Angel menggeleng lalu tersenyum lebar. "Ngga ada kolam renang, tapi di sekolah, aku punya temen namanya Al sama El. Mereka temen aku juga sama kaya kalian. Mereka baik. Kalo pindah sekolah nanti aku ngga bisa main sama mereka. Aku ngga mau."

"Tapi kita juga baik!" Meisya berkacak pinggang dengan wajah cemberut.

"Iya kalian juga baik, tapi aku ngga mau pindah sekolah," ujar Angel kekeuh.

"Ya udah kapan-kapan kamu harus kenalin kita ke mereka ya?" usul Kenan.

Angel mengangguk. "Iya nanti Angel bilang ke Al sama El."

"Angel..."

"Mama!" Angel berlari memeluk mamanya. "Mama udah sembuh? Ngga nginep di rumah sakit lagi?" tanya Angel girang. Memang beberapa hari ini Angel harus tinggal di rumah Meisya karena Fira harus menjalani perawatan di rumah sakit.

"Iya sayang, mama udah sembuh." Fira balas memeluk Angel. "Kita pulang ya, nanti kapan-kapan main lagi sama Meisya sama Kenan."

"Iya, ma," angguk Angel tanpa bantahan. Memang sedari kecil Angel itu anak yang penurut. Tidak pernah membantah ucapan mamanya.

"Pamit dulu sama papi Sadam sama mami Meca," Fira mengarahkan dagunya ke Sadam dan Meca yang berjalan ke arahnya.

Sebenarnya Sadam itu bukan ayah biologis dari Angel. Dulu, Sadam, Meca dan Fira adalah sahabat. Waktu masa kuliah, Fira hamil namun pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Karena tahu, bahwa saat itu Fira mempunyai penyakit yang tidak main-main. Sebagai sahabat, Meca tidak mau, membiarkan hidup Fira yang sudah hancur semakin hancur. Akhirnya Meca meminta tolong agar Sadam mau menikahi Fira. Hanya sebagai bentuk simbolis, agar ketika Angel lahir, ia tidak dipandang anak haram oleh orang-orang karena tidak mempunyai Ayah.

Tiga bulan setelah Angel lahir, Sadam dan Fira bercerai karena pada dasarnya Sadam memang tidak pernah memiliki perasaan apapun pada Fira. Ia mau menikahi Fira karena paksaan dari Meca. Saat menjadi sepasang suami istri Sadam dan Fira pun tidak pernah tinggal satu rumah. Jadi mereka benar-benar menikah hanya untuk kebaikan Angel di masa depan. Setelah cerai dari Fira, Sadam menikahi Meca. Pernikahan yang sesungguhnya, di mana Sadam dan Meca memang saling mencintai satu sama lain. Fakta terbesarnya, sampai sekarang Angel dan Meisya tidak pernah tahu semua rahasia di masa lalu itu.

"Papi Angel pulang," Angel mencium punggung tangan Sadam lalu memeluknya.

"Iya sayang, Angel ngga boleh nakal ya, harus nurut sama mama?" Meski pun ia dan Angel tidak mempunyai hubungan darah. Sadam tetap memperlakukan Angel dengan sebaik mungkin. Ia tidak pernah membedakan antara Angel dan Meisya. Sadam tetap menganggap Angel sebagai anak kandung yang harus ia jaga dan ia sayangi setulus hati.

"Mami Angel pulang ya, nanti kalo Angel kangen nasi goreng buatan mami, Angel minta anterin mama ke sini." Angel memeluk Meca yang dibalas pelukan hangat oleh Meca.

Meca mengusap rambut Angel dengan penuh kasih sayang. "Iya sayang, Kapan pun Angel mau, Angel boleh ke sini."

"Angel, ke mobil dulu ya, mama mau ngobrol sama papi Sadam sama mami Meca sebentar," titah Fira yang diangguki oleh Angel.

"Meisya, Kenan, temenin Angel dulu sayang," teriak Meca pada dua anak yang sedang kejar-kejaran.

"Aku ngga tau lagi harus dengan cara apa ngucapin terima kasih ke kalian," Mata Fira berkaca-kaca. "Kalian terlalu baik, kalian selalu menjaga Angel saat keadaan aku lemah."

Meca memeluk Fira. "Fir, kita ini sahabat. Udah seharusnya kita saling menolong."

Sadam mengangguk, membenarkan ucapan istrinya. "Bukankah dulu kita sudah membicarakan soal ini, Fir? Kita akan menganggap Angel seperti anak kita sendiri. Bahkan kamu tau, Angel dan Meisya juga sudah saling menyayangi, layaknya saudara. Jadi, kamu ngga perlu khawatir. Sekarang kamu harus fokus sama kesembuhan kamu."

ALAN [END]Where stories live. Discover now