42. Nothing's Wrong

1.6K 104 1
                                    

Now Playing : Westlife - Somebody Needs You


Roxanne mengamati semua orang yang bekerja menyiapkan pesta selepas ini. Tadinya, ia memang berniat membantu mereka semua. Tapi, entah apa mereka sedang bersekongkol, karena satu persatu dari mereka, termasuk Felix –si devil itu –menyuruhnya untuk tetap diam dan duduk di sebuah kursi lipat yang sudah disediakan Edric tadi.

Setelah Felix membeberkan suatu cerita—versi dirinya—tadi, Roxanne tidak bisa membalasnya lagi karena teman-teman Felix malah bersorak untuk felix. Jadi, ia menelan rasa kesal itu sendiri. Mungkin nanti, jika ia masih ingat, ia akan protes pada felix. Walaupun sebenarnya, hal itu tidak akan mengubah apapun. Nasi sudah menjadi bubur.

Mata Roxanne secara tidak sengaja bertemu dengan kedua mata Felix yang kini tersenyum pada Roxanne. Oh, ia akui senyumnya memang sangat seksi dan manis. Tapi, ia terus mengingat rasa kesalnya sehingga ia tidak ingin membalas senyum devil sialan itu.

Roxanne menoleh ke arah lain sehingga ia dapat melihat Arthur dan dennis yang sedang berbincang seraya menatap Roxanne. Tunggu. Apa yang sedang mereka bicarakan? Apa mereka sedang membicarakanku? Roxanne semakin berkutat dengan pikirannya saat melihat Arthur yang berjalan ke arahnya.

"Hei," sapa Arthur kemudian duduk di sampingnya.

"Hei," balas Roxanne dengan tersenyum.

Well, karena sebelumnya ia juga sudah mengenal pria ini, jadi mereka terlihat sudah akrab. Mereka terlibat obrolan ringan dan sesekali Roxanne tertawa saat Arthur menceritakan sebuah lelucon dengan tingkah konyolnya.

*****

Felix melihat segalanya. Jujur saja, tadinya ia memang sedang terkekeh geli saat Roxanne tidak membalas senyumnya dan lebih memilih memandang hal lain.

Tapi, baru saja beberapa detik Felix tidak mengawasi Roxanne, Arthur sudah menghampiri wanitanya. Bahkan, setelah Felix terus mengamatinya, mereka malah terlihat sangat-sangat akrab. Lebih akrab daripada saat Roxanne bersama edric tadi. Felix mengira-ngira apa yang sedang mereka bicarakan hingga Roxanne tergelak seperti itu.

"Dude, perhatikan dagingnya!" Dennis menyenggol bahu Felix dengan sengaja. kesal, Felix menoleh pada Dennis.

"Kau saja yang melakukan ini." Felix menyerahkan alat pemanggang yang ia gunakan pada Dennis.

"Eh, tidak tidak. Kau harus menyelesaikannya."

"Kau saja. Kau yang bisa melakukan ini."

"Tidak. Kau lebih baik dariku. Lagipula sepertinya kulihat kau sangat menikmati kegiatanmu. Jadi, sebaiknya lanjutkan saja sampai selesai." Kekeh Dennis, menjauhi Felix setelah berbisik "Kau adalah pria pujaannya" dan mengerlingkan sebelah matanya. Namun, Felix tidak memerhatikan kalimat ambigu Dennis.

Felix sedang mencari keberadaan Justin yang biasanya melakukan pekerjaan ini seperti saat mereka melakukan pesta di rumahnya dulu. Ia berniat meminta bantuan pria itu untuk melanjutkan pekerjaan ini sementara dia bisa menemani Roxanne di sana. Ralat. Tepatnya, mengusir Arthur. Saat ia hendak memanggil Justin, Edric menghampiri Felix dengan segelas anggur di tangannya.

"Aku sudah selesai. Kau perlu bantuanku?" tanya Edric seraya menyesap anggurnya.

Felix menoleh dan menatap Edric dengan tampang senangnya."Benarkah?"

"Tentu saja tidak." Edric tergelak sementara Felix lagi-lagi harus meggeram kesal dengan sikap temannya itu.

"By the way, kau beruntung, Jullian." Edric tersenyum. "Dia menyukaimu." Lanjutnya.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang