58. Kebimbangan Alan

Start from the beginning
                                    

Sudah sejauh apa hubungan Meisya dan Andra saat ini? Alan jadi penasaran.

*****

"Bang Alan di mana?" tanya Andin pada Erlang.

Erlang yang saat ini sedang memandikan kucing dan kelincinya di taman belakang rumah menjawab cuek. "Gak tau. Bukan urusan Erlang."

"Gak sopan. Mama nanya baik-baik juga."

"Erlang kesel sama bang Al, ma!" dengus Erlang menatap mamanya jengkel. "Jadi jangan sebut nama bang Al di depan Erlang."

"Drama," cibir Andin. "Kenapa lagi sih?"

"Mama tau gak..."

Andin langsung menyela. "Gak tau."

Erlang berdiri seraya menjambak rambutnya frustasi. "Makanya mama dengerin dulu!"

"Apa sih?" bingung Andin. Menatap Erlang penuh keheranan. "Alay banget kamu pake acara jambak-jambak rambut sendiri kaya orang frustasi. Mirip sinetron azab."

"Kalo jambak rambut mama emang boleh?" balas Erlang jengkel.

"Mama coret kamu dari kartu keluarga biar jadi gembel bareng Alex sama Audrey!"

"Maaa!" rengek Erlang. "Makanya dengerin Erlang dulu!"

Melihat anak tengahnya yang kesal, Andin justru tertawa puas. Memangnya cuma Erlang saja yang bisa membuat orang terkena tekanan darah tinggi? Lihat sekarang, Andin bisa membalikkan keadaan. "Iya, kenapa? Kenapa?"

"Erlang itu kesel sama bang Al. Masa tadi Alex sama Audrey mau dicemplungin ke kolam renang. Padahal mereka gak gangguin bang Al. Bang Al aja yang depresot gara-gara putus sama kak Meisya."

"Udah gitu di minumannya Alex ada bubuk boncabe masa?!" Erlang menghela napas sok sedih. "Kesel banget Erlang. Kalo emang bang Al gak bisa nerima kehadiran Alex di keluarga kita, seenggaknya jangan kaya gitu."

"Masa sih?" tanya Andin tidak percaya. Pasalnya anaknya yang satu ini memang banyak drama. "Palingan nih duda sama janda kamu yang berulah. Makanya bang Al kesel ke mereka," tunjuk Andin ke kucing dan kelinci Erlang yang tadi Andin sebut sebagai duda dan janda.

"Enak aja. Enggak kok. Tadi Erlang udah tanya ke Alex sama Audrey, katanya mereka gak gangguin bang Al sama sekali."

Andin menghela napas lelah. Lagi pula sejak kapan kucing dan kelincinya Erlang itu bisa bicara? Memang dasarnya Erlang saja yang kurang waras. "Udah ah, lama-lama mama ikut depresot kalo kelamaan ngomong sama kamu. Mama mau cari bang Al aja."

"Untung emak gue. Kalo enggak, gue kawinin sama Alex baru tau rasa!" decak Erlang. Menatap kepergian mamanya. Mamanya itu benar-benar mengganggu, padahal Erlang ini ingin quality time bersama Alex dan Audrey.

"ERLANG PAPA DENGER APA YANG KAMU BILANG!!!" teriak Anton dari arah dapur yang letaknya memang dekat dengan taman belakang. "KAMU MAU JADIIN ALEX PELAKOR?!"

Mampus.

"KALO COWOK NAMANYA PEBINOR, PA!" balas Erlang ikut berteriak.

"OH IYA PAPA LUPA. YA UDAH ULANG DARI AWAL YA?!"

"SIP!" sahut Erlang. "YOK MULAI!"

"ERLANG! KAMU MAU JADIIN ALEX PEBINOR, HAH?" teriak Anton lagi. "KAMU MAU KISAH KELUARGA KITA DIANGKAT JADI FILM? JUDULNYA TERNYATA PELIHARAAN ANAKKU SELINGKUHAN ISTRIKU?!"

Erlang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ini siapa sih yang tidak waras?

"BERCANDA PA! BERCANDA! ERLANG TADI BERCANDA DOANG!"

ALAN [END]Where stories live. Discover now