Felix menunggu Roxanne masih di tempat yang sama. Tak lama, Roxanne turun dan mengulurkan tangannya yang sudah ada beberapa celana untuk renang. Felix mengambilnya dan memilihnya.

            "Aku ambil yang ini saja. Dimana kamar mandinya?"

            "Di dekat dapur di sana," Roxanne menunjukkan lokasi dengan jari telunjuknya dan Felix langsung berjalan menuju tempat yang dituju.

            Felix segera mengganti pakaiannya. Tidak memakan banyak waktu karena ia hanya perlu melepaskan pakaiannya dengan cepat dan menggantinya dengan celana renang ketat yang panjangnya hanya sampai lutut. Felix pun keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kolam renang dimana disana sudah ada Roxanne yang sedang duduk di pinggir kolam.

            Roxanne menoleh ke arah Felix. Ia tercengang melihat pemandangannya di depan. Ia melihat Felix yang topless, menggunakan celana renang milik kakaknya. Astaga, Felix terlihat sangat... sexy. Ia tidak menyangka harus berpikiran seperti itu walau ia sendiri tidak menyangkalnya. Perutnya dihiasi dengan otot sixpack—ya dan otot kedua lengannya menonjol walaupun tidak terlalu besar. Sangat pas. Begitu sempurna.

            "Aku tau apa yang kau pikirkan, sayang," Felix sudah berada di depannya. Tepatnya, duduk di sampingnya dan membisikkan sesuatu padanya. "Kau juga sexy, kau tahu," katanya.

            Roxanne seakan sadar dari imajinasi liarnya dan langsung memerjapkan matanya. Tapi, ia malah merasakan pipinya yang memanas. Oh, bagus. Sekarang, ia sudah seperti wanita nakal di sini. Berpakaian bikini dan menatap felix seperti macan betina yang ingin menerkam mangsanya. Roxanne buru-buru menggelengkan kepalanya.

            Felix sudah masuk ke kolam dan berenang menjauhi Roxanne. Roxanne memang tidak berniat untuk berenang. Tadi, kan, dia cuma salah kalimat. Akhirnya, ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa disini. Hanya duduk menatap Felix yang sedang berenang.

            Roxanne melihat pelayan mengantarkan beberapa camilan dan Roxanne segera mengambilnya. Ia duduk di pinggir kolam kembali sambil memakan cookies yang ia bawa. Felix berhenti berenang dan berhenti di depan Roxanne.

            "Aku mau," ucap Felix.

            "Ambil saja, kau kan tidak perlu membayarnya," Roxanne berusaha untuk tidak menatap felix dan bersikap bodo amat.

            Felix tertawa. "Tidak, tidak. Aku mau kau yang menyuapi aku," kata Felix. Felix terus mendekat pada Roxanne dan melebarkan mulutnya seperti anak kecil yang sudah siap untuk diberi makan oleh ibunya.

            "Kau bukan anak kecil, Felix, dan kau tidak sedang sakit, kan," Roxanne tetap memakan cookies-nya. "Oh, jadi aku harus sakit dulu baru kau akan bersikap manis padaku, begitu?" Roxanne hanya mengedikkan bahu menanggapinya.

            Roxanne kira Felix sudah menjauh karena Felix tiba-tiba saja menyelamkan diirnya sendiri. Tapi, tiba-tiba....

            AAAAKKK!

            Roxanne menjerit ketika Felix muncul secara tiba-tiba dan menarik Roxanne. Walaupun Roxanne bisa berenang, namun secara reflex tentu saja ia akan mengalungkan kedua kakinya pada pinggang felix karena ia sedang memakan cookies-nya.

            "KAU GILA!" jerit Roxanne. Felix hanya tertawa.

            "itu akibatnya karena kau tidak menuruti anak kecil ini, sayang," ucap Felix di dekat telinga Roxanne dan tangannya meremas bokong padat Roxanne. Roxanne terkesiap dan melotot pada Felix.

            "FELIX!" Roxanne kembali berteriak dan memukul pundak Felix. Ia meronta dan meminta untuk diturunkan. Tapi, apa daya ketika tangan Felix terus mengunci pergerakan Roxanne.

            "Tidak apa jika kau tidak ingin menyuapiku, aku akan memakannya darimu," Felix menyeringai dan itu pertanda yang buruk. Sangat buruk. Roxanne berhenti meronta dan mencerna o Felix. Oh, tidak tidak. Jangan di sini. Jangan saat seperti ini. Bagaimana jika ada orang yang melihat mereka saat ini. Roxanne panic setengah mati. Tapi, ia tidak bisa melakukan apapun.

            Felix memagut bibir Roxanne dan beusaha membuka bibir Roxanne yang terasa manis akibat cookies yang dimakannya. Felix melilitkan lidah mereka dan menikmati sisa cookies disana.

            Roxanne sudah tidak bisa berpikir apapun. Ia mengalungkan lengannya di leher Felix setelah menjatuhkan cookies-nya ke dalam kolam. Roxanne ikut menikmati apa yang dilakukan Felix.

            Tangan Felix berpindah ke pinggang Roxanne dan mendekapnya. Roxanne yang merasakan tangan Felix yang berada di pinggangnya, berusaha mengetatkan kakinya yanga melingkar di pinggang Felix. Seolah ia takut akan terjatuh dari pelukan Felix. Tangan Roxanne meremas rambut Felix dan Felix semakin gencar melumat bibir Roxanne.

            Karena mereka terlalu larut dalam ciuman panas mereka, mereka tidak akan menyadari seorang gadis berdiri di depan jendela mengamati apa yang Roxanne dan felix lakukan di kolam. Ia sudah berdiri di sana sejak Felix menarik Roxanne ke kolam dan terus mengamati apa yang pasangan itu lakukan. Saat Felix menciumnya, gadis itu terkejut dan menjatuhkan gelasnya yang berisi orang juice dan membasahi karpet. Ia membelalakkan matanya. Tiba-tiba, seorang pria memanggilnya.

            "Jeannette? Apa yang sedang kau lakukan disana? Kau seperti sedang –" Victor yang langsung menoleh ke arah pandang Jeanette ikut terkejut dan mulutnya membentuk huruf 'O'.

            "Oh, astaga, mereka benar-benar tidak tahu malu," protes Victor. Ia hendak keluar, namun Jeanette menahannya. "Biarkan saja, Kak. Biarkan mereka bersenang-senang sedikit. Kau terlalu kolot jika sampai menghentikan aktivitas panas mereka," Jeanette tertawa.

            "Seperti kau sudah pernah melakukannya saja," sindir Victor. Jeanette langsung berhenti tertawa dan terkejut dengan perkataan kakaknya. Jeanette langsung melesat meninggalkan kakaknya.

            "Ada apa dengannya? Apa aku salah kalimat?" Victor mengedikkan bahunya dan menyusul Jeanette.

            Akhirnya, entah setelah beberapa menit lamanya, Felix menghentikan ciuman panas itu dan menempelkan keningnya pada kening Roxanne. Mereka sama-sama terengah dan tersenyum lemas.

            Felix berjalan menuju tangga masih dengan menggendong tubuh Roxanne dan membawa tubuh mereka keluar dari kolam renang. Ia mendudukkan Roxanne di tempat duduk yang tersedia dan memasangkan jubah kimono putih milik Roxanne pada tubuh Roxanne. Tak lupa, ia juga mengambil handuk untuk mengeringkan rambut Roxanne.

            "Aku bisa sendiri, felix," Roxanne mengambil alih handuk yang sedang digunakan Felix untuk mengeringkan rambut Roxanne. Felix hanya tersenyum dan ia sendiri melilitkan handuk di pinggangnya dan membiarkan bagian atas tubuhnya tanpa handuk.

            Mereka berjalan berdampingan kembali masuk ke dalam mansion. Sembari mengobrol dan bersenda gurau, felix melingkarkan lengannya di pinggang Roxanne. Roxanne sendiri tidak menolaknya karena ia juga merasa nyaman dengan perlakuan Felix. Seakan menghangatkan tubuh Roxanne saat ini.

            Saat mereka masuk ke dalam, mereka terkejut saat tiba-tiba mereka mendengar suara dehaman dan tawa yang keras. Sontak mereka melihat ke arah suara dan betapa terkejutnya mereka saat mereka melihat Jeanette dan Victor sudah di sana dan menatap mereka dengan tatapan 'aku sudah tau apa yang kalian lakukan' dan 'kausudah tertangkap basah, kak'. Oh, tidak!

To be continued
********
Follow my instagram:
iamvee29
Follow my twitter:
aviorfw
And don't forget to tap the ⭐️

Much love,
VieVie💥

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Where stories live. Discover now