu memakai helm.

"Bentar," cegah Alan saat Meisya hendak memakai helm.

Meisya menghentikan pergerakannya begitu saja. Gadis itu hanya diam dan pasrah saat Alan mengambil alih helm yang ia pegang.

"Gemes, kepalanya kecil," kekeh Alan setelah berhasil memakaikan helm di kepala Meisya.

"Anjir, Lan! Dada gue sesek tiba-tiba!"

"Mana ada kepala kecil, lo kira kepala ayam apa?!" Protes Meisya setelah tersadar dari lamunannya.

Alan tidak menjawab, cowok itu hanya tertawa sambil menatap Meisya lekat. "Ayo naik," titahnya membuat Meisya salting karena cowok itu menatapnya tanpa berkedip sedikitpun.

Meisya menurut, gadis itu naik ke atas motor Alan dengan bantuan Alan seperti biasa.

"Sya..." Panggil Alan saat motor sudah ia lajukan di jalan raya.

"Iya?"

"Punya tangan?"

"Hah?"

"Ck, kebiasaan. Punya tangan?"

"Punya lah, gimana sih," decak Meisya kesal. Kenapa random sekali pertanyaan Alan.

"Lengkap?"

"Ya iyalah, lo kenapa sih nanya pertanyaan nggak jelas?!"

Alan tersenyum tipis di balik helm full face nya.

"Kalo tangan kamu lengkap, berarti bisa dong dua-duanya buat meluk aku?"

*****

"Nih," Alan mengulurkan satu botol minuman dingin ke Meisya. Setelah acara makan bersama, main game bersama dan bagi-bagi hadiah untuk semua anak panti asuhan selesai mereka laksanakan, Meisya memutuskan untuk duduk-duduk di taman yang ada di panti asuhan.

Tadinya Meisya bersama Riri, pacar Gala. Namun karena Riri diajak Gala entah kemana, ia jadi sendirian. Dan sekarang Alan tiba-tiba datang, duduk di sampingnya.

"Makasih," ucap Meisya menerima minuman pemberian Alan.

Setelah keduanya terdiam cukup lama, Alan tiba-tiba menarik satu tangan Meisya untuk ia genggam. "Sya..."

ALAN [END]Where stories live. Discover now