49. Going on A Date

1.6K 82 0
                                    

Now Playing : Charlie Puth - Then There's You

"Ella, sayang. Aku ingin mengajakmu ke salonku nanti malam. Apa kau bisa?" tanya Joanna.

Roxanne tampak bingung sesaat. Bingung bagaimana harus menolak ajakan Joanna dengan halus.

"Maafkan aku, mom. Tapi aku sudah ada janji dengan Felix nanti malam." Jawab Roxanne dengan raut wajah menyesalnya.

"Benarkah? Sayang sekali. Tidak apa kalau begitu. Kita bisa mengunjunginya bersama lain kali." Ucap Joanna seraya tersenyum pada Roxanne.

Felix datang dari ruang makan dan menghampiri kedua wanita yang sedang mengobrol di dapur.

"Roxy," panggil Felix.

Merasa terpanggil, lantas Roxanne berhenti berbicara dan menoleh pada sumber suara.

"Well, parasit manjamu sudah datang." Sindir Joanna.

"Ya ampun. Apa itu panggilanku? Karena aku merasa tersindir sekarang." Felix berpura-pura menampakkan wajah tersakiti.

"Memang siapa lagi di sini yang manja? Setahuku, adik-adik dan kakakmu tidak berlaku manja sepertimu." Jelas Roxanne.

"Kau benar." Joanna menyetujui penuturan Roxanne dan mereka tertawa bersama.

"Jadi mom sudah bersekutu dengan wanitaku sekarang. Dan itu semua mom lakukan hanya untuk menyerangku? Wow, aku merasa terbuang."

"Kau berlebihan, Felix." Joanna menegur di sela tawanya. Joanna sedang memotong buah-buahan yang dibantu oleh Roxanne.

"Dan juga, siapa yang kau panggil wanitaku itu, huh? Seenaknya saja."

Roxanne mengatakannya tanpa menoleh pada Felix. Sehingga ia tidak sadar jika Felix sudah berada di belakangnya dan meraih tubuh Roxanne dengan mudah. Membuat Roxanne hampir menjatuhkan buah di tangannya.

"Katakan, bagaimana aku harus memanggilmu kalau begitu, hm?" tanya Felix tepat di belakang telinganya yang membuat Roxanne menahan napasnya tanpa diminta.

Walaupun sudah berbicara dengan suara kecil, namun Joanna tetap bisa mendengarnya hingga Joanna hanya menggelengkan kepalanya melihat Felix yang tidak tahu tempat ini.

"Mom yang salah karena sudah berdiri di sini terlalu lama, atau kau yang memang tidak pernah tahu tempat dimana harus bersikap seperti itu, Felix?" sindir Joanna. ia berhenti memotong buah-buah tersebut dan menatap Felix.

Felix tergelak. Alih-alih melepas pelukannya, ia malah menicumi leher Roxanne tanpa tahu malu. Roxane sendiri terus meronta untuk dilepaskan karena ia merasa malu. Ayolah, masih ada Mom Joanna di sini.

"Ya ampun. Aku tidak percaya anakku akan bertingkah seperti ini di depan ibunya sendiri." Joanna menepuk jidatnya.

"Lepas atau aku tidak akan memenuhi syaratmu, Felix." Desis Roxanne.

"Kau galak sekali. Padahal aku hanya menciumi wangimu." Felix pun melepas pelukannya dan tertawa.

Roxanne memutar kedua matanya dengan jengah dan kembali meneruskan memotong beberapa buah sementara Felix memakannya dengan santai.

"Oh, iya. Nanti siang kau ke kantor saja. Biar nanti supirku yang mengantarmu ke sana." Ucap felix di sela-sela memakan buah-buah. "Ah, bawakan juga pakaian santai untukku."

Roxanne sontak mendongak pada Felix di sebelahnya dengan senyum yang mengembang dan menjawab, "Okay!" dengan nada riangnya.

"Apa kau baru saja menjadikan Roxanne babumu? Karena jika memang begitu, mom akan memecatmu sebagai anak sekarang."

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang