62. A Test

2K 65 3
                                    

Now Playing : Little Mix - Your Love


Hari sudah siang. Felix sudah jenuh berada di kantornya. Mungkin ia akan mengajak Roxanne makan siang bersama jika saja teman-temannya dengan tiba-tba tidak menghubunginya tadi. menyebalkan. Mau apalagi mereka.

            Tiba-tiba, seseorang membuka pintu ruangannya tanpa mengetuk. Well, Felix sudah bisa mengetahui siapa orang itu. Bukan hanya seorang, tapi semua teman-temannya sudah tiba di sana. Padahal baru saja Felix sedang menenangkan pikiran jenuhnya –menatapi bangunan-bangunan tinggi di luar jendela.

            Felix bisa melihat mereka semua memasuki ruangannya dari pantulan jendela besarnya. Dennis membanting pantatnya pada sofa –seperti biasa. Edric dan Justin mengambil minuman di lemari beserta gelasnya. Sementara arthur, dengan senyumnya, duduk santai di sofa.

            "Jadi, bagaimana keputusanmu, Tuan Jullian?" tanya Arthur.

            Felix menghela napasnya, membalikkan badannya, dan berjalan ke sofa tempat mereka semua duduk.

            "Aku tidak bisa." Jawab Felix sambil menuangkan minuman pada gelas kosongnya.

            Jawaban Felix membuat semua teman-temannya mencondongkan tubuhnya lebih ke depan dan menatap Felix dengan tatapan bertanya seolah meminta penejelasan lebih lanjut.

            "Well, sebenarnya aku menceritakan hal ini pada Roxanne. dia memaklumi kalian yang masih berpikir seperti itu. dia menyadari kesalahannya dan juga berkata ia mempercayaiku. Aku rasa itu semua sudah cukup. Kami masih memiliki banyak waktu untuk memulai segalanya." Jelas Felix.

            "Aku sempat mengira ia akan meninggalkanmu karena kau sudah memberitahunya tentang hal gila ini." Ucap Arthur.

            "dan lagipula disini Felix yang tidak akan sanggup menjauh dari Roxanne. dia sudah seperti budaknya." Balas Edric yang kemudian tertawa bersama Arthur dan melakuka high-five.

            "Kau beruntung sekali, dude. Roxanne berhati malaikat, kau tahu. Kalian sangat beruntung tidak mendapat masalah apapun karena tidak terjerat masa lalu yang aneh, kau tahu." Kekeh Dennis kemudian. Hal itu membuat Edric menyemburkan minumannya dan menatap Dennis horor.

            "Kenapa kau jadi membahas dirimu?" sindir edric.

            "Aku harus meletakkan kaca di depan wajahmu, ya?" balas Dennis.

            Justin yang melihat pertengkaran kedua temannya hanya memutar kedua matanya dengan jengah. "Kalian berdua, berhentilah."

            "Felix," panggil Justin, kemudian tersenyum. "Kau mengambil keputusan yang tepat." Lanjutnya.

            Felix tertawa. Ia tahu Justin akan mengatakan hal itu. namun, lain hal dengan ketiga temannya. Arthur, dennis, dan Edric menatap Justin dengan tatapan tak percaya mereka. Justin hanya mengedikkan bahunya pada mereka seolah tak tahu apa yang baru saja terjadi.

            Felix menegak minumnya. "Aku tidak bodoh seperti kalian." Ucapnya.

            "Rasanya aneh jika Justin ingin memberi ujian gila ini pada Roxanne, sementara dia tidak pernah tahu tentang hubungan kami beberapa waktu yang lalu, kan? Secara tidak langsung dia malah memberiku dan Roxanne ujian gila." Jelas Felix yang diselingi oleh tawanya.

            "What the F*ck!" umpat Dennis pelan. "Dan aku ikut di dalam permainan gila Justin." Katanya, kemudian menoleh pada Justin yang kini tertawa pada dirinya. "Kau memang gila." Umpatnya lagi.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang