25. I Just Miss You

2.2K 161 2
                                    

Now playing : Maroon 5 - Sugar

            Kemarin, Roxanne sudah pulang sorenya setelah ia dan Felix makan di kantor felix. Roxanne sedang menyisir rambutnya yang basah di depan cermin. Ia kembali terbayang sekretaris kurang ajar yang berani merayu Felix. Awalnya, ia memang terkejut saat mendapai sekretaris yang sedang memijat felix dan menggodanya. Ia bisa melihat raut wajah Felix yang tampak kesal.

            Roxanne sendiri tidak tahu kenapa ia bisa melakukan hal bejat nan memalukan seperi kemarin. Astaga, dia menggoda Felix. Kalau dipikirkan, saat itu ia malah speerti wanita penggoda. Oh, oh, untuk saja Felix mengerti maksudnya. Roxanne malu saat semakin mengingatnya.

            Roxanne meraba leher dan bibirnya bekas ciuman Felix kemarin. Itu memang salahnya juga yang tidak bisa mnegendalikan pria mesum seperti felix. Makanya ia malu saat Felix mengatakannya. Lihatlah, pipinya bersemu merah lagi. Ia menangkup kedua pipinya dan menepuknya berulang kali.

            Tiba-tiba, ponselnya berdering. Dilihatnya, nomor asing masuk. Kemudian, Roxanne mengangkatnya.

            "Halo?"

            "Hi there," sapa seseorang di seberang telponnya. Roxanne seperti mengenali suara ini.

            "Aku Jeffrey jika kau sedang menduga-duga," dugaan Roxanne tepat.

            "Oh, iya. wait, bagaimana kau bisa mendapatkan nomer ponselku?"

            "Oh, waktu kemarin di kafe, aku bertanya pada ibu, hehe,"

            "hm begitu, ada perlu apa, jeff?"

            "aku ingin tahu, apa siang ini kau bisa makan siang denganku?"

            Belum sempat ia menjawab tawaran Jeffrey, terdapat notifikasi pesan, dan itu Felix. Roxanne mengerutkan alisnya. Namun, ia membuka notif pesan Felix dan menjawabnya tanpa mematikan telfonnya dengan Jeffrey.

            "Ada apa, Felix?"

            "Siang ini kau tidak kemana-mana, kan. bagaimana untuk mengganti kencan kita kemarin, kita makan siang bersama?"

            Roxanne mengerutkan dahinya. Ia semakin bingung dengan situasi ini. Ada apa ini? Apa kakak-beradik ini bersekongkol dan bertaruh siapa yang berhasil makan siang bersama Roxanne? Terdengar konyol, tapi hanya itu yang ia pikirkan saat ini.

            Well, karena ia wanita yang baik-baik, ia akan menolak semua. Itu terdengaar adil baik untuk Felix maupun Jeffrey. Dan tentu saja baik untuk dirinya sendiri. Ia tidak perlu bersusah payah menerima ajakan makan siang dari keduanya di dua tempat yang berbeda. Itu jika memang di tempat yang berbeda. Bagaimana jika mereka berdua malah berada di tempat yang sama. Roxanne akan terlihat bodoh nanti. Dapat dipastikan jika Felix pasti akan cemburu buta lagi pada kakaknya. Oh, itu tidak boleh terjadi.

            "Hmmm, maafkan aku, Felix, aku sudah janji dengan chef di rumahku untu makan makanannya hari ini, ya, itu dia," alasannya terdengar sangat bodoh dan ia yakin Felix pasti menganggap Roxanne aneh saat ini.

            "Hm, baiklah, kalau begitu lain kali saja," kata felix kemudian. Roxanne lega karena Felix tidak menuntut alasannya.

            "Pasti. See you," ucap Roxanne. Kemudian, ia kembali pada panggilan Jeffrey.

            "Maaf, jeff. Tadi, tadi pegawaiku aku sedang melihat agendaku. Hm, makan siang ya, maaf sekali aku tidak bisa siang ini," Roxanne tidak ingin mengatakan kebohongan lainnya dan ia berharap Jeffrey tidak bertanya alasannya.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang