14. Felix is in love

2.6K 187 1
                                    

Now playing: MNEK ft. Hailee Steinfeld - Colors

"But since you came along, I'm light as a feather,
You give me something incredible, sensational, baby"

            Ah, I miss her so much, pikir Felix setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia menyenderkan kepalanya di kursi kebesarannya dan memutarnya.

            Bagaimana Felix tidak merindukan wanita itu. Seharian kemarin, Felix harus bekerja di kantor seharian dan menjalani berbagai macam rapat. Ia tidak mungkin meninggalkan tanggung jawabnya. Alhasil, ia tidak bisa menemui Roxanne. Hanya untuk mengirimi pesan atau meneleponnya saja, Felix tidak bisa melakukannya. Bahkan, ia pun menginap di kantornya untuk semalam. Dan, pagi ini masih ada 1 rapat lagi yang harus ia pimpin.

            Felix menghela napasnya dengan kasar. Ia berniat menghubungi Roxanne, sebelum seseorang mengetuk pintunya. Sekretarisnya datang kemudian menundukkan kepalanya.

            "Tuan Jeffrey datang ingin menemui Anda, Sir," katanya yang kemudian diangguki oleh Felix.

            "Sepertinya kau masih sibuk," ucap Jeffrey.

            "Tidak, aku sudah menyelesaikan semuanya. Ada apa, Kak?" Tanya Felix.

            Jeffrey berjalan menuju sofa panjang dan duduk disana dengan menyilangkan kakinya dengan santai.

            "Coffee first, brother," ucap Jeffrey dengan mengedipkan sebelah matanya. Felix yang melihat sikap kakaknya itu, segera menghubungi staff dan menyuruhnya untuk membawakan secangkir kopi dan beberapa camilan.

            "Kita bisa bicara sambil menunggu, Kak," ucap Felix. "Ada apa? Karena setauku kau sangat sangat jarang menginjakkan kakimu di perusahaan," lanjut Felix.

            "You know me so well, brother," kekeh Jeffrey. Ia memang jarang menginjakkan kakinya di perusahaan. Bahkan, ia menolak ayahnya ketika ayahnya meminta Jeffrey untuk menjadi penerusnya. Jeffrey merasa tidak pantas untuk pekerjaan dengan berbagai macam tanggung jawab itu.

            "Hm, jadi?" Tanya Felix tidak sabaran. Ia merasa kakaknya ini ingin berbicara dengannya masalah yang penting. Kalau tidak penting, mana mau kakaknya mencarinya sampai di kantor.

            "Jadi –" kalimat Jeffrey terpotong dengan suara ketukan pintu dan staff yang membawakan nampan berisi secangkir kopi dan beberapa toples camilan itu.

            Felix merasa kesal. Kakaknya ini sedang mengulur-ulur waktunya rupanya. Jeffrey yang melihat kekesalan Felix yang nyengir dan mencondongkan tubuhnya begitu staff itu keluar ruangan.

            "Tentang Roxanne," ucap Jeffrey dengan tenang. Ia sengaja menggantungkan kalimatnya untuk melihat reaksi Felix.

            Felix hanya terdiam. Tubuhnya seketika kaku mendengar nama Roxanne disebut. Ada apa dengan Roxanne?

            "Jangan terlalu kaku begitu, brother. Tenang saja, aku tidak akan merebutnya darimu. Aku hanya ingin bertanya padamu yang mana tentu saja pertanyaan ini berhubungan langsung dengannya, dan –"

            "Tanyakan saja, Kak. Kau membuatku pusing," potong Felix tiba-tiba.

            "Hm, apa kau benar-benar serius dengannya? Maksudku, aku dengar kau baru beberapa hari berkenalan dengannya, dan tiba-tiba saja kau ingin menikahinya? Apa tidak terlalu cepat bagimu?"

            "Tentu saja tidak," jawab Felix dengan cepat. Ia merasa yakin dengan pilihannya untuk menikahi Roxanne.

            Melihat reaksi kakaknya yang tampak belum memercayaiya itu, Felix hanya menghela napasnya kemudian berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam sakunya. Ia berjalan menuju jendela besar yang memperlihatkan pemandangan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Ia terdiam sebentar.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang