35. Crazy For You

1.8K 143 0
                                    

Now playing: Shawn Mendes - If I Can't Have You

"Cepat katakan apa maumu!?" Roxanne kesal karena ia sudah kalah. Bahkan tidak hanya satu kali. Mereka sudah bermain sebanyak tiga kali dan tidak satupun kemenangan yang Roxanne dapat.

            Felix hanya tertawa melihat Roxanne yang sedang cemberut. Mereka sedang berada di dapur dan felix duduk di kursi meja bar. "Ini hanya sebuah permainan dan kau sudah marah marah seperti ini," kekeh Felix.

            "Kau tidak membiarkanku menang!" Roxanne semakin kesal.

            "Oh kau ingin menang, ya? Kau tidak mengatakannya, sih."

            Roxanne menatap felix tidak percaya. Felix malah tergelak. Ayolah, mana bisa Roxanne mengatakan padanya kalau ia ingin menang. Seharusnya pria itu tahu kalau Roxanne ingin menang makanya ia menerima taruhan sialan itu.

            "Aku terima kekalahanku asal kau tidak meminta yang aneh-aneh," kata Roxanne kemudian. Felix menghentikan tawanya. Sebenarnya, ia belum memikirkan apa yang ia inginkan jika menang.

            "Benarkah? Baklah." Felix berpikir apa yang ia inginkan sekarang. Yang tidak aneh-aneh kata Roxanne.

            "Ini bukan permintaan aneh. Secara universal, permintaan ini sederhana bagiku," felix hendak menyelesaikan kalimatnya. "Sudah, katakan saja," desis Roxanne.

            "Baiklah, baiklah. Kau tidak sabaran sekali,"

             "aku ingin kau menuruti semua keinginanku. turuti  saja apa yang kumau. sederhana, kan?" Felix mengatakannya dengan bangga.

            "Bagaimana bisa kau menyebutnya sederhana?!"  Roxanne tercengang mendengar permintaan Felix. "Bagaimana jika nanti kau menyuruhku melakukan hal aneh atau apapun itu, itu jelas tidak sederhana dan itu permintaan aneh, felix, kau harus mengatakannya dengan jelas," gerutu Roxanne.

            "Ya ampun, aku tidak bisa menginginkan hal yang lain, karena itu tidak akan menguntungkanku," kata Felix dengan santai. "Kenapa harus menguntungkanmu?" kesal Roxanne.

            "Karena aku yang memenangkan permainan tadi, dan sudah pasti pemenangnya harus diuntungkan," jawab Felix.

            Roxanne menggeram. Bisa-bisanya Felix mengambil kesempatan dalam kesempitan itu. Roxanne menyesal ia menerima tantangan sialan itu. Akhirnya, ia menyerah dan dengan berat hati ia menyanggupi permintaan Felix.

            "Kau mau masak lagi, ya?" tanya Felix yang melihat Roxanne mengeluarkan bahan masakannya.

            "Hm," gumam Roxanne. Felix yang mendengarnya pun tergelak dan menghampiri Roxannne. "Kau marah padaku, ya?" tanya felix sambil mendekap Roxanne dari belakang. Tidak ada penolakan dari Roxanne bahkan wanita itu tetap asyik dengan kegiatannya sendiri.

            Felix tertawa dengan suara rendah di belakangnya. Roxanne dapat merasakan hembusan nafas Felix. Astaga, ia tidak bisa membiarkan pikiran dan aktivitasnya goyah hanya karena mendengar Felix yang tertawa dengan suara rendahnya yang terdengar sangat seksi.

            "Hentikan, felix," desis Roxanne menghentikan ciuman Felix di sekitar lehernya. "For heaven sake, Felix! Biarkan aku masak dulu." kata Roxanne dengan meninggikan suaranya dan melepaskan kaitan tangan Felix yang melingkar di perutnya.

            "Baiklah. Baiklah." Felix menyerah kemudian ia membalikkan badan Roxanne untuk menghadapnya. "Tapi jangan marah padaku lagi, please," Felix memohon dengan nada memelasnya. Roxanne mengangkat satu alisnya, mengangguk-angguk. Ia sebenarnya tidak marah pada Felix. Untuk apa ia marah berkepanjangan. Felix tersenyum dan mengecup dahi Roxanne kemudian meninggalkan Roxanne dan membiarkan wanita itu memasak.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang