"Jadi, apa yang kau lakukan disini, felix?" tanya Roxanne kemudian. Felix melihat kea rah lain dan mengedikkan bahunya. Kemudian, ia menoleh pada Roxanne lagi.

            "Just missing you," katanya.

            Roxanne menelan ludah. Mendengar Felix mengatakan tiga kata simple, tapi bermakna dalam. "Kau berlebihan, Felix. Kita baru saja bertemu kemarin," Roxanne tertawa dengan hambar. Berusaha untuk menenangkan degupan jantungnya.

            "Tapi aku serius, Roxy," Roxanne menoleh lagi pada Felix mencoba menatap matanya dan mencari kebohongan di sana dan kenapa ia tidak menemukannya. Oh, astaga. apa hanya ia yang merasakan adanya tatapan intimidasi dari Felix.

            Terjadi keheningan diantara mereka dan situasi ini cukup membuat canggung bagi Roxanne. Felix masih saja menatapinya dengan aneh. Bahkan, Felix sampai harus memiringkan badannya dan menumpukan dagunya pada tangannya hanya untuk menatapi Roxanne.

            "Aku ingin berenang," tiba-tiba saja Roxanne mengatakan kalimat itu. Tapi, bukan itu yang ingin ia katakan. Roxanne memejamkan matanya karena merasa dirinya salah mengucapkan kalimat.

            Felix mengangkat kedua alisnya. Ia tahu Roxanne merasa tidak nyaman karena Felix terus menatapinya. Padahal, Felix menatapinya karena entah kenapa hari ini Roxanne terlihat cantik dan Felix tidak ingin berhenti menatapinya.

            "Kau ingin berenang?" tanya Felix. Roxanne mengangguk dengan cepat.

            "Ya, hm, aku....aku ke atas dulu, aku ganti baju dulu," kata Roxanne dan langsung berlalu menuju kamarnya.

            Felix hanya menatap Roxanne yang berlalu dengan aneh. Namun, felix berusaha menghiraukannya dan memakan camilannya.

            Tak lama, Roxanne turun dan sudah mengenakan jubah putihnya. Felix berpikir mungkin Roxanne mengenakan bikininya di balik jubah putih itu. Felix menatap Roxanne dan menyeringai. Ia menyenderkan bahunya dan merentangkan tangannya di sana. Roxanne menoleh pada Felix.

            "apa?" tanya Roxanne. Ia berhenti di depannya tak jauh dari sofa.

            "Aku jadi ingin berenang," kata Felix. Felix berdiri dan menghampiri Roxanne yang terlihat semakin merapatkan jubahnya.

            "Si-si-siang-siang begini?" Roxanne tampak gugup melihat seringaian Felix.

            "Memang ada apa? Kau juga berenang, kan? Lagipula, ini sudah menjelang sore dan tidak begitu panas," felix melihat ke luar jendela dan memasukkan kedua tangannya pada saku celananya.

            Roxanne mengangkat dagunya berusaha menghilangkan rasa gugupnya. "Yasudah, tapi pakaianmu?" Felix masih mengenakan setelan jasnya yang masih rapi. Felix menunduk menatap tampilannya. "Oh, aku bisa pakai celana dalamanku,"

            Roxanne tercengang. Semudah itu pria ini mengatakannya? Celana dalamnya? Oh, tidak tidak. Melihatnya topless dengan celana boxernya saja ia tidak betah lama-lama, dan sekarang ia harus menatap pria itu dengan memakai celana dalamannya?

            "Hey?" Felix mencoba melambaikan tangannya di depan Roxanne. "Atau kau masih punya beberapa pakaian renang milik kakakmu?" tanya Felix. Roxanne tersadar dari lamunannya.

            "Oh? Ya, ya,  sepertinya, hmm aku ambilkan dulu kalau begitu," kata Roxanne sambil berlalu menuju kamar Victor untuk mengambil beberapa potong celana yang dapat digunakan Felix untuk berenang.

            Sejenak ia berpikir, untuk apa pria itu ikut berenang dengannya? Hish, menyebalkan saja. Hari ini mungkin adalah hari yang berat bagi Roxanne. Ia harus menahan sesuatu di dalam hatinya yang terus-terusan bergejolak. Roxanne tidak suka itu.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Where stories live. Discover now