14. Felix is in love

Start from the beginning
                                    

            "Kau tahu, Felix sangat sibuk sekarang, aku rasa ia bahkan bermalam di kantornya itu," keluh Joanna.

            Roxanne yang mendengarnya, entah kenapa merasa tidak tega mendengar Felix yang kerja sampai semalaman dan bermalam di kantor. Roxanne merutuk dirinya yang sudah salah paham pada Felix. Biasanya, pria itu selalu menghubunginya walaupun ia menjawabnya dengan jawaban singkat. Roxanne merasa itu bukan salahnya, karena saat ini ia juga sedang menata perasaannya pasca 'aksi nekat' Felix saat makan malam waktu itu.

            "Ella?" panggil Joanna. "Kau melamun saja, ada apa?" tanyanya.

            "Ah, maafkan aku, Mrs. Valeraine. Aku tidak apa-apa," jawab Roxanne.

            "Ella, kau terlalu formal padaku, kita kan sudah akrab, hm, bagaimana jika mulai sekarang, kau memanggilku 'mom'?" Roxanne menaikkan sebelah alisnya mendengar usul Joanna itu.

            Tapi, tanpa pikir panjang, Roxanne hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Okay, Mom," katanya.

            Perjalanan mereka terus diisi dengan perbincangan ringan, hingga akhirnya mobil mereka berhenti di sebuah pusat perbelanjaan yang besar. Sang supir membukakan pintu penumpang. Joanna dan Roxanne pun turun. Mereka berdua berjalan berdampingan. Roxanne mengaitkan lengannya pada Joanna.

            Setelah memasuki beberapa toko baju dan perabotan rumah, akhirnya mereka berencana untuk makan siang bersama. Namun, saat mereka hendak berjalan, ponsel Roxanne bordering. Ia melihat siapa yang meneleponnya. Ia menjauh sedikit dari Joanna. Joanna mempersilakannya untuk menjawab panggilan. Joanna yang lelah berjalan menuju sebuah kursi kayu panjang yang agak jauh.

            "Halo" jawab Roxanne.

            "My Roxy,"

            Roxanne sedikit tersenyum saat Felix memanggilnya dengan panggilan sayangnya itu. Tapi, sedetik kemudian, ia berdeham dan menunjukkan sikap cueknya lagi. Beruntung Felix tidak melihatnya saat ini.

            "Katakan, ada apa?" Tanya Roxanne.

            "sedang apa?"

            "Di mall"

            "Dengan siapa?"

            "Ehm, Ibumu,"

            "Benarkah?" Roxanne mengerutkan keningnya saat ia mendengar Felix yang menaikkan suaranya 1 oktaf. Saat ia hendak menjawabnya, Felix sudah menutup panggilannya.

            "Ada apa dengannya?" kesal Roxanne.

*****

Di saat yang bersamaan,

            TING! TING! TING!

            "Halo" sapa penerima panggilan.

            "MOM! GOD, untunglah kau segera menjawabnya, apa mom sedang bersama Roxanne?" Tanya Felix pada Joanna, si penerima panggilan.

            "Kau bahkan tidak menjawab sapaanku, dan langsung menanyakan itu? Sungguh anak yang berbakti," sarkas Joanna sambil menyilangkan kakinya.

            "Hehe, maafkan aku, mom, hm, bolehkah aku meminjam Roxanne sebentar? Hm?" Felix tampak memohon pada Joanna.

            Joanna terdiam sebentar. Sebenarnya, ia masih ingin menghabiskan waktu dengan Roxanne, tapi, sepertinya anaknya ini lebih merindukan Roxanne. Joanna terkekeh.

            "Dia milikmu, mom akan mengirimkan lokasinya," jawab Joanna.

            Joanna langsung mengirimkan lokasinya lewat pesan.

            "THANK YOU, MOM! I LOVE YOU SO MUCH! MUACH! I'LL BE THERE IN 5 MINUTES, DON'T TELL HER! BYE!" Felix tampak gembira dengan jawaban Joanna. Joanna hanya terkekeh dengan sikap anaknya itu dan menutup panggilannya.

            Joanna melihat Roxanne yang sedang mencarinya, kemudian ia melambaikan tangannya sebagai sinyal. Roxanne yang melihatnya segera mendatanginya.

            "Ella, tunggu di sini sebentar ya, mom ingin ke toilet sebentar," Roxanne menganggukinya dan duduk di kursi kayu panjang itu.

            Oh, maafkan aku, Ella, batin Joanna yang merasa bersalah karena tidak memberitahu Roxanne jika Felix akan kemari menjemputnya.

            Saat mendengar Roxanne sedang di mall, ia berpikir kenapa Roxanne tidak mengajaknya saja. Ia tidak ingin Roxanne pergi sendiri. Namun, beberapa detik kemudian, betapa terkejutnya saat ia mendengar Roxanne bersama ibunya sedang bersama. Tak berpikir panjang,ia langsung menutup panggilannya dan menghubungi ibunya.

            Saat sedang melakukan panggilan dengan ibunya, ia sedang terburu-buru membersihkan meja kantornya yang penuh dengan kertas-kertas. Ia langsung menyetir mobilnya sendiri, sesaat setelah ia mendapatkan izin dari ibunya. Beruntung, tempat itu tidak terlalu jauh dari kantornya.

            Akhirnya, ia tiba di depan mall itu. Ia masuk dan membiarkan petugas valet yang memarkirkan mobilnya. Ia mencari keberadaan Roxanne. Kata ibunya, ia sedang di kamar mandi untuk mengalihkan perhatian agar Roxanne bisa berdua denagn Felix. Ah, aku harus bersujud di depan ibuku nanti, pikirnya.

            Setelah berlarian cukup lama, ia menemukan Roxanne yang sedang duduk di kursi kayu panjang. Ia tersenyum dan berusaha agar tetap tenang. Menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

            "Apakah kau sendirian, Miss?" Tanya Felix di depan Roxanne yang sedang memainkan ponselnya.

            Roxanne mendongak dan tampak jelas bagaimana Roxanne terkejut saat mendapati Felix sudah di depannya.

            "Ba –bagaimana – kau?" Roxanne tergagap tidak melanjutkan kalimatnya.

            "Ah, tadi aku langsung menghubungi mom, makanya aku menutup panggilanmu, hehe, maafkan aku, Roxy," Felix seketika merasa bersalah karena sudah memutus paggilan mereka tadi.

            "Ehm," Roxanne berdeham. "So?"

            "Well, aku akan menebus kesalahanku, tentu saja,"

            "Dengan?" Tanya Roxanne.

            "Aku ingin menemanimu makan siang,"

            "Sepertinya, itu adalah rencana awalmu untuk mengajakku makan siang bersama, bukan kah begitu, Tuan Felix?" Roxanne melipat kedua tangannya di depan dadanya.

            Felix bertepuk tangan sambil tertawa. "Hm, you know me so well, Ora, proud of that," Felix malah menggodanya.

            Roxanne memutar kedua bola matanya. "Baiklah, eh, kita harus menunggu ibumu dulu," Roxanne mengedarkan pandangannya untuk mencari Joanna yang belum muncul juga.

            "Tidak perlu menungguku, Ella, kalian pergilah," kata seorang wanita separuh baya yang entah muncul darimana. Joanna tersenyum sambil mengatakannya.

            "Ah, baiklah, Mom," ucap Felix cepat dan langsung menggandeng tangan Roxanne. Roxanne menyuruhnya berhenti dengan alasan harus pamit pada ibunya terlebih dahulu. Namun, ia tidak mengindahkannya.

            Felix mengambil kunci dari petugas valet dan segera menuju mobilnya. Roxanne melepas tautan jemarinya dari Felix.

            "Kau menyebalkan!" kesal Roxanne kemudian langsung memasuki kursi penumpang di depan. Felix menghiraukannya dan ikut masuk ke dalam mobil.

            "But, you like it," goda Felix terkekeh.

To be continued
********
Follow my instagram:
iamvee29
Follow my twitter:
aviorfw
And don't forget to tap the ⭐️

Much love,
VieVie💥

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Where stories live. Discover now