29. Antara Alan & Kenan

Start from the beginning
                                    

"Bang Er tau ngga, what itu artinya apa?"

Erlang menggeleng. "Ngga bisa bahasa enggres!"

Aksa menatap abangnya cemberut. Kali ini target selanjutnya adalah Alan. Ia beralih menatap Alan. "Bang Al..." panggilnya seraya menarik-narik ujung baju Alan. Karena abangnya yang mirip batu itu sedang sibuk mengutak-atik ponsel sembari tersenyum sendiri sesekali.

"Bang Al..." ulangnya.

"Hm?" Alan masih fokus pada ponselnya.

"Bang Al, Aksa mau nanya."

"Apa, Aksa?" Satu tangan Alan terulur untuk mengusap lembut puncak kepala Aksa. Namun fokus matanya masih tetap ke ponsel.

"Bang Al kan pinter, pasti bisa jawab." Aksa melirik sinis ke arah Erlang. Namun sepertinya cowok itu tampak tidak peduli. Erlang sedang asyik mengupil. Memasukkan satu jarinya ke lubang hidung untuk menggali harta karun sembari menjulurkan lidah ke Aksa.

Kembali menatap Alan. "Bang Al, what itu artinya apa?"

"Apa."

"Artinya apa bang Al?!" kesal Aksa.

Andin datang dari arah dapur setelah ia menyimpan baskom dan handuk yang digunakan untuk mengompres luka lebam di punggung Alan ikut menyahut. "What itu emang artinya apa, sayang."

Aksa menatap mamanya dengan kedua tangan berkacak pinggang. Matanya mendelik tidak terima. "Aksa kan nanya, mama. Kenapa mama malah nanya balik?"

"Mama ngga nanya balik," sangkal Andin. "Artinya what itu emang apa."

Erlang ikut menyahut. "Udah lah ma, mending bilang aja ngga tau dari pada ribet."

"Diem kamu dakjal!" melotot Aksa sembari menunjuk Erlang dengan jari telunjuk.

"Aksa..." peringat Andin lembut.

"Sini, belajar dulu," titah Andin meminta Aksa untuk duduk di sebelahnya. Aksa menurut, ia langsung duduk di sebelah Andin. "PR kamu banyak loh. Jangan ribut sama bang Er terus mending belajar."

"Ngga papa cuma PR, daripada bang Er pacarnya yang banyak."

Erlang melotot. "Heh sok tau lo bocil." Adik satu-satunya itu memang sangat menjengkelkan. Selalu saja cari gara-gara. Tapi kalau diladeni terus menerus ujung-ujungnya pasti akan nangis. Dan Erlang juga yang akan kena omel mamanya.

"Ayo Aksa liat sini," kata Andin sembari memberikan kode agar Erlang diam. Tidak lagi meladeni adiknya. "Sekarang kita belajar bahasa Inggris ya."

"Iya," angguk Aksa menurut.

"Ayah?"

"Anton," jawab Aksa polos. Ia menatap mamanya seperti tanpa dosa.

Andin menghela napas. "Maksud mama bahasa inggrisnya ayah itu apa?"

"Father."

"Ibu?"

"Mother."

"Cantik?"

Kedua mata Aksa mengerjap beberapa kali. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Keyla."

"Kecil-kecil udah belajar jadi buaya," ledek Erlang.

"Keyla?" bingung Andin.

"Adik sepupunya bang Akbar, ma. Yang pernah diajak main ke sini itu loh, masa mama lupa?"

Andin mengingat-ingat. "Oh iya mama inget. Ayo Aksa bahasa inggrisnya cantik itu apa?"

"Keyla cantik ma."

ALAN [END]Where stories live. Discover now