15. A Progress

2.5K 184 1
                                    



Roxanne kesal bukan main. Bagaimana bisa pria di depannya ini sangat menyebalkan. Ya, Roxanne dan Felix sudah berada di sebuah rumah makan mewah. Hanya untuk makan siang. Tadinya, ia berencana makan siang dengan ibunya Felix, tapi semua gagal. Dan, Roxanne tahu ini karena siapa.

Roxanne merengut. Felix yang melihatnya hanya terkekeh geli. "Kau tidak mau makan?" Tanya Felix dengan santai. "Makananmu bisa dingin, sayang," lanjutnya.

Roxanne mendengus dan segera menyantap makanannya. Roxanne memakan habis semua makanan yang dipesan. Ia sangat kelaparan. Bukan hanya jalan-jalannya dengan Joanna yang melelahkan, namun kesal dengan Felix ternyata juga menguras tenaganya. Ia merapikan peralatan makannya.

"Ehm, aku dengar kau tidak pulang semalam," ucap Roxanne.

Felix yang mendengar Roxanne tiba-tiba bersuara, mendongakkan kepalanya menghadap wanita cantik itu. Ia tersenyum. "Pekerjaan kantor sangat banyak kemarin, rapat-rapat juga tidak bisa ditunda, tapi tadi sudah aku selesaikan semuanya," jawabnya.

Roxanne hanya manggut-manggut. Ia tidak tahu apa yang harus dibicarakan lagi dengan Felix. Entahlah, sepertinya dia gugup untuk berhadapan dengan Felix setelah beberapa kejadian sebelum ini.

"Terima kasih," ucap Felix tiba-tiba dan tersenyum manis pada Roxanne. Astaga....

"Untuk?" Roxanne tidak mengerti kenapa Felix berterima kasih padanya.

"Hm, hanya berterima kasih saja," jawab Felix masih dengan senyumnya.

"Apa kau tidak ada pekerjaan setelah ini?" Tanya Felix kemudian.

Roxanne terlihat menerawang seperti berpikir kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Sepertinya tidak ada. Roxanne pun menggelengkan kepalanya. Felix tersenyum melihatnya.

"Kalau begitu, ayo," Felix menggenggam tangan Roxanne dan mengajaknya berdiri. "Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," katanya.

Roxanne hanya menurut. Ia melihat genggaman tangan Felix pada tangannya. Terasa sangat hangat. Roxanne tersenyum melihatnya. Tak sadar, akhirnya mereka sampai di mobil dan Felix melepaskan genggaman mereka. Roxanne pun tersadar dan segera memasuki mobil.

"Kemana?" Tanya Roxanne begitu Felix sudah berada di balik kemudi.

"Kau tahu, aku sangat merindukanmu, jadi aku harap kau tidak keberatan jika harus menemaniku ke suatu tempat," jawab Felix. Masih belum menyebutkan tempat tujuan mereka.

"Baiklah, asal kau mengembalikanku kembali pada orang tuaku," Roxanne mengedikkan bahunya dan memasang sabuk pengaman sebelum melanjutkan, "aku akan menemanimu hari ini," kemudian ia tersenyum pada Felix.

Roxanne tidak menolaknya. Itu yang ia pikirkan sejak tadi. Ia selalu menggenggam tangannya, karena takut jika Roxanne tiba-tiba saja pergi. Ia tahu itu terlihat konyol. Tapi, takut tetaplah takut, kan.

Dan, sekarang Roxanne bahkan tersenyum padanya. Ah, astaga senyumnya. Senyumnya yang manis. Ingin sekali ia merasakan bibir manis itu. Tidak, tidak, tidak sekarang. Felix segera menggelengkan kepalanya untuk menhapus imajinasinya itu. Kemudian, ia melajukan mobilnya.

Akhirnya, mereka sampai di suatu tempat. Felix turun kemudian setengah berlari menuju pintu bagian Roxanne dan Roxanne turun dari mobil.

"Terima kasih," ucap Roxanne terenyum.

"Sama-sama, Roxy," Felix kembali menggenggam tangan Roxanne dan mereka berjalan berdampingan.

"Suasana di sini sangat menenangkan, bukan?" Felix menolehkan kepalanya pada Roxanne dan menatap wanita itu yang sedang melihat sekitar.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang