34. Doing A Bet

1.7K 137 0
                                    




Roxanne dan Felix sudah kembali ke mansion setelah membeli beberapa bahan masakan di supermarket. Roxanne mengeluarkan bahan masakan itu dari paper bag sementara Felix sedang membuat kopi dari mesin pembuat kopinya. Kemudian, Felix duduk di meja bar dan mengamati tiap gerak-gerik Roxanne.

"Kau jadi terlihat seperti wanita keibuan sekarang," ucap Felix dan menyesap kopinya. Roxanne hanya melirik sekilas tanpa menjawab ucapan felix.

Roxanne memang terkadang terbiasa untuk belanja dan memasak sendiri. Itupun jika ia sedang ingin atau chef di rumahnya tidak bisa masuk bekerja.

"Apa yang ingin kau masak?" tanya Felix.

"Apa yang ingin kau makan?"

Felix mengerutkan alisnya. Roxanne malah bertanya apa yang ia ingin makan. Felix bukan pria pemilih makanan. Ia akan memakan masakan yang orang masakkan untuknya. Terlebih jika Roxanne yang akan memasaknya, maka tanpa ragu Felix akan memakannya.

"kenapa kau malah bertanya padaku?"

"Siapa tau kau ingin aku memasakkan sesuatu untukmu?" Roxanne menaikkan alisnya dan menata bahan masakan itu di tempat masing-masing. Felix tampak tertarik dengan perkataan Roxanne.

"Begitu, ya. Kalau begitu aku ingin Orange Spiced Chicken dan pasta," kata Felix dengan antusias setelah menimang-nimang makanan apa yang ingin ia makan.

"Okay, Sir. Your food will be ready," kata Roxanne dengan tersenyum menoleh pada Felix. Roxanne memakai celemeknya dan menggelung asal rambutnya menyisakan anak-anak rambut di sekitar pelipisnya. Roxanne menyiapkan beberapa bahan masakannya dan segera bekerja dalam diam. Roxanne akan berusaha untuk membuat kesan pertamanya memasak untuk felix.

Felix tidak dapat melepas pandangan matanya dari Roxanne. Ia kagum bagaimana Roxanne bisa memasak dengan seperti itu. Roxanne terlihat sangat seksi dengan celemek dan rambutnya yang ia gelung asal-asalan. Ia jadi terlihat berbeda dari tampilan speerti biasanya.

Kopi felix jadi semakin dingin karena Felix tidak kunjung menghabiskannya. Ia terus-terusan memandang Roxanne dari tadi. Ya ampun, sungguh matanya tidak bisa menangkap hal lain selain pemandangan indah di depannya. Wanita yang ia cinta, wanita yang ia perjuangkan, sedang memasak untuknya. Bukankah itu impian setiap para pria? Dan Felix merasa beruntung saat ini.

"Sepertinya besok aku harus meliburkan para pelayanku," ucap Felix.

"Memang kenapa?"

"Agar kau bisa memasak lagi untukku," Felix melayangkan cengirannya seperti biasa walaupun Roxanne hanya menatapnya sekilas.

"Kalau begitu kau harus membayarku. Ini sangat mahal, kau tahu," kata Roxanne. Felix menaikkan alisnya merasa tertarik dengan perbincangan ini.

"Bagaimana aku bisa membayarmu?" tanya Felix.

"Hmmmm, bagaimana, ya," Roxanne berhenti dengan kegiatan memasaknya dan terlihat seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Feix menunggu jawaban dari Roxanne dengan senyumnya yang masih terukir di wajahnya.

"Ah, sudahlah. Terserah saja, lagipula aku hanya bercanda," kata Roxanne kemudian. Felix hanya tertawa mendengarnya, kemudian Roxanne kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.

Akhirnya, setelah beberapa jam Roxanne bergelut di dapur Felix, makanan yang diinginkan Felix sudah selesai dimasak dan Roxanne menyiapkannya di meja makan. Felix duduk di kursi dan menatap kagum masakan yang sudah dimasak Roxanne. Ia dapat mencium bau harum dari semua masakan itu.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang