46. Comfortable Place

1.6K 91 0
                                    

Now Playing : Zayn - Let Me

Jam yang tertera di dinding sudah tidak bisa dikatakan pagi karena sudah melewati jam makan sarapan sepasang manusia yang masih bergelung dengan nyaman di atas ranjang. Cahaya matahari pun sudah tidak memancarkan sinarnya seperti pagi tadi. Namun, Roxanne yang sayup-sayup merasakan semilir angin dari jendela yang terbuka, menggeliatkan tubuhnya. pergerakannya ternyata membuat felix yang masih memeluknya –seperti semalam –mengerang.

Kedua tangan Roxanne mengusap wajahnya dan matanya yang masih terpejam. Ia mencoba membalikkan tubuhnya, namun tidak bisa. Ah, Roxanne teringat jika ia masih di gelantungi Tuan Manja ini.

Felix merasa seseorang yang dipeluknya saat ini terus saja bergerak. Ia terus mengerang seolah meminta tidak ingin diganggu. Felix terus menggumamkan kalimat jika ia tidak ingin diganggu dan masih ingin tidur.

"Felix, hei, bangunlah. Ini sudah hampir siang."

Roxanne berusaha membangunkan pria itu dengan menepuk pelan pipi Felix. Roxanne mengira felix akan bangun, namun pria itu malah mengambil tangan Roxanne tersebut dan menariknya ke dada pria itu seperti memeluk boneka. Hal itu membuat tubuh Roxanne tertarik kembali ke dalam pelukan Felix.

"Felix, ayolah. Kita harus bangun. Aku harus membuatkanmu sup panas." Kata Roxanne kemudian. Tangannya yang bebas membelai lembut puncak kepala Felix.

Hal yang salah. Karena, dengan perlakuan tersebut, felix malah semakin merasa nyaman. Roxanne tertawa melihat kelakuan Felix yang manja seperti ini.

"Tuan manja, ayo cepat bangun!" Akhirnya Roxanne sedikit menjambak rambut Felix dan membuat pria itu langsung membuka matanya seraya meringis kesakitan.

"Oooooh, apa aku menyakitimu, Tuan Manja?" goda Roxanne dengan nada mengejeknya.

"Cih, harusnya kau menjambakku saat kita melakukannya, bukan dengan kekerasan fisik seperti ini." Rengek Felix.

Roxanne melototkan matanya mendengar Felix mengatakan kalimat sevulgar itu.

"Hish, jika kau mengatakannya lagi, aku bersumpah aku akan –"

"Kau akan apa, hem?" Felix menyela perkataan Roxanne dan menenggelamkan kepalanya lagi di dada Roxanne.

Oh, astaga. Bajuku!

Roxanne mencoba mendorong pundak Felix agar menjauh dari tubuhnya. Roxanne belum mengancingkan kancing bajunya. Bisa-bisa pria ini akan melakukan yang tidak-tidak, kan.

"Tidaaak. Jangan jauhkan aku dari tempat ternyamanku ini," rengek felix seperti anak manja.

"Ap-apa? Temppat ternyaman katamu?"

Roxanne membelalakkan matanya mendengar Felix menyebut dadanya sebagai tempat ternyaman seperti tadi. Buru-buru ia segera mendorong kembali pundak Roxanne sekuat mungkin. Namun, usahanya sia-sia.

"Jangan bergerak terus, xyxy. Kau mengganggu sesuatu yang sedang beristirahat di bawah sana." ucap felix dengan vulgarnya.

Roxanne memang merasakan ada sesuatu yang menusuk perutnya. Tapi, ia abaikan. Karena itu, ia ingin pria ini agar menjauh dari dirinya. Bukannya malah menempel seperti parasit seperti ini.

"Makanya kau harus melepaskanku,"

Felix menggelengkan kepalanya dengan bibir yang bersentuhan dengan kulit dada Roxanne. Bahkan tidak hanya menyentuh, namun bergesekan. Tentu saja Roxanne terkesiap saat merasakan bibir Felix yang dengan sengaja ia gesekkan di sana.

"Fel...Ah –"

Roxanne menutup mulutnya ketika hampir saja ia mendesah hanya karena gesekan bibir Felix yang tepat di belahan dadanya. Felix menyeringai. Ia sudah terlewat mendengarnya. Dengan sengaja, bibirnya kembali mencium belahan dada Roxanne berulang kali. Sesekali, ia menjilatnya juga. Membuat tangan Roxanne meremas rambut felix seraya memejamkan matanya.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang