Meski ulu hatinya terasa sedikit nyeri melihat orang yang dulunya bersikap lembut padanya kini bahkan orang itu menatapnya penuh kebencian. Meisya tetap berusaha terlihat baik-baik saja. Ia tidak mau menampakkan kelemahannya di depan semua orang apalagi di depan Alan dan Angel.

"Lo itu keterlaluan Meisya! Wajar kalo bokap sama nyokap lo kasih hukuman ke lo! Lo gak perlu nyalahin siapapun dalam hal ini! Apalagi nyalahin Angel!" semprot Alan menatap Meisya tajam.

Meisya tersenyum dengan ekspresi wajah muak. "Gak terima banget lo kalo sahabat tersayang lo ini gue salahin dan mau gue tampar, hah?"

"Oh, atau jangan-jangan kemarin Angel hamil itu hamil anak lo ya? Makanya lo belain dia mati-matian?!" tuduh Meisya membuat semua orang melongo tidak percaya. Ini benar-benar akan menjadi berita heboh yang dengan cepat bisa menyebar ke seantero Cakrawala.

"Hamil?"

"Anjir! Angel hamil?"

"Gila! Itu beneran?"

"Angel hamil anak Alan? Gak terima gue woi!"

"Gila! Angel diem-diem ternyata lon..."

Alan mengepalkan kedua tangannya erat saat mendengar bisikan-bisikan dari siswa-siswi yang mulai memojokkan Angel.

"Kenapa diem aja? Apa yang gue bilang bener kan kalo Angel hamil anak lo?" Mata Meisya menatap Angel dan Alan bergantian. Dua orang itu masih sama-sama diam. Mungkin mereka masih terkejut dengan keberanian Meisya. Membongkar aib Angel di depan banyak orang.

"Lo...." Angel bahkan tidak mampu lagi berkata-kata. Air matanya terus mengalir. Menandakan bahwa apa yang Meisya lakukan barusan membuatnya merasa malu setengah mati. Angel seperti ingin menghilang dari bumi detik ini juga.

Meisya menatap Angel yang saat ini masih menunjuk dirinya dengan jari telunjuk tepat di depan muka.

"Apa?!" tanya Meisya pada Angel. Tapi Angel hanya diam dengan napas memburu naik turun. Gadis itu tidak mampu berkata-kata meski hanya satu kalimat. Rasanya sangat malu dipermalukan oleh Meisya seperti ini.

Meisya tidak peduli jika setelah ini berita tentang kehamilan Angel akan tersebar luas. Ia sudah benar-benar muak dengan drama yang Angel buat. Biar saja semua orang tahu kebusukan Angel. Biar semua ini menjadi pelajaran untuk Angel. Agar gadis bermuka dua itu tidak bersikap seenaknya pada Meisya.

Apa selama ini Angel berpikir bahwa Meisya takut padanya hanya karena Alan ada di pihak Angel? Oh tentu saja tidak. Meisya akan tetap berani jika dirinya merasa benar meski semua orang berada di pihak Angel.

"Liat nih! Orang yang kelihatan pendiem tapi ternyata jadi lonte di belakang! Gak cuma itu, dia ini juga bermuka dua! Sok baik di depan tapi ternyata busuk di belakang!"

Meisya mengedarkan pandangannya ke semua siswa-siswi di dalam kelas Angel. Egonya sekarang menutupi segalanya. Ia tidak peduli dengan resiko dari tindakan yang ia lakukan sekarang. Rasa iba di hatinya sudah mati tertutupi rasa sakit atas perbuatan semena-mena Angel selama ini. Ditambah sikap Alan akhir-akhir ini yang seolah-olah selalu menganggap dirinya sebagai cewek rendahan.

Rasa sakit di hati Meisya semakin menjadi-jadi kala mengingat ucapan Angel yang mengatakan kalau selama ini Alan tidak pernah mencintainya. Alan hanya menjadikan Meisya sebagai bayang-bayang seorang gadis bernama El. Meski sampai sekarang Meisya sendiri juga belum tahu siapa El itu.

Tanpa Meisya sadari, tindakannya sekarang ini membuat amarah Alan semakin tersulut. Alan semakin sulit mengontrol emosinya. Alan melihat sosok lain yang ada di diri Meisya. Ini seperti bukan sosok Meisya yang ia kenal dulu. Meisya memang bukan gadis lugu dan polos. Tapi Alan tidak menyangka Meisya akan bersikap seberani hari ini.

ALAN [END]Where stories live. Discover now