7. Confession and Rejection

3.4K 216 3
                                    




Malam ini, mood Felix semakin meningkat saja. Tadinya, Felix ingin pulang ke mansionnya sendiri. Tapi, ayahnya menyuruhnya pulang ke mansion ayahnya. Mungkin masalah pekerjaan, pikir Felix.

Omong-omong masalah pekerjaan, beberapa hari ini Felix memang tidak mengurusnya. Entah karena ada masalah yang lebih penting dari pekerjaannya atau karena ia tidak fokus. Dan sepertinya ayahnya akan menegur masalah kinerjanya malam ini.

Felix sedang berada di ruang keluarga menonton televisi. Tiba-tiba, kakaknya datang.

"Selamat malam, Tuan Felix," sapa kakaknya dengan tawa menggelegar.

"Hey, kapan kau pulang? Kenapa tidak mengabari?" Tanya Felix. Ia mematikan televisinya.

"Tadi sore, tapi kau tidak ada di rumah, kemana?"

"Biasa. Club," jawab Felix sambil tersenyum. Kakaknya, Jeffrey, merasa aneh melihat senyum adiknya itu.

"Ada apa denganmu?" Tanya Jeffrey.

"Memang ada apa denganku, kak?" Felix mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"Come on. I know you since we're childhood, my brother. And you just showed me the smile which I've never seen before, what is it, bro?" Tanya Jeffrey. Felix hanya tertawa. Kemudian, ia menghela napas sebelum bercerita tentang Roxanne, wanita yang ia sukai.

"Jadi, kau menyukainya, ya?" tanggap Jeffrey.

"Ya, begitulah, aku juga baru pertama kali ini merasakannya, dan sebenarnya aku masih tidak terlalu paham denganku sendiri," jelas Felix.

"Well, setidaknya jika memang nanti kau mencintainya, tolong seriuslah, Felix. Memang ini adalah yang pertama kalinya untukmu. Jika kau memang mencintainya, pertahankan," jelas Jeffrey kemudian. Felix hanya tertegun mendengarkan kakaknya yang memberinya nasehat itu.

Tiba-tiba, ayah dan ibu Felix menghampiri mereka berdua yang sedang asyik mengobrol.

"Felix," panggil Ayahnya. "Kau tahu bukan maksud Ayah memanggilmu kesini?" lanjutnya. Felix mengerutkan dahinya. Tentu saja ia tahu.

"Tentu saja, Dad. Aku sangat menyesal, tidak seharusnya aku meninggalkan pekerjaanku di saat perusahaan kita sedang melakukan project besar-besaran, aku minta maaf, Dad," jelas Felix panjang lebar.

Ayah dan ibunya saling bertukar pandang membuat Felix dan Jeffrey tidak mengerti. "Kami bukan ingin membicarakan masalah itu, Son," kata ibunya. Felix menegakkan badannya menunggu orang tuanya menjelaskan.

"Kau tentu sudah mengerti Daddymu ini sudah tua, Son. Dan ia mengalihkan semua pekerjaannya padamu. Walaupun kau harus bertanggung jawab masalah pekerjaan di perusahaan, bukan berarti kau juga tidak peduli masalah pernikahan. Daddy dan Mommy ingin kau segera menikah dan memiliki keturunan, Son," jelas ibunya tanpa basa-basi yang panjang sambil tersenyum lembut.

Felix masih diam di tempatnya. "Daddy sudah memiliki kenalan yang mempunyai seorang gadis cantik, Son. Mungkin, kau bisa mencoba untuk berkenalan dengannya besok," kali ini ayahnya yang berbicara.

Felix menghela napasnya gusar. Apa-apaan ini, ia sungguh tidak ingin melakukan perjodohan. Namun, ia belum pernah menolak perintah ayah dan ibunya. Apa yang harus ia lakukan? Di lain sisi juga, ia sudah menyukai seorang wanita.

"Maafkan aku, Mom, Dad," kata Felix. "Bukannya aku tidak menghargai keputusan kalian ini. tapi, sungguh, aku tidak bisa melakukan perjodohan ini," lanjutnya.

"Apa alasanmu, Son? Setidaknya berikan kami alasan yang jelas untuk menolak perjodohan ini," kata ayahnya. Felix bingung harus menjawab apa. Ia menghela napas panjang sebelum menjawab.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang