Roxanne dan felix segera turun ke bawah. Saat mereka hampir sampai di ruang makan, Roxanne berusaha melepaskan gandengan tangan Felix. Tentu saja Roxanne aka malu lagi jika Felix bersikap seperti ini. Tak perlu lama usahanya melepaskan gandengan tangan itu berhasil. Felix sempat menoleh pada Roxanne, namun Roxanne sudah berlalu masuk ke dalam dan mengambil tempat duduk seperti biasa. Akhirnya, felix juga masuk dan duduk di samping Roxanne.

"Selamat pagi, Felix, Roxanne," sapa ayahnya begitu mereka duduk.

"Pagi, dad," jwab mereka berdua.

"bagaimana tidurmu, Felix?" tanya ayahnya pada Felix. "Terlalu nyenyak, dad," jawab felix dan ayahnya tertawa.

"Aku sempat mengira kau akan tidur sekamar dengan felix," ucap ayahnya. Agathe, Victoria, dan Jeanette sudah duduk juga di sana.

"Tadinya memang aku ingin, tapi sepertinya aku akan menahannya sedikit lebih lama lagi," felix tertawa.

"Daaadd," Roxanne mencoba memperingati ayahnya. Ayahnya jadi sering membicarakan hal-hal yang terlalu vulgar sekarang. "Iya, Roxanne. Iya, yasudah, ayo kita makan," ajak Ayahnya kemudian. Akhirnya, mereka makan dalam keadaan diam. Kadang-kadang, Agathe mengambilkan lauk untuk Felix dan suaminya. Kadang-kadang juga, Roxanne yang mengambilkan lauk yang diinginkan Felix. Seperti saat ini.

"Ah, aku jadi semakin berharap aku bisa sarapan dengan Roxanne seperti ini tiap hari," gumamnya kemudian. Roxanne yang mendengarnya langsung melototinya dan menyenggol sikunya. Adrien dan Agathe hanya tertawa melihat Roxanne dan Felix seperti itu.

"aku tebak kau sudah pernah mencicipi makanan hasil masakannya," ucap Victoria kemudian. "Tentu saja, saat itu aku sakit, dan Roxanne –" kalimat Felix yang ingin menjelaskan saat itu Roxanne menginap di rumahnya segera terpotong karena Roxanne memukul lengan Felix. Mereka amlah tertawa karena Roxanne yang sedari tadi hanya bersikap kasar pada Felix.

"Kau seharusnya jadi wanita yang lembut dan penyayang, kak, bisa-bisa kak felix malah pergi darimu," cetus Jeanette kemudian. "Aku tidak peduli, terserah dia saja," hanya itu jawaban yang Roxanne ucapkan.

"Sudah-sudah, dasar kalian ini," agathe melerai mereka semua dan kembali makan. Akhirnya, mereka semua pun menyelesaikan acara sarapan mereka.

"Ayo, aku antar saja," Felix menawarkan tumpangan pada Roxanne. "Eh, aku tidak menerima penolakan, sayang," lanjutnya ketika Roxanne hendak menolak tawaran Felix. Ia mengernyitkan dahinya.

"Kau memaksaku, Felix," ucap Roxanne memutar kedua matanya. "Hm, tidak tidak, itu bukan pemaksaan, aku hanya ingin mengantarmu saja, jadi aku sedang mengutarakan keinginanku," kata Felix. Roxanne memutar kedua matanya.

Saat ini mereka sedang duduk di ruang keluarga. Mereka hanya berdua karena semua orang sudah pergi. Orang tua Roxanne sedang olahraga bersama tadi pagi dan belum kembali ke mansion.

"Baiklah, baiklah," Roxanne akhirnya menyerah. Ia tidak ingin berdebat panjang dengan Felix karena pria ini harus berangkat kerja ke kantornya sekarang. Bisa-bisa Roxanne jadi alasan pria ini terlambat bekerja.

"Good. Ayo kita berangkat sekarang," Felix menggandeng tangan Roxanne lagi menuju mobilnya di luar. Setelah membukakan pintu untuk Roxanne, ia segera menuju kursi kemudinya dan masuk ke dalam. Ia segera melajukan mobilnya. Saat keluar dari gerbang, mobilnya berpapasan dengan orang tua Roxanne. Felix yang melihatnya kemudian menglakson dan orang tua Roxanne melambaikan tangannya kea rah mobil Roxanne.

"Kalian semakin akrab saja," ucap Roxanne. "Tenang saja, sayang. Aku tidak akan merebut orang tuamu, astaga, kau terlalu pencemburu sih," kata Felix kemudian ia tertawa.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Where stories live. Discover now